Gandeng Miliarder Arab Saudi-China, Musk Jadi Direktur Tunggal Twitter
Elon Musk menggandeng miliarder Arab Saudi dan China untuk mengambil alih Twitter. Mitra yang digandengnya termasuk Pangeran Alwaleed bin Talal, keponakan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulazis al-Saud.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
SAN FRANCISCO, SELASA — Elon Musk resmi menjadi direktur tunggal sekaligus pemegang saham terbesar perusahaan pengelola media sosial Twitter. Ia masih menunda sejumlah perubahan yang diinginkannya atas perusahaan itu. Manuvernya berhasil, antara lain, karena disokong keponakan Raja Salman bin Abdulazis al-Saud.
Twitter mendaftarkan perubahan direksi ke Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat, Senin (31/10/2022) siang waktu New York atau Selasa dini hari WIB. Langkah ini menjadi tanda perubahan awal Twitter selepas dibeli Musk dan kawan-kawannya.
Pekan lalu, setelah menuntaskan transaksi, ia memberhentikan jajaran direksi perusahaan Twitter. Twitter disebut harus membayar kompensasi puluhan juta dollar AS kepada setiap orang yang dipecat.
Sementara perubahan-perubahan lain, termasuk pengelolaan materi unggahan, belum dilakukan. Twitter pada era Musk akan terlebih dulu membuat Dewan Moderator Unggahan. Dijanjikan, dewan ini melibatkan orang dari berbagai latar belakang.
Belum ada pula perubahan terhadap akun-akun yang ditangguhkan atau dimatikan Twitter karena dianggap melanggar aturan. Pemblokiran akun Twitter, antara lain, dialami mantan Presiden AS Donald Trump terkait insiden amuk massa pendukungnya di Capitol Hill, Januari 2021.
Salah seorang mitra investornya dalam pengambilalihan Twitter, Jason Calacanis, mengejutkan khalayak lewat jajak pendapat. Ia bertanya, apakah pengguna Twitter mau membayar untuk mendapatkan tanda centang biru. Tanda itu menunjukkan pemiliknya telah terverifikasi.
Menanggapi jajak pendapat Calacanis, Musk hanya menyebutnya sebagai hal menarik. Musk memang pernah menyebut proses verifikasi pengguna akan diubah. Akan tetapi, ia tidak memaparkan lebih jauh rencana perubahan itu.
Berubah bentuk
Perubahan lain yang dinanti adalah bentuk lembaga. Pendiri dan mantan pemimpin Twitter, Jack Dorsey, menyebut Twitter seharusnya tidak menjadi perusahaan. Twitter seharusnya menjadi sejenis protokol kode terbuka yang didanai suatu yayasan. Meski mendanai, yayasan tidak memiliki protokol tersebut. Dorsey juga menyebut Twitter tidak bisa menjadi lembaga berbasis iklan.
Ia, antara lain, merujuk pada perkembangan Bluesky. Protokol itu diluncurkan beberapa hari lalu dengan tujuan mendesentralisasi jaringan media sosial. Meski menggunakan ide desentralisasi, BlueSky tidak berlandas teknologi data berkait atau blockchain.
Seperti pada jajak pendapat Calacanis, Musk hanya menyebut ide Dorsey sebagai hal yang menarik. Menurut dia, ide itu dapat dipertimbangkan.
Musk juga pernah menyatakan tertarik mengubah Twitter menjadi seperti WeChat. Alih-alih sekadar sarana pesan singkat, WeChat menjadi lokapasar, uang digital, dan media sosial.
Adapun mengenai pendapatan, Musk harus membawa Twitter menghasilkan hingga 10 miliar dollar AS sampai 2028. Dengan pendapatan sebesar itu, pembelian 44 miliar dollar AS oleh Musk dan mitranya bisa balik modal.
Gandeng mitra
Dalam mengambil alih Twitter, seperti dilaporkan Forbes dan Bloomberg, Musk tidak hanya mengandalkan kekayaan pribadi. Ia juga menggandeng sejumlah mitra untuk meyakinkan perbankan agar mau menyediakan dana pengambilalihan. Seperti dilaporkan Fortune, mitra Musk termasuk para pengusaha Arab Saudi dan China.
Selain Dorsey dan Calacanis, mitranya termasuk Pangeran Alwaleed bin Talal. Miliarder Arab Saudi itu menjadi pemegang saham terbesar kedua di Twitter setelah Musk. Kini, nilai saham Kingdom Holding Company (KHC) yang dikendalikan Alwaleed, keponakan Raja Salman bin Abdulazis al-Saud, mencapai 1,89 miliar dollar AS. Setidaknya 4 persen saham Twitter kini dikendalikan oleh KHC.
Sebelum Musk mengambil alih Twitter, KHC sebenarnya sudah mempunyai saham di Twitter. Selepas ikut terlibat pengambilalihan Twitter, porsi saham KHC bertambah.
KHC juga menggandeng Qatari Investment Fund (QIF) untuk menyokong proposal Musk. Konsorsium bentukan KHC menyediakan total 7,1 miliar dollar AS untuk mendukung proposal Musk.
Koalisi KHC dan QIF terjadi di tengah pembaikan hubungan Arab Saudi dengan Qatar. Beberapa tahun lalu, Riyadh dan sejumlah mitranya di Timur Tengah yang tergabung dalam Kuartet Arab memblokade total Doha. Mereka menilai Doha menjadi sumber masalah di kawasan. Pada Januari 2021, Arab Saudi dan Qatar menjalin rekonsiliasi.
Selain mengajak konsorsium KHC, Musk juga menggandeng mantan petinggi Twitter, Sriram Krishnan. Sebelum diajak bergabung oleh Musk, Khrisnan menjadi mitra di lembaga investasi milik Andreessen Horowitz. Belum diketahui peran apa yang dipegang Krishnan di Twitter.
Kehadiran Khrisnan di lembaga itu membuat sejumlah media India bersorak. Sebab, India tetap mempertahankan warganya di jajaran pejabat tinggi Twitter. Sebelum dipecat Musk pekan lalu, warga India bernama Parag Agrawal menjadi direktur pengelola (CEO) Twitter.
Dari China, proposal Musk disokong Changpeng Zao yang memimpin perusahaan perdagangan uang kripto, Binance. Perusahaan itu disebut menyetor 500 juta dollar AS untuk menyokong proposal Musk.
Alasan Zao, antara lain, adalah kemungkinan Musk mengubah Twitter menjadi perusahaan yang menyokong penggunaan uang kripto. Twitter juga disebut mendukung pelantar baru peramban internet atau dikenal juga Web3.
”Kami ingin memastikan kripto mendapat tempat di ruang pembahasan kebebasan berpendapat. Hal lain, kami ingin membantu Twitter masuk Web3 begitu pelantar itu siap,” kata Zao. (AFP/REUTERS)