Korut-Korsel Berbalas Manuver, Semenanjung Korea Memanas
Korea Utara dan Korea Selatan terus saling berbalas dalam unjuk kekuatan. Eskalasi ketegangan di Semenanjung Korea meningkat jauh dibandingkan sebelumnya.
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·5 menit baca
SEOUL, JUMAT — Otoritas Korea Utara kembali meluncurkan rudal balistik jarak pendek ke Laut Timur dan menerbangkan pesawat tempur di dekat perbatasan dengan Korea Selatan, Jumat (14/10/2022). Korut juga menembakkan sekitar 170 peluru artileri ke zona penyangga maritim yang dibentuk berdasarkan pakta militer pada 2018 untuk mengurangi ketegangan di Semenanjung Korea.
Saat sekitar 10 pesawat militer Korut terbang di dekat perbatasan dengan Korsel, militer Korsel pun mengerahkan jet tempur ke area perbatasan. Kepala Staf Gabungan (JCS) Korsel mengatakan, Korut melepaskan sekitar 170 tembakan artileri ke lepas pantai timur dan barat. Peluru artileri jatuh di zona netral maritim kedua negara.
JCS Korsel menyebutkan, rudal Korut diluncurkan pada Jumat sekitar pukul 01.49 waktu setempat dari Sunan, dekat Pyongyang, ibu kota Korut. Penembakan rudal balistik Korut ini memperpanjang rekor jumlah demonstrasi rudal negara itu, menjadikannya uji coba rudal balistik ke-41 dalam tahun ini, seperti dilaporkan Reuters.
Penjaga pantai Jepang juga melaporkan adanya penembakan rudal balistik jarak pendek Korut. Militer Korsel dan Jepang menilai rudal tersebut menempuh jarak 650-700 kilometer pada ketinggian jelajah maksimum 50 km sebelum akhirnya mendarat di perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang di Laut Timur atau Laut Jepang.
Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada mengatakan, rudal itu terbang pada lintasan yang tidak teratur. ”Apa pun tujuannya, peluncuran rudal balistik Korut yang berulang benar-benar tidak diizinkan. Kami tak dapat mengabaikan kemajuan substansial teknologi rudalnya. Serangkaian aksi Korut menimbulkan ancaman bagi Jepang, kawasan, dan komunitas internasional,” katanya kepada Associated Press.
Menurut JCS Korsel, pesawat Korut terdeteksi terbang antara Kamis pukul 22.30 dan Jumat pukul 00.20 waktu setempat. Pesawat bermanuver sekitar 25 km di utara Garis Demarkasi Militer di wilayah tengah perbatasan, dan sekitar 12 km sebelah utara Garis Batas Utara, yang merupakan perbatasan antar-Korea di Laut Kuning.
JCS mengatakan, pesawat Korut juga terlihat di dekat bagian timur perbatasan antar-Korea. Dikatakan, Angkatan Udara Korsel melakukan serangan mendadak dengan mengerahkan beberapa jet, termasuk F-35A, dan mempertahankan postur respons, sambil melakukan manuver respons proporsional yang sesuai dengan penerbangan pesawat militer Korut.
Aksi terbaru Korut itu memperlihatkan keseriusan Pyongyang dalam menanggapi serentetan latihan militer yang dilakukan Korsel dan sekutunya di sekitar Semenanjung Korea belakangan ini. Selain itu, Pyongyang tampak kesal dengan sanksi-sanksi yang diberikan Korsel dan Amerika Serikat untuk merespons gelombang uji coba rudal balistik yang meningkat dalam tahun ini.
Langkah Korut menunjukkan negara itu akan terus menguji coba senjata yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan nuklirnya untuk saat ini. Beberapa ahli mengatakan, Korut pada akhirnya ingin AS dan sekutunya, termasuk Korsel, mengakuinya sebagai salah satu kekuatan nuklir, mencabut sanksi ekonomi, dan membuat konsesi lainnya.
Saluran berita resmi Korut, KCNA, mengutip pernyataan resmi militer negara itu, menyebutkan, ”tindakan balasan militer yang kuat” diambil setelah Korsel menguji coba tembakan artilerinya, Kamis. Pemimpin Korut Kim Jong Un dilaporkan mengawasi peluncuran dua rudal jelajah strategis jarak jauh pada Rabu untuk mengonfirmasi keandalan senjata berkemampuan nuklir yang digunakan unit militer.
Juru bicara Staf Umum Tentara Rakyat Korut (KPA), dikutip KCNA, mengatakan, tentara Korsel telah melancarkan tembakan artileri selama 10 jam di dekat garis depan pertahanan Korut, Kamis. KPA mengambil tindakan militer yang kuat atas provokasi militer Korsel. KPA mengirimkan peringatan keras atas aksi militer Korsel yang menghasut ketegangan di daerah garis depan.
”KPA mengirimkan peringatan keras kepada militer Korsel yang menghasut ketegangan militer di daerah garis depan dengan tindakan sembrono,” kata juru bicara Staf Umum KPA, dilansir KCNA.
Korut menyebut rangkaian uji coba rudal terbarunya, termasuk rudal balistik jarak menengah yang terbang melewati Jepang pekan lalu, sebagai unjuk kekuatan melawan latihan militer Korsel-AS. Korsel minggu lalu mengerahkan jet tempur setelah jet Korut melakukan latihan pengeboman saat kapal perang sekutu mengadakan latihan pertahanan rudal untuk merespons uji coba rudal Korut.
Terkait peluncuran rudal balistik jarak menengah yang melewati Jepang pekan lalu, Pyongyang, Senin, mengatakan, uji coba rudal dalam dua minggu terakhir menyimulasikan serangan nuklir terhadap target utama Korsel dan AS. Dikatakan, tes itu menunjukkan jangkauan potensial untuk mencapai wilayah Pasifik AS di Guam.
Frekuensi peluncuran rudal Korut tahun ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Itu menimbulkan kekhawatiran bahwa Korut mungkin bersiap untuk melanjutkan pengujian bom nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017. Beberapa analis melihat kecil kemungkinan uji coba dilakukan sebelum China merampungkan Kongres Partai Komunis yang berkuasa pada 16 Oktober.
Dewan Keamanan Nasional Korsel mengecam keras Korut karena meningkatkan ketegangan di kawasan. Disebutkan, langkah Korut menembakkan sekitar 170 peluru artileri ke zona penyangga maritim Korea sebagai pelanggaran terhadap perjanjian atau pakta militer bilateral Korut-Korsel pada 2018. Pakta itu menyepakati larangan ”tindakan bermusuhan” di daerah perbatasan.
Seoul juga telah memberlakukan sanksi sepihak pertama terhadap Pyongyang dalam hampir lima tahun. Seoul memasukkan 15 individu dan 16 lembaga Korut yang terlibat dalam pengembangan rudal ke dalam daftar hitam. Tampaknya, tindakan provokatif Korut dengan menerbangkan jet-jet tempur dan menembakkan ratusan peluru artileri juga untuk merespons sanksi Seoul.
Terkait tudingan Pyongyang bahwa militer Seoul telah menguji coba tembakan artileri di dekat daerah garis depan pertahanan Korut, Kantor Kepresidenan Korsel menyatakan, tembakan artileri itu latihan militer ”biasa dan sah”. Pyongyang melihat aksi ini sebagai ancaman terhadap keamanan negaranya.
Komando Indo-Pasifik AS mengetahui peluncuran rudal terbaru Korut dan menilai tidak menimbulkan ancaman langsung bagi personel, wilayah, atau sekutu AS. ”Kami akan terus berkonsultasi erat dengan sekutu dan mitra kami untuk memantau peluncuran rudal balistik Korut yang tidak stabil,” katanya. (AP/REUTERS/AFP)