Balas Serangan di Jembatan Crimea, Rusia Bombardir Kota-kota di Ukraina
Militer Rusia membombardir sejumlah kota di Ukraina dengan sedikitnya 75 roket yang diluncurkan dari kendaraan-kendaraan tempur. Putin menegaskan gempuran itu sebagai balasan atas serangan di Jembatan Crimea.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
KYIV, SENIN — Militer Rusia membombardir kota-kota di seluruh Ukrania, Senin (10/10/2022) pagi, sebagai balasan atas insiden ledakan Jembatan Crimea, Sabtu lalu. Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan, gempuran itu merupakan pembalasan atas serangan Ukraina, termasuk serangan di Jembatan Crimea. Polisi Ukraina menyebut sedikitnya 11 orang tewas dan sekitar 60 orang lainnya luka-luka.
Menurut militer Ukraina, 75 misil diluncurkan dari kendaraan-kendaraan tempur Rusia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memerintahkan warganya untuk menghindari lokasi-lokasi terbuka dan mencari perlindungan ke bunker-bunker terdekat.
”Di hari ke-229 perang berskala penuh, mereka (Rusia) mencoba menghancurkan dan menghapus kita dari muka bumi. Alarm sirene peringatan tidak berhenti di seluruh Ukraina. Tolong jangan tinggalkan tempat penampungan. Jaga diri Anda dan orang yang Anda cintai. Mari bertahan dan tetap kuat,” begitu pesan Zelenskyy yang disebarkan melalui platform media sosial Telegram, yang dikutip laman Ukrinform.net.
Ledakan dilaporkan terjadi di Lviv, Ternopil, dan Zhytomyr di Ukraina barat. Selain itu, ledakan juga melanda Dnipro dan Kremenchuk di Ukraina bagian tengah hingga Kharkiv di wilayah timur.
Rudal-rudal Rusia tak ketinggalan menyasar ibu kota Ukraina, Kyiv. Rudal-rudal tersebut menghantam beberapa titik di ibu kota ketika warga tengah menjalani aktivitasnya. Sebuah ledakan juga terjadi di lokasi yang hanya berjarak sekitar 1,5 kilometer dari Istana Kepresidenan Ukraina.
Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko juga mengabarkan soal serangan militer Rusia ke Kyiv melalui media sosial. ”Ibu kota sedang diserang teroris Rusia! Rudal menghantam obyek di pusat kota (di Distrik Shevchenkivskyi) dan di Distrik Solomyanskyi. Sirene serangan udara berbunyi dan oleh karena itu ancaman terus berlanjut,” Klitschko dalam unggahannya di Twitter.
Sebuah lubang dengan diameter cukup besar terlihat menganga di sebelah taman bermain untuk anak di pusat kota Kyiv. Sisa-sisa rudal terlihat masih mengeluarkan sisa asap. Para pejalan kaki mencari tempat pelindungan ke pintu-pintu stasiun Metro terdekat.
Di salah satu persimpangan jalan tersibuk di Kyiv, lubang besar lainnya terlihat menganga. Serangan roket telah menyebabkan kerusakan pada sejumlah bangunan. Beberapa kendaraan tampak hancur total. Kerusakan akibat serangan roket Rusia juga dikabarkan telah merusak sejumlah bangunan di Universitas Taras Shevchenko, Kyiv.
Wali Kota Kharkiv Ihor Terekhov menyebut wilayahnya mendapat tiga kali serangan roket dari militer Rusia sepanjang pagi. Serangan itu menyebabkan kerusakan pada infrastruktur energi dan air. Kondisi yang sama juga terjadi di Lviv, sebut Gubernur Regional Lviv Maksym Kozytskyi.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mencuit bahwa serangan itu adalah teror yang dilakukan Presiden Rusia Vladimir Putin pada negaranya yang cinta damai. ”Serangan ini tidak akan menghancurkan Ukraina. Serangan ini adalah tanggapan Putin terhadap semua orang yang membantu Ukraina. Dia berbicara pada kita semua dengan rudal,” katanya.
Tudingan Putin
Moskwa menuding serangan di Jembatan Crimea atau Jembatan Kerch dilakukan oleh militer Ukraina. Mereka menganggap serangan di jembatan itu sebagai serangan teror terhadap Pemerintah Rusia. Ukraina belum mengakui bahwa merekalah yang bertanggung jawab atas serangan tersebut, tetapi mereka merayakan rusaknya jembatan itu.
Jembatan Crimea memiliki arti penting bagi militer Rusia, terutama karena jembatan itu merupakan jalur pasokan bahan bakar, amunisi, dan persenjataan ke zona perang di Ukraina selatan. Jembatan tersebut menghubungkan daratan Rusia dengan Semenanjung Crimea.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Putin mengungkapkan, Moskwa melancarkan serangan dengan rudal-rudal jarak jauh menarget infrastruktur energi, militer, dan komunikasi Ukraina sebagai balasan atas serangan pada Jembatan Crimea, Sabtu (8/10/2022). Serangan di Jembatan Ukraina dilakukan dengan truk yang diledakkan, menyebabkan dua jalur jembatan ambruk dan menewaskan tiga orang.
”Jelas bahwa badan dinas rahasia Ukraina memerintahkan, mengorganisasi, dan melancarkan serangan teroris dengan tujuan menghancurkan infrastruktur sipil penting Rusia,” kata Putin terkait ledakan di Jembatan Crimea.
”Tidak mungkin membiarkan (serangan-serangan Ukraina) berlalu begitu saja. Jika upaya serangan-serangan teroris berlanjut, balasan dari Rusia bakal keras dan sepadan dengan tingkat ancamannya,” lanjut Putin.
Jembatan Crimea juga memiliki nilai tersendiri bagi Putin. Sebelum jembatan itu dioperasikan, Putin-lah yang secara langsung meresmikan penggunaannya. Selain berfungsi sebagai jalur logistik, jembatan itu juga menjadi simbol kontrol Rusia atas Crimea, yang direbutnya pada 2014.
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengatakan, militer Rusia memiliki kewajiban meminta pertanggungjawaban tindakan teror itu dalam keadaan hidup ataupun mati. ”Rusia hanya dapat menanggapi kejahatan ini dengan membunuh teroris secara langsung, seperti kebiasaan di tempat lain di dunia. Inilah yang diharapkan warga Rusia,” katanya seperti dikutip oleh kantor berita Rusia, TASS. (AP/AFP/REUTERS)