Pebisnis dan Pakar Yakin Perang Cip AS terhadap China Akan Gagal
”Kongres kita bekerja dengan kecepatan politik,” kata Eric Schmidt, mantan eksekutif Google, dikutip ”The New York Times”, 28 Juli. ”Pemerintahan China bekerja dengan kecepatan komersial,” lanjut Schmidt.
Oleh
SIMON P SARAGIH S
·4 menit baca
Perang cip yang berlanjut di era Presiden Amerika Serikat Joe Biden terhadap China menuai keraguan dari pebisnis dan para pakar AS. Di sisi lain, reaksi China terhadap tekanan AS adalah dengan mempercepat kemajuan dalam teknologi cip dengan segala cara. Fakta empiris menunjukkan, China tidak bisa dihentikan dalam kemajuan industri cip.
Biden telah meluncurkan CHIPS and Science Act (CSA) dan mencoba meluncurkan ”Chip 4 Alliance”. Tujuannya, mencegat kemajuan China dalam pengembangan industri cip, termasuk mengajak Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan. Namun, masalahnya, CSA butuh 13 bulan pembahasan sebelum diundangkan pada Agustus 2022.
China telah mendahului langkah AS. ”Kongres kita bekerja dengan kecepatan politik,” kata Eric Schmidt, mantan eksekutif Google, dikutip The New York Times (28/7/2022). ”Pemerintah China bekerja dengan kecepatan komersial,” lanjut Schmidt. China memiliki motif bisnis dan geopolitik untuk berlari cepat.
Langkah China menggantikan pemasok juga terbukti cepat. Ketika Huawei dikenai sanksi pelarangan pengiriman cip oleh perusahaan AS, perusahaan ini sudah bisa mendapatkan pasokan dari Cambricon dan HiSilicon, menggantikan pasokan AS (NPR, 25 Maret 2021).
”Jika AS meredam pengiriman cip, para pembuat cip di luar AS dengan cepat membanjiri dengan pesanan dari China,” demikian dikutip BBC, 21 Agustus 2021. Bahkan, Huawei tetap saja menerima cip buatan AS yang diproduksi perusahaan afiliasi yang memiliki pabrik di luar teritori AS (Reuters, 7 Oktober 2022).
Mencari celah
AS juga melarang pakar AS bekerja di perusahaan China. Di Singapura, Steven Okun, CEO APAC, serta Advisors and Senior Advisor McLarty Associates, pada 13 Oktober, bertutur tentang pengelabuan undang-undang AS terkait China. Okun adalah mantan pejabat di era Presiden Bill Clinton dan pakar politik AS. Berbicara di forum American Club of Singapore, Okun mengatakan, AS tidak akan menghentikan apa pun, termasuk pengiriman cip AS ke China.
”Ada banyak warga AS berdarah China yang bekerja pada industri cip di China. Mereka bisa saja melepas status warga AS,” katanya. Atau para warga AS itu bisa saja terus melanjutkan pekerjaannya di China. Pelarangan perusahaan AS beroperasi di China bisa juga diatasi dengan pembentukan perusahaan di negara-negara seperti Singapura, lalu berinvestasi di China.
China akan bisa beradaptasi terhadap kontrol AS. Ada sejumlah orang cerdas di China, ada banyak insinyiur. Mereka akan melanjutkan inovasi. Mereka akan terus menggunakan teknologi.
The China Project, edisi 19 Oktober 2022, mewawancarai Rory Murphy, Wakil Presiden untuk Urusan Pemerintahan di US-China Business Council, dan Paul Triolo, Wakil Presiden Senior untuk Urusan China dan Kebijakan Teknologi di Albright Stonebridge Group, tentang efek CSA. ”China akan bisa beradaptasi terhadap kontrol AS. Ada sejumlah orang cerdas di China, ada banyak insinyiur. Mereka akan melanjutkan inovasi. Mereka akan terus menggunakan teknologi,” kata Paul.
Masalah lain adalah banyaknya perusahaan AS yang mendapatkan penjualan tinggi di China, seperti Qualcomm, Nvidia, Broadcom, dan Intel. Kehilangan pasar China akan membuat perusahaan AS kehilangan sumber dana untuk riset dan pengembangan, serta berdampak pada daya inovasi, kata Paul.
Scott Kennedy, Senior Adviser di Chinese Business and Economics, menulis di situs CSIS, 27 Juli 2022. Menurut Kennedy, tali-temali bisnis dan riset korporasi AS sangat kuat dengan China, bukan hanya soal penjualannya. ”Memutus relasi itu justru menghilangkan kesempatan besar bagi korporasi AS,” demikian Kennedy.
Kolaborasi dengan sekutu
AS juga berharap bisa mendapatkan dukungan sekutu untuk menekan China. Hal ini mendapatkan perlawanan. Frank Huang, Ketua Powerchip Semiconductor Manufacturing Corp (Taiwan), mengatakan, perusahaannya berbisnis di China daratan dan Taiwan. ”Kami tidak bisa menuruti AS dengan tidak berbisnis dengan China daratan. Lalu kami hidup dari mana? Posisi perusahaan kami adalah mempertahankan daya saing kami,” demikian Huang.
Nvidia Corp, dikutip Reuters, 7 Oktober, juga berharap tidak ada pelarangan, termasuk penjualan ke pasar China, sebab, hal itu pasti akan berdampak besar bagi bisnis perusahaan. SK Hynix dan Samsung Electronics Co dari Korea Selatan menyuarakan hal serupa. Situasi ini menguatkan keraguan apakah perusahaan-perusahaan sekutu AS akan mau bekerja sama menekan China.
Pasar cip di China memang sangat menggiurkan. Penjualan cip global beromzet 527 miliar dollar AS pada 2021 dan diperkirakan akan mencapai 1,381 triliun dollar AS pada 2029. China mengimpor 432 miliar dollar AS untuk produk terkait dan berkontribusi 50 persen terhadap konsumsi dunia.
China tidak saja menjadi pasar besar cip global, tetapi juga mulai menunjukkan kemampuan. Berdasarkan analisis Semiconductor Industry Association (SIA), berbasis di AS, 10 Januari 2022, China sudah menjual cip di pasar dunia. Ini hasil dukungan subsidi Pemerintah China, dukungan jaminan pembelian, dan preferensi lainnya. Lima tahun lalu penjualan global cip buatan asli China hanya 13 miliar dollar AS atau 3,8 persen dari total pasar global. Pada 2020 penjualan cip China mencapai 39,8 miliar dollar AS.
Ada 15.000 perusahaan cip China yang terdaftar dan mengejar kemampuan pada industri cip. Analisis SIA menunjukkan perusahaan terdepan cip China ada di jalur kuat menuju perkembangan pasar cip baik secara domestik maupun global. (REUTERS/AP/AFP)