Demokrat mengusulkan rancangan undang-undang yang memaksa penarikan seluruh tentara dan persenjataan AS dari Arab Saudi. AS harus mulai membuat "dunia" tanpa melibatkan Arab Saudi.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
WASHINGTON, RABU - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mempersiapkan balasan pada Arab Saudi. Washington akan memeriksa ulang semua bentuk kerja sama dengan Riyadh. Balasan itu terkait penolakan Riyadh atas permintaan Washington soal produksi minyak.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan, Biden akan berkoordinasi dengan Kongres untuk merumuskan bentuk hubungan yang tepat dengan Riyadh. “Beliau akan segera memulai koordinasi itu. Mudah-mudahan hasilnya bisa diketahui dalam waktu dekat,” ujarnya, Selasa (11/10/2022) sore waktu Washington atau Rabu dini hari WIB.
Sementara itu Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan, evaluasi ulang memang akan segera dilakukan. Belum diketahui siapa yang akan memimpin tim evaluasi dan apa bentuknya. “AS akan memantau ketat perkembangan di masa mendatang,” kata dia.
Pemerintahan Biden mengumumkan sikap itu sehari setelah sejumlah senator Demokrat mendesak AS membekukan hubungan dengan Arab Saudi. Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS Bob Menendez mengumumkan, ia akan menolak penjualan senjata ke Arab Saudi. Semua bentuk kerja sama dengan Arab Saudi juga tidak akan disetujui.
“Saya tidak akan menyetujui kerja sama apa pun dengan Riyadh sampai kerajaan itu membuat posisi terhormat terkait perang Ukraina. Tidak ada tempat untuk memihak ke kedua sisi dalam konflik ini. Pilihannya ada mendukung dunia bebas dalam mencoba menghentikan penjahat perang yang berusaha menghapuskan sebuah negara atau mendukung penjahat itu. Kerajaan itu sepertinya memilih mendukung penjahat semata demi kepentingan ekonomi,” tutur senator Demokrat itu.
Menendez mengatakan hal itu untuk menanggapi keputusan Arab Saudi bersama Rusia dan mitra mereka di OPEC+ memangkas produksi minyak. Produksi pada Oktober 2022 akan dikurangi 2 juta barel sehari.
Jegal AS
Senator Demokrat Richard Blumenthal menyebut, keputusan Arab Saudi dan mitranya memangkas produksi jelas menghancurkan upaya AS menghukum Rusia. Selama berbulan-bulan, AS berusaha menghentikan Rusia memperoleh pendapatan dari ekspor migas.
Biden sudah berbulan-bulan berusaha membujuk Arab Saudi dan sejumlah negara lain menaikkan produksi minyak. Tanpa kenaikan produksi minyak dari Arab Saudi dan sejumlah negara, sulit memaksakan sanksi AS dan sekutunya pada industri migas Rusia. Sebab, dunia perlu pengganti jika hingga 11 persen kebutuhan migas global dari Rusia terhenti gara-gara sanksi AS.
Selain di panggung internasional, Biden butuh tambahan pasokan minyak untuk kepentingan dalam negeri AS. Kini, harga BBM di AS sudah menembus Rp 33.000 per liter. Sebelum Rusia menyerang Ukraina, BBM di AS masih di bawah Rp 14.000 per liter.
Jika harga BBM di AS tidak kunjung turun, Demokrat akan kesulitan menghadapi pemilu sela pada November 2022. Sebab, pemilih akan menuding Biden dan pemerintahan AS yang praktis dikendalikan Demokrat gagal menyediakan perekonomian lebih baik bagi warga.
Senator Demokrat lainnya, Dick Durbin, menyebut Arab Saudi sebagai pengkhianat. AS harus mulai membuat dunia tanpa melibatkan Arab Saudi.
Ia juga mendorong Kongres segera mengesahkan Undang-undang Antikartel ekspor dan produksi minyak (NOPEC). UU itu akan memberi Departemen Kehakiman AS kewenangan menggugat anggota OPEC ke pengadilan AS dengan tudingan persaingan usaha tidak sehat.
Ada pun sejumlah anggota DPR AS dari Demokrat mengusulkan rancangan undang-undang yang memaksa penarikan seluruh tentara dan persenjataan AS dari Arab Saudi. “Ini waktunya AS bertindak sebagai negara besar dalam hubungan dengan negara di Teluk,” kata Tom Malinowski, salah satu pengusul RUU itu.
Blumenthal membenarkan pembahasan itu. Senat mendukung langkah DPR untuk menghentikan segera semua pengiriman senjata dan prajurit AS ke Arab Saudi. “Selama bertahun-tahun, Kongres sudah berkali-kali membahas isu ini. Selalu gagal karena banyak pendukung Arab Saudi. Sekarang, situasinya berbeda,” kata dia.
Ia mengatakan, AS amat bisa menanggapi keputusan Arab Saudi dengan segera menghentikan pengiriman semua jenis teknologi perminyakan dan persenjataan. “AS harus berhenti memasok negara yang ternyata menjadi sekutu Vladimir Putin,” kata dia. (AFP/REUTERS)