Nusuk, Liberalisasi Industri Wisata Negeri Penjaga Tanah Suci
Pemerintah Arab Saudi gencar mempromosikan destinasi wisata baru sekaligus Nusuk, platform digital untuk memudahkan kunjungan. Semua aturan dimudahkan, termasuk beberapa hal yang dianggap “tabu” bagi sebagian umat Muslim
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·5 menit baca
KOMPAS/MAHDI MUHAMMAD
Menara Jam Mekkah berdiri megah di dekat Kompleks Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi. Pemerintah Arab Saudi menjadikan menara ini salah satu tujuan wisata untuk dikunjungi, tidak hanya bagi umat Muslim tapi juga wisatawan dari seluruh dunia.
Di hadapan ratusan pengusaha perjalanan haji dan umrah yang ada di seputaran wilayah Jabodetabek, Senin (24/10/2022), Kementerian Haji dan Umrah Pemerintah Arab Saudi memperkenalkan platform Nusuk, ujung tombak digitalisasi layanan mereka. Nusuk digadang-gadang tidak sekadar sebagai platform digital yang akan memudahkan calon jemaah umrah dan haji mendapatkan kebutuhannya, seperti visa, penginapan, hingga transportasi, tetapi juga berfungsi menjadi gerbang wisata baru ke wilayah Arab Saudi.
Alhasan Aldabbagh, Chief Marketing Officer Nusuk, mengatakan, platform ini akan memudahkan semua orang yang ingin beribadah dan berwisata ke Arab Saudi. Sebagai bagian dari perubahan besar dalam pelayanan jemaah umrah dan haji serta wisatawan, Pemerintah Arab Saudi mengembangkan sebuah mekanisme administrasi digital yang diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi semua, termasuk calon jemaah dan calon wisatawan.
Bahkan, untuk memudahkan ”calon tamu” di rumah dua tempat suci umat Islam, yaitu Mekkah dan Madinah, Nusuk telah dipersiapkan dalam bahasa Indonesia. ”Semua sangat memudahkan, terjangkau, dan bisa diakses oleh siapa pun,” kata Aldabbagh.
DOKUMENTASI PEMERINTAH ARAB SAUDI/NUSUK
Menteri Haji dan Umroh Arab Saudi Tawfiq F Al Rabiah (tengah, memegang mikrofon), memberikan penjelasan mengenai normalisasi ibadah umroh dan haji kepada wartawan di Jakarta, Senin (24/10/2022). Di saat yang sama, dia juga menjelaskan soal platform digital Nusuk yang diharapkan akan memberikan kemudahan bagi calon jemaah, baik rombongan maupun individu, untuk berkunjung ke Arab Saudi, dengan tujuan ibadah maupun berwisata.
GOOGLE MAPS
Peta lokasi Jeddah, Mekah, Medinah, dan Riyadh, di Arab Saudi
Platform itu tak sekadar menawarkan kemudahan administrasi, tapi juga menawarkan paket wisata dan bisnis bagi para jemaah. Wakil Presiden Nusuk Mossaab Hashem mengatakan, Pemerintah Arab Saudi tengah melakukan perbaikan dan pengembangan sejumlah kota atau wilayah yang dianggap akan menarik calon wisatawan baru ke Arab Saudi. Beberapa di antaranya yaitu ibu kota Riyadh dan gerbang wisatanya yang bernama Driyah, Al Ula, Jeddah dan KAEC, Al Ahsa, Hail City, Yanbu City, hingga calon kota baru NEOM.
Bahkan, menurut Hashem, di Mekkah, yang menjadi tujuan utama bagi umat Islam dunia dalam menunaikan rukun Islam, yaitu haji, Pemerintah Arab Saudi juga tengah melakukan revitalisasi berbagai lokasi yang bisa dijadikan destinasi wisata baru. ”Dipugar untuk menerima para tamu baru,” katanya.
Ketentuan baru
Aldabbagh mengatakan, sesuai dengan Visi Arab Saudi 2030, sektor pariwisata akan menjadi motor bagi pengembangan negara ini di masa yang akan datang. Platform yang dikembangkan hanyalah satu dari sekian banyak cara Arab Saudi mengembangkan sektor pariwisata.
Menurut Aldabbagh, mengutip data Pemerintah Arab Saudi, jumlah jemaah umrah asal Indonesia pada 2021 telah mencapai lebih dari 500.000 orang, masih di bawah angka 1,4 juta orang pada 2019. Namun, dia meyakini, dengan adanya platform Nusuk, angka itu akan meningkat.
KOMPAS/MAHDI MUHAMMAD
Wakil Presiden Nusuk Arab Saudi Mossaab Hashem di Jakarta, Senin (24/10/2022), memberikan penjelasan mengenai pengembangan dan pembangunan sejumlah daerah tujuan wisata di negaranya yang diharapkan memberikan kontribusi bagi pendapatan negeri kaya minyak tersebut
AFP/THOMAS SAMSON
Dari kiri ke kanan Kuwait Pro Cycling Team Polychronis Tzortzakis, Uno-x Pro Cycling team Martin Bugge Urianstad dan Anthon Charmig, dan Quick-Step Alpha Vynil Team Jannick Steimle, saat melaju pada etape kelima dan terakhir dari Saudi Tour di Kota al-Ula pada 5 Februari 2022.
Apalagi, Pemerintah Arab Saudi telah menghapus semua ketentuan administrasi dan kesehatan yang dipandang menghambat kehadiran para tamu di Arab Saudi. Ketua Amphuri (Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia) Firman M Nur, seusai bertemu dengan Menteri Haji dan Umrah Tawfiq F Al Rabiah, menyebut bahwa ketentuan vaksin meningitis telah dicabut seiring pencabutan semua aturan kesehatan. ”Kegagalan berangkat, seperti yang pernah terjadi, tidak akan terjadi lagi,” katanya.
Tidak hanya soal ketentuan kesehatan yang dipangkas oleh Arab Saudi, ketentuan bahwa calon jemaah perempuan harus ditemani wali atau mahramnya jika ingin menjalankan ibadah umrah juga telah dihapus. Kini, calon jemaah perempuan, termasuk yang masih belum berkeluarga, menurut Tawfiq, juga bisa menjalankan ibadah tanpa perlu khawatir. ”Sekarang, calon jemaah perempuan dapat menjalankan ibadah umrah tanpa mahram,” katanya.
Perubahan
Sejak dicanangkannya Visi Arab Saudi 2030 oleh Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) tahun 2016, banyak perubahan terjadi di negeri kaya minyak itu. Selain perubahan pada sebagian hak kaum perempuan, yang mulai bisa tampil di publik dan bekerja dalam berbagai sektor, Pemerintah Arab Saudi juga mulai memberikan kebebasan bagi para sineas untuk menampilkan karyanya di bioskop layar lebar. Dengan potensi 40 juta jiwa dan 2.600 layar bioskop, tentu saja ini menjadi lahan yang menarik untuk digarap.
Selain itu, Pemerintah Arab Saudi kini juga membuka ruang bagi para penggemar musik untuk muncul di ruang publik. Di akhir tahun 2021, festival musik MDLBeast Soundstorm 2021 berhasil menyedot pengunjung hingga 700.000 orang selama beberapa hari pelaksanaan. Yang hadir bukan hanya anak-anak muda Arab Saudi, melainkan juga para ekspatriat dan anak-anak muda dari negeri tetangga.
PHOTO BY NEOM / AFP
Sebuah gambar konsep yang dikeluarkan oleh perusahaan pengembang Kota NEOM, Selasa (26/7/2022) memperlihatkan pengembangan Kota NEOM yang menggunakan konsep The Line, membuat kota memanjang dari barat ke timur sepanjang 170 kilometer. Kota dengan lebar 200 meter ini dikonsepkan akan dikelilingi tembok kaca setinggi 500 meter.
Menteri Pariwisata Arab Saudi Ahmed al-Khateeb, dikutip dari laman Asharq Al Awsat, mengatakan, visi Arab Saudi menjadikan pariwisata sebagai salah satu pilar pembangunan ekonomi negara itu. Apabila kontribusi sektor pariwisata sebelum Visi Arab Saudi 2030 dicanangkan kurang dari 5 persen terhadap PDB, sekarang ditargetkan minimal 10 persen dari PDB.
Dia mengatakan, meski belum rampung, angka kunjungan wisatawan ke Arab Saudi hingga Juli 2022, dikutip dari kantor berita SPA, telah melebihi target, mencapai 121 persen. Diharapkan—hingga akhir tahun—angka ini terus bertambah hingga 65 juta wisatawan. Riyadh pun dengan yakin memproyeksikan pada tahun 2030 kunjungan wisatawan ke Arab Saudi mencapai angka 180 juta per tahun.
Platform Nusuk, seperti disebutkan Aldabbagh, adalah bagian dari upaya perubahan itu. Firman mengakui, meski banyak yang menilai platform ini sebagai pesaing perusahaan biro perjalanan karena calon wisatawan atau jemaah bisa mengurus keperluannya sendiri, pada saat yang sama hal ini membuka peluang baru untuk mengatur perjalanan wisata ke Arab Saudi. ”Disrupsi sekaligus peluang,” ujarnya.
Obyek wisata
Baik Aldabbagh maupun Hashem menawari calon jemaah dan calon wisatawan mengunjungi beberapa tempat yang pada beberapa tahun sebelumnya tidak bisa dikunjungi oleh mereka, seperti pabrik pembuatan kiswah (kain hitam yang menyelimuti Kabah) serta Makkah Royal Clock Tower yang berada tidak jauh dari kompleks Masjidil Haram.
Ibu kota Riyadh akan bersolek dengan pembangunan sebuah taman yang didesain menyerupai Central Park di New York. Taman yang akan dinamai Taman Raja Salman itu membentang di ruang seluas 13,4 kilometer persegi yang akan memiliki area seni, fasilitas olahraga dan hiburan, serta belasan hotel di dalamnya. Jeddah, sebagai salah satu kota besar Arab Saudi, juga akan bersolek dengan pembagunan Menara Jeddah yang memiliki ketinggian hampir 1 kilometer. Proyek yang menelan biaya sekitar 1,4 miliar dollar AS itu merupakan gabungan proyek hunian, apartemen, dan hotel.