Korut Sambut Lawatan Wapres AS di Asia Timur dengan Tembakan Rudal Balistik
Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak pendek setelah kapal induk AS tiba di Korea Selatan dan menjelang lawatan Wapres AS Kamala Harris di Asia Timur.
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·5 menit baca
SEOUL, MINGGU — Korea Utara kembali menembakkan rudal balistiknya ke perairan lepas pantai timur negara itu, Minggu (25/9/2022) pagi. Uji coba ke-19 dalam tahun 2022 tersebut dilakukan setelah Washington mengirim sebuah kapal induk bertenaga nuklir untuk mengikuti latihan militer bersama sekutunya, Korea Selatan, dan beberapa hari menjelang lawatan Wakil Presiden AS, Kamala Harris, ke Tokyo dan Seoul.
Militer Korsel mengatakan, satu rudal balistik jarak pendek Pyongyang itu ditembakkan dari sebuah tempat di dekat Taechon, Provinsi Pyongyan, Korut, sebelum pukul 07.00 waktu setempat. Militer Seoul ”mendeteksi satu rudal jarak pendek yang ditembakkan Korut pada pukul 06.53 hari ini di sekitar Taechon, Provinsi Pyongan, ke arah Laut Timur (atau Laut Jepang),” kata Pimpinan Staf Gabungan Korsel.
”Militer kami mempertahankan postur kesiapan penuh dan bekerja sama erat dengan AS sambil memperkuat pengawasan dan kewaspadaan,” ujar pernyataan tersebut.
Sementara itu, di Tokyo, Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada mengatakan, rudal jarak pendek Korut itu melesat dengan ketinggian maksimum sekitar 50 kilometer dan rudal diperkirakan terbang pada lintasan yang tidak teratur. Ia menambahkan, rudal tersebut kemudian jatuh di Laut Jepang, tetapi berada luar zona ekonomi eksklusif Jepang.
Belum ada laporan tentang dampaknya terhadap kapal-kapal ekspedisi atau kapal barang maupun terhadap lalu lintas penerbangan. ”Jika Anda menghitungnya dengan peluncuran rudal jelajah (Korut sejak awal 2022), ini penembakan rudal ke-19, yang kecepatannya tidak pernah terjadi sebelumnya,” kata Hamada.
Para ahli mengatakan, banyak sekali rudal jarak pendek yang telah diuji coba oleh rezim Pyongyang dalam beberapa tahun terakhir ini. Rudal-rudal Korut tersebut selalu dirancang untuk menghindari pertahanan rudal musuh. Selama penerbangannya, rudal terus bermanuver dan terbang pada lintasan yang lebih rendah.
Terkait dengan uji coba terbaru itu, Jepang akan menyampaikan protes keras melalui Kedutaan Besar Korut di Beijing. ”Tindakan Korut merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan negara kita, kawasan, dan komunitas internasional. Melakukan aksinya pada saat invasi Ukraina sedang berlangsung, sungguh tidak bisa dimaafkan,” kata Hamada.
Presiden Korsel Yoon Suk Yeol bersumpah untuk bersikap keras kepada rezim Kim Jong Un dengan meningkatkan latihan militer bersama Korsel dan AS.
Komando Indo-Pasifik AS dalam sebuah pernyataan tertulis mengatakan, pihaknya mengetahui peluncuran rudal balistik Korut. Mereka menegaskan kembali komitmen AS untuk membantu pertahanan Korsel dan Jepang sekalipun penembakan rudal kali ini tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap personel atau wilayah AS dan sekutu.
”Meskipun kami telah menilai bahwa peristiwa ini tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap personel atau wilayah AS atau sekutu kami, peluncuran rudal itu mengingatkan pada dampak destabilisasi dari Senjata Pemusnah Massal dan program rudal balistik Korut yang melanggar hukum,” kata pernyataan Komando Indo-Pasifik AS.
Penembakan rudal balistik jarak pendek Korut kali ini merupakan lanjutan dari uji coba rudal serupa pada 5 Juni 2022. Saat itu, dalam waktu hanya satu hari, Korut menembakan delapan rudal balistik jarak pendek, jumlah uji coba rudal terbanyak yang pernah dilakukan negara itu dalam sehari. Setelah uji coba tersebut, AS menyerukan dijatuhkannya sanksi lebih banyak terhadap Pyongyang karena Korut melanggar resolusi DK PBB.
Namun, Pyongyang menolak resolusi DK PBB karena dinilainya melanggar hak kedaulatan Korut untuk pertahanan diri dan eksplorasi ruang angkasa. Pyongyang juga telah mengkritik latihan militer bersama AS dan Korut sebelumnya, yang dilihatnya sebagai bukti kebijakan permusuhan.
Kapal induk AS
Uji coba rudal balistik jarak menengah Korut hari ini dilakukan tak lama setelah AS mengirimkan kapal induk bertenaga nuklirnya, USS Ronald Reagan, ke Korsel. Kapal induk ini beserta rombongan kapal penyerang telah berlabuh di pangkalan Angkatan Laut di Busan, Korsel, Jumat (23/9/2022), untuk berpartisipasi dalam latihan perang bersama pasukan tuan rumah.
Latihan militer gabungan AS dan Korsel yang semakin sering di sekitar Semenanjung Korea dipandang sebagai unjuk kekuatan di tengah eskalasi ancaman Korut. Pyongyang sangat marah dan melihat setiap latihan militer AS para sekutu di kawasan, termasuk latihan perang sebelumnya antara AS, Korsel, dan Jepang, merupakan persiapan untuk menginvasi Korut.
Selain itu, penembakan rudal balistik jarak pendek Korut terbaru ini juga ibarat sebuah ”salvo penyambutan” lawatan Wakil Presiden AS Kamala Harris ke Asia Timur. Menurut situs web Kedutaan Besar AS di Seoul, yang diakses Kompas, Minggu pagi ini, Harris memulai lawatan ke Tokyo pada Minggu (25/9/2022) ini untuk menghadiri upacara kenegaraan pemakaman jenazah mantan PM Jepang Shinzo Abe.
Melalui kunjungan Harris itu, AS ingin menggarisbawahi pentingnya jasa dan kepemimpinan Abe dalam memperjuangkan aliansi AS-Jepang dan memajukan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Dari Tokyo, kemudian Harris bertolak ke Seoul, Korsel. Sama seperti di Tokyo, di Seoul pun Harris akan bertemu dengan para pejabat senior pemerintah dan perwakilan masyarakat sipil.
Semua pertemuan itu ”akan menyoroti kekuatan aliansi AS dengan Jepang dan Republik Korea (Korsel), komitmen abadi kami untuk Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, serta kepentingan ekonomi dan keamanan kami bersama di kawasan dan di seluruh dunia,” kata situs Kedutaan Besar AS di Seoul.
”Waktu uji coba (rudal Korut) terbaru ini terjadi di antara kedatangan USS Ronald Reagan minggu ini dan menjelang kunjungan Harris ke Seoul minggu depan,” kata Soo Kim, analis di RAND Corporation. ”Inilah cara Korut menunjukkan pembangkangan terhadap aliansi (AS dan Korsel) dan menampilkan dirinya pada waktu yang tepat,” ujar Soo Kim.
Seperti terhadap latihan AS dan Korsel sebelumnya, Rusia dan China melancarkan kritik pedas. Mereka meminta semua pihak tidak mengambil langkah yang meningkatkan ketegangan di kawasan dan menyerukan pelonggaran sanksi atas Korut.
”Latihan pertahanan tak akan mencegah uji coba rudal Korut,” kata Leif-Eric Easley, profesor Hubungan Internasional di Universitas Ewha, Seoul.
Kantor berita Korsel, Yonhap, Sabtu kemarin, melaporkan bahwa Korut mungkin juga sedang bersiap untuk menguji rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM). Laporan itu mengutip pernyataan militer Korsel.
Korut meningkatkan program senjata terlarangnya dengan merevisi UU awal bulan ini untuk menyatakan dirinya sebagai kekuatan nuklir yang ”tidak dapat diubah”. (REUTERS/AFP/AP)