Hadapi Krisis Energi, Jerman Perpanjang Masa Operasi Tiga Reaktor Nuklir
Tiga PLTN tersisa Jerman yang seharusnya ditutup total pada akhir Desember 2022 diperpanjang masa pakai nya hingga 15 April 2023 untuk mengatasi krisis energi menjelang musim dingin mendatang.
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·4 menit baca
AP PHOTO/MARTIN MEISSNER
Foto yang diambil pada 18 Maret 2022 memperlihatkan pembangkit listrik tenaga gas RWE AG di Lingen, Jerman, sedang beroperasi. Pemerintah Jerman, Senin (17/10/2022), memutuskan untuk memperpanjang masa pakai tiga PLTN untuk mengatasi krisis energi, terutama menghadapi musim dingin mendatang.
BERLIN, SELASA – Kanselir Jerman Olaf Scholz memerintahkan para menteri terkait untuk mengurus perpanjangan masa operasi tiga pembangkit listrik nuklir yang tersisa di negaranya hingga April 2023. Langkah itu diambil Scholz untuk mengatasi krisis energi akibat pengurangan pasokan gas oleh Rusia, terutama dalam menghadapi lonjakan permintaan gas menghadapi musim dingin mendatang.
Scholz, Senin (17/10/2022), memerintahkan kementerian ekonomi, lingkungan, dan keuangan segera menyusun kerangka hukum perpanjangan operasi atau masa pakai tiga PLTN hingga paling lambat 15 April 2023. Perintah tertulis Scholz itu mengakhiri kebuntuan yang telah menyebabkan keretakan di antara mitra koalisinya saat krisis energi membayangi.
Menurut Deutsche Welle, koalisi tiga partai Scholz sebelumnya telah berselisih soal PLTN itu, ada yang mengatakan hanya dua PLTN yang bisa diperpanjang, mendesak untuk ditutup, dan ada yang meminta ketiga PLTN itu diperpanjang semua. Keputusan Scholz mengakhiri kebuntuan itu.
Jerman awalnya berencana mengakhiri operasi tiga PLTN tersisa pada Desember 2022. Namun, Jerman yang sangat bergantung pada pasokan gas dan minyak Rusia sejak sebelum invasi Rusia ke Ukraina, kini terpukul akibat dampak perang di Ukraina. Perang dan harga listrik yang meroket memaksa Scholz berusaha mengatur ulang bauran energinya di tengah krisis gas akibat pengurangan secara drastik pasokan oleh Rusia.
Tiga reaktor nuklir atau PLTN Jerman yang tersisa itu adalah PLTN Isar 2, Neckarwestheim 2, dan PLTN Emsland. “Dasar hukum akan dibuat untuk memungkinkan pengoperasian PLTN Isar 2, Neckarwestheim 2, dan Emsland setelah 31 Desember 2022 hingga 15 April 2023,” kata Scholz dalam sebuah surat kepada para menteri kabinet koalisi tiga partainya.
TOBIAS SCHWARZ
Kanselir Jerman Olaf Scholz saat berbicara dalam sebuah kongres Partai Sosialis Eropa (PES) di Berlin, 15 Oktober 2022.
Wakil Kanselir dan Menteri Ekonomi Robert Habeck dari Partai Hijau, yang secara tradisional anti-nuklir, baru-baru ini mengatakan dua dari tiga PLTN akan tetap “siaga” sampai musim semi berikutnya. Hal itu untuk membantu mengamankan pasokan energi yang diperlukan. Kongres Partai Hijau pada akhir pekan lalu mendukung posisi Habeck untuk menonaktifkan reaktor Emsland.
Namun, bagi mitra koalisinya, Partai Demokrat Bebas (FDP), menegaskan bahwa dua PLTN itu saja tidak cukup. PLTN Emsland juga harus tetap dibiarkan beroperasi. Putaran pembicaraan yang berulang dalam beberapa hari terakhir gagal menyelesaikan pertikaian antara Partai Hijau dan FDP. Pernyataan Scholz pada Senin malam menunjukkan dia menarik diri dari pertikaian itu.
Dalam suratnya, Scholz, dari Partai Demokrat Sosialis (SPD), meminta otoritasnya sebagai kanselir untuk mengeluarkan arahan. Harian paling berpengaruh di Jerman, Bild, menyebut langkah Scholz “adalah pukulan telak bagi Habeck”. Habeck, Senin (17/10), mengatakan menerima kenyataan bahwa Scholz telah mengesampingkan orang lain di kabinet.
Ricarda Lang, pemimpin bersama Partai Partai Hijau, mengkritik keputusan Scholz. Dia mengatakan, PLTN Emsland “tidak diperlukan untuk stabilitas jaringan” dan operasi lanjutannya tidak diperlukan.
FDP mendukung Scholz, walau tidak memenuhi permintaan mereka untuk memperpanjang masa pakai tiga PLTN itu hingga 2024. Menteri Keuangan Christian Lindner dari FDP, yang berpendapat Jerman perlu menggunakan setiap sumber energi yang dimilikinya untuk membantu menurunkan harga dan stabilitas ekonomi utama Eropa, mengatakan Scholz telah “memberikan kejelasan”.
“Adalah kepentingan vital negara kita dan ekonominya bahwa kita mempertahankan semua kapasitas pembangkit listrik menghadapi musim dingin ini. Kanselir sekarang membuat kejelasan,” cuit Lindner di Twitter. ”Kami dapat segera membuat dasar hukum bersama. Juga bersama akan mencari solusi yang layak untuk musim dingin 2023/2024. Warga dapat mengandalkan itu,” cuitnya.
CHRISTOF STACHE,THOMAS KIENZLE,INA FASSBENDER
Dalam foto gabungan dibuat pada 5 September 2022 menunjukkan PLTN Jerman masih beroperasi: PLTN Isar 2 (foto atas) dengan menara pendinginnya, di Essenbach, dekat Landshut, Jerman selatan pada 3 Agustus 2022 dan PLTN Neckarwestheim (foto tengah) di Jerman selatan, dengan Unit I (kiri) yang ditutup dan masih mengoperasikan Unit 2 (kanan) pada 26 Juli 2022, dan PLTN Emsland (foto bawah) di Lingen, Jerman barat pada 12 Januari 2022.
Menteri Lingkungan Steffi Lemke dari Partai Hijau juga mengatakan Scholz telah membawa “kejelasan”. Dia menyoroti bahwa keputusannya menegaskan Jerman tetap berkomitmen untuk segera berhenti menggunakan nuklir. “Jerman akhirnya akan menghapus energi nuklir secara bertahap pada 15 April 2023. Tidak akan ada perpanjangan dan bahan bakar baru," cuit Lemke.
Namun, Greenpeace mengecam langkah Scholz sebagai tidak bertanggung jawab. “Memperpanjang masa operasi PLTN menghadapkan kita semua pada risiko yang tidak dapat dibenarkan," kata Direktur Eksekutif Greenpeace Jerman, Martin Kaiser. Aktivis iklim Greta Thunberg pekan lalu mengatakan keputusan itu adalah “kesalahan” bagi Jerman.
Mantan Kanselir Jerman, Angela Merkel, telah mendorong Jerman untuk keluar dari ketergantungan pada nuklir setelah bencana Fukushima di Jepang pada tahun 2011. Perusahaan listrik terbesar Jerman, RWE, mengatakan, setelah pengumuman Scholz mereka segera bersiap memperpanjang operasi pembangkit listrik Emsland hingga April 2023.
Perang Rusia-Ukraina telah membuat harga energi melonjak dan Rusia pada akhir Agustus menghentikan aliran gas melalui pipa Nord Stream 1 yang penting dan strategis. Hal itu membuat Jerman berlomba untuk mendiversifikasi pasokan energinya dan membangun cadangan. Negara ini bahkan juga telah memulai kembali menggunakan pembangkit listrik tenaga batu bara.
Jerman, menurut Deutsche Welle, kini harus merestrukturisasi bauran energinya karena jatuhnya pasokan energi dari Rusia. Melonjaknya harga energi telah membawa kekhawatiran kekurangan energi di ekonomi terbesar Eropa selama musim dingin. (AFP/AP/REUTERS)