Spekulasi tentang Kader-kader Pemimpin China Pasca-Xi Jinping
Sambil menunggu tersibaknya tabir Politbiro Partai Komunis China 2022-2027, beberapa nama menjadi sorotan. Mereka adalah orang-orang yang berpotensi melanjutkan suksesi kepemimpinan China pasca Xi Jinping.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·5 menit baca
Kongres Partai Komunis China atau PKC masih berlangsung. Puncaknya pada Minggu (23/10/2022). Ketika itu, hampir bisa dipastikan bahwa Presiden China sekaligus Sekretaris Jenderal PKC Xi Jinping akan resmi berkuasa kembali untuk lima tahun ke depan.
Xi Jinping disebut-sebut sebagai pemimpin terkuat China setelah Mao Zedong, Bapak Pendiri PKC. Presiden yang berkuasa sejak 2012 ini terkenal dengan slogan-slogan pro-rakyat. Ia berambisi untuk menghilangkan kesenjangan sosial dan ekonomi di China sekaligus menjadikan PKC relevan bagi generasi muda sehingga kembali kuat.
Ambisi Xi juga mengalir di luar batas-batas geografis negaranya. China menawarkan berbagai kerja sama ekonomi dan perdagangan bebas kepada dunia internasional. Mereka juga memberi paket bantuan infrastruktur kepada negara-negara berkembang melalui Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI).
Di dalam PKC, pengaruh Xi tampak kuat. Hal ini terlihat dari mulusnya kongres PKC serta jalan menuju kepemimpinan di masa jabatan ketiga. Budaya di dalam PKC memang selalu misterius karena para politikus China tidak pernah tampak terlalu disorot.
Xi sebagai Presiden China dan Sekjen PKC memang merupakan sosok yang selalu diliput oleh media. Sementara Politburo dan Komite Pusat bekerja di belakang layar.
Xi akan memasuki masa jabatan ketiga sebagai presiden sekalipun para pendahulunya berkuasa maksimal dua periode. Pertanyaan sekarang, siapa saja yang akan jadi lingkaran terdalamnya di Politbiro dan Komite Pusat PKC yang kira- kira akan meneruskan tongkat kepemimpinan China pasca-Xi?
Pengumuman anggota-anggota baru Politburo dan Komite Tetap juga akan diumumkan pada Minggu, setelah pengumuman Xi memasuki masa jabatan ketiga. Biasanya, mereka akan muncul dari belakang tirai panggung dan berdiri di kanan dan kiri Xi. Saat ini, Komite Pusat PKC beranggotakan 205 orang. Mereka yang paling berpengaruh secara politik masuk ke dalam Politbiro dan Komite Tetap.
Politbiro yang dikepalai sekretaris jenderal terdiri atas 25 anggota. Ini adalah lembaga yang bertugas membuat segala kebijakan politik dan pengambilan keputusan di PKC. Di dalam Politbiro, ada level atas yang disebut Komite Tetap dan sekarang terdiri atas tujuh politikus terdekat Xi.
Para pengamat politik di dalam dan luar negeri China tidak ada yang memastikan apakah komposisi 25 orang ini akan tetap sama atau tidak untuk lima tahun mendatang. Namun ada sejumlah nama yang menurut mereka patut dipertimbangkan. Ini didasarkan atas pengalaman kerja ataupun prestasi yang membuat karier politik mereka melesat.
Pertama, Perdana Menteri Li Keqiang alias orang nomor dua di China. Li sebelumnya mengumumkan rencana untuk pensiun dari jabatan tersebut pada 2023. Akan tetapi, ia masih bisa menjadi anggota Komite Tetap Politbiro PKC.
Secara politik, Li memang tidak memiliki kekuasaan karena Xi sengaja menerapkan sistem sentralistik dengan kekuasaan berpusat padanya. Ini membuat wilayah kerja Li fokus hanya pada pengelolaan kabinet dan perekonomian. Ia terkenal menginginkan ekonomi yang maju dan beragam.
Li menginginkan China bisa lepas dari ketergantungan terhadap neraca impor. Caranya dengan meningkatkan daya beli konsumen dalam negeri. Akibatnya, China dikritik melanggar perjanjian perdagangan bebas karena memprioritaskan transaksi di negara sendiri.
Persepsi ekonomi Li berbeda dengan Xi yang menginginkan perkembangan badan usaha milik negara. Sebaliknya, Li menginginkan semakin banyak sektor swasta yang muncul. Sebelumnya, ada desas-desus bahwa Xi dan Li tidak akur.
Namun, dikabarkan bahwa dukungan pasar dan sektor swasta kepada Li sangat besar sehingga ia tetap berpengaruh di perekonomian. Ini yang membuat ia dipertimbangkan sebagai salah satu kader yang akan lanjut sebagai anggota Komite Tetap untuk lima tahun mendatang.
Kedua, Wakil Perdana Menteri Hu Chunhua. Di bawah Li, ada empat wakil perdana menteri dan Hu adalah yang termuda karena berumur 59 tahun. Hu menjadi anggota barisan pemuda PKC.
Karier politiknya cemerlang. Ia misalnya pernah menjabat sebagai ketua partai ataupun gubernur untuk provinsi-provinsi sulit, antara lain Tibet, Hebei, dan Mongolia Dalam. Hu adalah gubernur termuda karena pertama kali menjabat di umur 35 tahun.
Prioritas kepemimpinan Hu mirip dengan Xi, yakni mengentaskan kesenjangan sosial. Salah satu contohnya ialah ketika ia menjadi Gubernur Mongolia Dalam pada 2011. Pendahulu-pendahulunya fokus menjadikan provinsi ini memiliki pendapatan domestik bruto (PDB) yang tinggi dengan cara mengeksploitasi sumber daya alam.
Misi ini tercapai. Namun pada saat yang sama, berbagai monopoli serta kongkalingkong dengan swasta terjadi. Di atas kertas, Mongolia Dalam memang memiliki PDB tertinggi di China sejak 2002.
Namun kesenjangan sosial juga semakin lebar. Dilansir dari media Duowei edisi Agustus 2011, Hu mengumumkan bahwa Mongolia Dalam tidak akan mengejar peringkat PDB. “Mulai saat ini, kita fokus kepada meningkatkan kualitas hidup dan efisiensi di segala sektor,” ujarnya.
Prinsip ini membuat Hu populer di dalam Politbiro. Ia menjadi anggota Politbiro sejak 2012. Apalagi, dengan usianya yang paling muda di antara anggota Politbiro, ia terbukti bisa menjadi wakil perdana menteri sejak 2018.
Di urutan ketiga ada Li Qiang yang merupakan Ketua PKC Shanghai, kota pusat ekonomi China. Status sebagai ketua partai di kota ini elit. Xi Jinping, Presiden China 1993-2003 Jiang Zemin, dan Perdana Menteri China 1998-2003 Zhu Rongji pernah menjabat sebagai Ketua PKC Shanghai.
Dari segi kepemimpinan, ia menghadapi banyak tantangan selama pandemi Covid-19 karena warga Shanghai banyak protes dengan aturan penguncian wilayah selama berbulan-bulan. Akan tetapi, Li Qiang memiliki kedekatan pribadi dengan Xi. Ia pernah menjadi tangan kanan Xi yang merupakan Gubernur Zhejiang dan Sekjen PKC untuk provinsi terkaya di China itu.
Tentu saja semua ini masih berupa spekulasi. Sebab sampai sekarang, tidak ada yang tahu sejauh mana peran Politbiro dan Komite Pusat untuk lima tahun ke depan. Xi kemungkinan besar tetap memegang hampir semua keputusan dan pembuatan rancangan kebijakan. (AP)