Semangat bersama-sama mencegah bencana nuklir sungguh positif. Hal ini menunjukkan bangsa-bangsa, di tengah perang sekalipun, tak ingin konflik bersenjata meluas dan menghasilkan kehancuran masif yang sulit dipulihkan.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
AFP/ED JONES
Foto yang diambil pada April 2022 ini memperlihatkan bangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhia yang dikelola Energoatom, Ukraina. Serangan roket di sekitar PLTN itu menimbulkan kekhawatiran tentang potensi bencana nuklir.
Di tengah perang Rusia-Ukraina, muncul kecemasan mengenai kemungkinan terjadinya bencana akibat kerusakan pembangkit listrik bertenaga nuklir Zaporizhia.
Setelah manusia mampu menguasai dan mengendalikan reaksi nuklir, pemanfaatannya meluas. Negara-negara mengembangkannya untuk mendapatkan energi listrik. Tenaga nuklir juga dimanfaatkan kapal selam militer. Penggunaan teknologi itu memungkinkan kapal selam bertenaga nuklir naik ke permukaan laut tidak sesering kapal selam diesel.
Di sisi lain, umat manusia paham betul betapa besar potensi bahaya yang terkandung dalam teknologi nuklir. Satu kesalahan kecil dapat membuat reaktor mengalami panas berlebihan dan meledak. Radiasi mematikan akan menyebar jauh ke mana-mana. Bencana PLTN Chernobyl pada 1986 melekat di ingatan masyarakat internasional. Area sekitar pembangkit yang sekarang berada di wilayah negara Ukraina itu dilaporkan masih memiliki potensi radioaktif.
HANDOUT/MAXAR TECHNOLOGIES/AFP
Foto citra satelit yang dirilis 29 Agustus 2022 memperlihatkan PLTN Zaporizhia di wilayah Ukraina.
Kesadaran akan bahaya pembangkit listrik bertenaga nuklir membuat masyarakat internasional cemas terhadap apa yang sedang terjadi di PLTN Zaporizhia di Ukraina. Dikuasai oleh militer Rusia, pembangkit ini tetap beroperasi dengan dukungan staf dari Ukraina. Energi listrik pun masih disuplai oleh pembangkit itu.
Sayangnya, serangan militer terjadi di PLTN Zaporizhia. Masyarakat internasional menghendaki Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mengecek kondisi pembangkit. Tak mudah untuk membuat kedua kubu—Rusia dan Ukraina— bersepakat dan sama-sama mengizinkan tim IAEA datang ke Zaporizhia. Lewat negosiasi, seperti ditulis Kompas edisi 30 Agustus 2022, akhirnya tim IAEA dapat memulai perjalanan menuju pembangkit tersebut.
Tampak bahwa kedua belah pihak sebenarnya tak ingin dituduh menghambat inspeksi IAEA. Dengan kedatangan tim yang beranggotakan dari beberapa negara tersebut, kondisi PLTN Zaporizhia diharapkan dapat dinilai secara obyektif. Kalaupun nanti ditemukan ada kerusakan, tindakan mitigasi serta perbaikan bisa segera dilakukan.
DEAN CALMA/IAEA/AFP
Anggota tim Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) bersiap untuk berangkat dari Bandara Vienna, Austria, menuju Ukraina, 29 Agustus 2022. Mereka hendak memeriksa PLTN Zaporizhia.
Semangat untuk sama-sama mencegah bencana nuklir sungguh positif. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa-bangsa, di tengah perang sekalipun, tidak ingin konflik bersenjata meluas dan menghasilkan kehancuran masif yang sulit dipulihkan.
Perang tidak berarti penghancuran habis-habisan. Konflik bersenjata, dengan akar penyebab yang sangat pelik sekalipun, bukan alasan bagi manusia untuk menutup kerja sama serta dialog.
Rasanya semangat ini pula yang diharapkan dapat dijaga dan dijadikan dasar bagi upaya damai guna mengakhiri perang di Ukraina. Seberapa pun besarnya, tidak boleh ada perbedaan yang sampai menghambat sama sekali upaya damai dan negosiasi.