Kajian awal menunjukkan kemungkinan rudal ini tipe Hwasong-12. Rudal sejenis diluncurkan tahun 2017. Tokyo menyebut jarak tempuh rudal ini merupakan yang terjauh dalam uji coba rudal Korut.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·4 menit baca
TOKYO, SELASA — Untuk pertama kalinya dalam lima tahun, Korea Utara menembakkan rudal balistik yang melintasi wilayah Jepang, Selasa (4/10/2022). Otoritas Jepang memperingatkan penduduk di area yang dilintasi rudal itu untuk berlindung dan menghentikan sementara layanan kereta. Pemerintah Jepang dan Korea Selatan merespons dengan keras uji coba rudal balistik tersebut.
”Korea Utara tampaknya telah meluncurkan sebuah rudal. Silakan evakuasi ke dalam bangunan atau ruang bawah tanah,” sebut peringatan pemerintah yang dikeluarkan pada pukul 07.29 waktu setempat.
Televisi nasional Jepang, NHK, melaporkan, peringatan diberlakukan di dua wilayah utara Jepang. Layanan kereta di Hokkaido dan Aomori juga dihentikan sementara.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengecam penembakan rudal itu. ”Sebuah rudal balistik diyakini telah melintasi negara kita dan jatuh di Samudra Pasifik. Ini kekerasan, setelah berkali-kali peluncuran rudal balistik,” katanya.
Para pejabat di Tokyo dan Seoul menyebutkan, rudal itu terbang menempuh jarak 4.500-4.600 kilometer dengan ketinggian maksimal sekitar 1.000 kilometer. Menurut Kepala Staf Gabungan Korsel, rudal itu kemungkinan rudal balistik jarak menengah yang diluncurkan Korut dari Provinsi Jagang. Korut biasanya meluncurkan uji coba rudal dari lokasi itu.
Kajian awal menunjukkan kemungkinan rudal itu tipe Hwasong-12. Rudal sejenis diluncurkan pada tahun 2017. Tokyo menyebut jarak tempuh rudal itu merupakan yang terjauh dalam uji coba rudal Korut. Uji coba rudal Korut lebih sering dilontarkan lebih tinggi ke angkasa guna menghindari terbang di atas wilayah negara-negara tetangga.
Dua uji coba terakhir Hwasong-12 yang melintasi wilayah Jepang terjadi pada Agustus dan September 2017. Masing-masing menempuh jarak 2.700 km dan 3.700 km. Pengamat menyebut, ini kedelapan kalinya Korut menguji coba Hwasong-12 dan ketiga kalinya rudal melintasi Jepang.
Menteri Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan, tidak ada laporan kerusakan akibat rudal yang terbang selama 22 menit dan mendarat di perairan di luar zona ekonomi eksklusif Jepang. Tokyo tidak menembak jatuh rudal tersebut. Namun, Jepang tidak akan mengesampingkan pilihan langkah apa pun, termasuk kapabiltas serangan balik dan penguatan pertahanan, dalam menghadapi uji coba berulang rudal-rudal Korut.
”Serangkaian tindakan Korea Utara, termasuk peluncuran rudal balistik berulang kali, mengancam perdamaian dan keamanan Jepang, kawasan, dan komunitas internasional,” kata Matsuno.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menyebut, uji coba rudal itu ceroboh dan melanggar ketentuan PBB. Militer Korsel, sekutu-sekutunya, dan komunitas internasional akan merespons secara tegas. Ia mendorong kekuatan militer Korsel yang lebih besar untuk menggentarkan Korut. Ini terlihat dari pameran persenjataan mutakhir pada Sabtu pekan lalu untuk memperingati Hari Angkatan Bersenjata, yang meliputi peluncur roket multilaras, rudal balistik, tank-tank pertempuran utama, pesawat nirawak, dan pesawat tempur F-35.
Realistis
Para pengamat menyebut uji coba rudal kelima Korut dalam 10 hari terakhir dilakukan di tengah unjuk kekuatan militer oleh Amerika Serikat, Korsel, dan Jepang. Pekan lalu, ketiga negara itu menggelar latihan antikapal selam trilateral yang melibatkan kapal induk AS. Kapal itu berlabuh di Korsel untuk pertama kalinya sejak 2017.
Pekan lalu, Pyongyang menembakkan rudal balistik jarak pendek, salah satunya beberapa jam sebelum Wakil Presiden AS Kamala Harris terbang meninggalkan Seoul. Harris mengunjungi Zona Demiliterisasi yang membatasi kedua Korea dalam lawatan yang bertujuan menegaskan komitmen AS pada pertahanan Korsel melawan Korut. Sekitar 28.500 tentara As ditempatkan di Korsel untuk membantu melindungi negara itu dari Korut.
Peluncuran rudal dengan jarak tempuh menengah kali ini memungkinkan para ilmuwan Korut untuk menguji coba rudal mereka dalam kondisi realistis. ”Dibandingkan dengan lintasan yang biasanya melengkung jauh, uji coba kali ini lebih mewakili kondisi dalam penggunaan di medan yang nyata. Secara politis, memang rumit. Rudal biasanya terbang jauh di atmosfer saat berada di atas Jepang, tetapi peringatan kepada publik tentang kemungkinan datangnya rudal Korut sungguh menggelisahkan warga Jepang,” kata Ankit Panda, peneliti Carnegie Endowment for International Peace yang berbasis di AS.
Menurut Daniel Kritenbrink, diplomat AS untuk Asia Timur, peluncuran rudal Korut merugikan dan kontraproduktif bagi masa depan kawasan. Korut menyatakan telah menyelesaikan persiapan uji nuklir yang kemungkinan digelar di antara Kongres Partai Komunis China pada Oktober dan pemilu sela AS pada November. (AP/AFP/REUTERS)