Putin Telepon Jokowi, Bahas KTT G20 dan Isu Ekspor Gandum-Pupuk
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara melalui telepon dengan Presiden Joko Widodo membahas, antara lain, soal KTT G20 di Bali dan isu keamanan pasokan pangan dunia.
Oleh
MUHAMMAD SAMSUL HADI
·3 menit baca
AFP/MIKHAIL KLIMENTYEV
Presiden Joko Widodo berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam kunjungan ke Rusia di Kremlin, Moskwa, 30 Juni 2022.
MOSKWA, RABU — Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Joko Widodo berbicara melalui telepon, Rabu (2/11/2022), membahas, antara lain, Konferensi Tingkat Tinggi G20, dan membicarakan isu ekspor gandum Ukraina, serta produk pertanian dan pupuk Rusia. Pernyataan Kremlin, yang dikutip kantor berita Reuters, tidak menyebutkan soal kehadiran Putin dalam KTT G20 Bali, 15-16 November mendatang.
Sebelumnya, ketika memberikan keterangan pers seusai meninjau Indo Defence 2022 Expo & Forum yang digelar di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (2/11/2022). Presiden Joko Widodo mengungkapkan, dari 19 negara plus Uni Eropa yang menjadi anggota G20, tinggal tiga pemimpin negara yang belum menyampaikan konfirmasi kehadiran di KTT G20.
”Tinggal tiga yang belum (konfirmasi hadir). Nanti akan saya telepon untuk mengonfirmasi kedatangan beliau-beliau,” ujar Presiden Jokowi, Rabu siang. Presiden tidak merinci tiga negara yang belum memberikan konfirmasi kehadiran di KTT G20. Beberapa jam setelah pernyataan itu disampaikan, Kremlin merilis adanya pembicaraan via telepon antara Putin dan Jokowi.
Pembicaraan via telepon kedua pemimpin itu dilaporkan kantor berita Rusia, TASS. Seperti dikutip TASS, dalam pembicaraan tersebut, Putin menyampaikan kesiapan negaranya memasok gandum dalam jumlah signifikan ke negara-negara miskin tanpa ongkos sebagai bantuan kemanusiaan.
”Dalam konteks mendukung keamanan pangan dunia, Vladimir Putin memaparkan pendekatan-pendekatan fundamental Rusia dalam upaya mengimplementasikan kesepakatan paket Istanbul berkenaan dengan ekspor gandum Ukraina dari pelabuhan-pelabuhan Laut Hitam serta melepas ekspor produk pertanian dan pupuk Rusia ke pasar global,” demikian pernyataan Kremlin.
”Joko Widodo mendukung pendekatan tersebut,” sebut Kremlin.
AFP/ALEXANDER ZEMLIANICHENKO
Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Presiden Joko Widodo seusai konferensi pers bersama di Kremlin, Moskwa, Rusia, 30 Juni 2022.
Ukraina dan Rusia adalah negara-negara pengekspor pangan terbesar di dunia. Dalam tiga bulan terakhir, kesepakatan yang dimediasi PBB dan Turki menjamin keamanan ekspor pangan dari Ukraina ke pasar dunia sekaligus menghentikan blokade de facto Rusia pada jalur pelayaran melalui Laut Hitam.
Seperti telah dilaporkan, harga bahan pangan global menjadi pertaruhan setelah Rusia menangguhkan keikutsertaannya pada Kesepakatan Laut Hitam (Black Sea Initiative), akhir pekan lalu. Moskwa memutuskan, Sabtu (29/10/2022), menarik diri dari kesepakatan ekspor gandum via Laut Hitam untuk ”jangka waktu yang tak terbatas”.
Mereka beralasan tidak lagi mampu ”menjamin keamanan kapal-kapal sipil” yang berlayar di bawah kesepakatan tersebut menyusul serangan terhadap Armada Laut Hitam milik Rusia di Pelabuhan Sevastopol, Crimea. Rusia menuding Ukraina memanfaatkan pesawat-pesawat nirawak (drone) di jalur udara dan maritim koridor ekspor tersebut untuk menyerang kapal-kapal Armada Laut Hitam Rusia di Teluk Sevastopol, Sabtu dini hari.
Moskwa memperkirakan, salah satu dari pesawat-pesawat nirawak itu ditembakkan dari kapal sipil yang dicarter untuk mengangkut hasil pangan dari pelabuhan-pelabuhan di Ukraina. Kyiv tidak mengonfirmasi ataupun membantah tudingan tersebut. Sebelumnya mereka menyatakan, Angkatan Laut Rusia sebagai target militer yang sah.
AP PHOTO/OZAN KOSE
Foto udara yang diambil, Senin (31/10/2022), memperlihatkan situasi pelayaran di bagian selatan Selat Bosphorus, bagian dari koridor keselamatan kapal-kapal pengangkut gandum dan biji-bijian Ukraina berdasarkan kesepakatan yang dimediasi PBB dan Turki.
Putin dalam konferensi pers yang disiarkan televisi, Senin (31/10/2022), menyatakan, negaranya tidak menghentikan partisipasinya dalam kesepakatan ekspor pangan. ”Kami tidak mengatakan bahwa kami menghentikan partisipasi kami dalam operasi ini. Tidak, kami hanya mengatakan bahwa kami menghentikan sementara (dari partisipasi tersebut),” katanya.
Rusia kembali ke perjanjian
Dalam pembicaraan via telepon kepada Jokowi, Rabu, Putin juga menyampaikan informasi tentang situasi yang berkembang di jalur koridor maritim kemanusiaan di Laut Hitam tersebut. Kepada Jokowi, ia mengungkapkan, Rusia kembali mengimplementasikan kesepakatan ekspor gandum melalui jalur koridor Laut Hitam setelah menerima jaminan dari Ukraina tentang tidak digunakannya rute kemanusiaan untuk tujuan militer.
Langkah Rusia kembali mengimplementasikan kesepakatan ekspor pangan melalui Laut Hitam terjadi menyusul pembicaraan Putin dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Selasa (1/11/2022), dan pembicaraan konsultasi antarmenteri pertahanan kedua negara.
Dalam pernyataan tertulis, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, berkat bantuan PBB dan Turki, pihaknya memperoleh pernyataan jaminan secara tertulis dari Ukraina bahwa Kyiv tidak akan menggunakan koridor pelayaran yang aman atau pelabuhan-pelabuhan di Ukraina untuk menyerang Rusia.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan, menyambut "hangat” atas keputusan Rusia kembali berpartisipasi pada kesepakatan tentang koridor ekspor pangan tersebut. Kesepakatan ini dimediasi PBB dan Turki, Juli lalu. (AFP/REUTERS/MHD/WKM)