Senat AS menjatuhkan ”bom politik” ke Beijing dengan meningkatkan pengakuan dan dukungan kepada Taiwan. Ini dituangkan dalam rancangan undang-undang yang, antara lain, memungkinkan bantuan militer langsung ke Taiwan.
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·4 menit baca
WASHINGTON DC, KAMIS — Komite Hubungan Luar Negeri Senat Amerika Serikat, Rabu (15/9/2022), menyetujui Rancangan Undang-Undang tentang Kebijakan Taiwan Tahun 2022. Dengan dasar itu, AS dapat memberikan bantuan dana langsung senilai miliaran dollar kepada militer Taiwan dan membuat hubungan AS-Taiwan lebih resmi.
Selama beberapa dekade terakhir, AS telah menjual senjatanya ke Taiwan. Namun, dengan rancangan undang-undang (UU) baru itu, AS akan melangkah lebih jauh lagi dalam memberikan bantuan, termasuk bantuan keamanan 4,5 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 67 triliun untuk jangka waktu empat tahun. RUU itu juga menjabarkan sanksi terhadap China jika merebut Taiwan dengan kekuatan senjata.
Untuk menjadi undang-undang, RUU itu masih harus mendapat persetujuan Presiden AS Joe Biden. Gedung Putih belum mengonfirmasikan apakah Biden akan menekennya atau tidak. Jika diteken Biden, UU baru itu akan dilihat sebagai peningkatan paling signifikan dan menyeluruh dari hubungan AS-Taiwan sejak Washington mengalihkan pengakuan dari Taipei ke Beijing pada 1979.
Dukungan AS terhadap Taiwan sekaligus tekanan Washington terhadap Beijing makin intens sejak kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi beberapa waktu lalu. Pemerintah AS dan Pemerintah China terus saling memberikan reaksi atas kebijakan atau tindakan yang dilakukan rivalnya.
Senator Bob Menendez, anggota Partai Demokrat yang berkuasa, memimpin Komite Hubungan Luar Negeri AS. Dia mengatakan, AS ”tidak mencari perang atau meningkatkan ketegangan dengan Beijing”, tetapi hanya perlu ”bermata jernih” untuk menilai situasi yang berkembang di Selat Taiwan. Peningkatan tekanan China di kawasan telah memicu kekhawatiran akan rencana invasi.
”Kami secara cermat dan strategis menurunkan ancaman eksistensial yang dihadapi Taiwan dengan menaikkan ongkos merebut pulau itu secara paksa sehingga menjadi risiko yang terlalu tinggi dan tidak dapat dicapai,” kata Menendez.
Jim Risch, senator Republikan di komite, mengatakan, ”penting bertindak sekarang untuk meningkatkan pertahanan diri Taiwan sebelum terlambat”.
Menurut kantor Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, Kamis (15/9/2022), Taipei menyampaikan pernyataan ”terima kasih yang tulus” kepada AS ”yang sekali lagi menunjukkan persahabatan dan dukungan bipartisan kepada Taiwan”. Walau demikian, jika RUU itu pada pada akhirnya diratifikasi, Washington tentu saja secara diplomatis masih tidak akan mengakui Taiwan.
Kedutaan de facto Taiwan di Washington, yang sekarang ini secara resmi menjadi Kantor Perwakilan Ekonomi dan Budaya Taipei, akan berganti nama menjadi Kantor Perwakilan Taiwan. Pemerintah AS pun diinstruksikan untuk berinteraksi dengan Taiwan seperti halnya dengan pemerintah mana pun. Sikap AS ini menunjukkan dukungan AS yang makin besar kepada Taiwan.
Utusan tertinggi AS di Taipei, yang sekarang disebut Direktur Institut Amerika di Taiwan, akan diganti namanya menjadi kantor perwakilan dan perlu dikonfirmasi Senat, seperti halnya Duta Besar AS. Tindakan itu juga akan menunjuk Taiwan sebagai ”sekutu utama non-NATO”, sebuah status untuk mitra militer AS terdekat di luar aliansi trans-Atlantik.
RUU itu juga menyebutkan, AS akan menyediakan senjata ”yang kondusif untuk mencegah tindakan agresi” oleh China daripada sekadar senjata untuk sekadar bertahan. Selain menyediakan dana 4,5 miliar dollar, RUU itu juga memberikan kewenangan kepada pemerintah untuk mengalokasikan dana pinjaman kepada Taiwan guna membeli senjata dari AS senilai 2 miliar dollar AS.
Pada awal tahun ini, Biden sempat mengatakan bahwa AS akan langsung membantu Taiwan jika diserang. Namun, para pembantunya kemudian menarik kembali pernyataan Biden. Gedung Putih melarang Pelosi melanjutkan lawatan karena khawatir akan memprovokasi Presiden Xi Jinping menjelang pertemuan Partai Komunis.
Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre hanya mengatakan bahwa pemerintahan Biden berhubungan dengan anggota parlemen tentang UU tersebut. ”Kami menghargai dukungan bipartisan yang kuat untuk Taiwan dan ingin bekerja sama dengan Kongres untuk memperkuatnya,” kata Jean-Pierre.
Pemerintah China, Kamis (15/9/2022), mengatakan, pihaknya telah mengajukan keberatan serius terhadap Washington. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning mengatakan, jika RUU tentang dukungan militer AS kepada Taiwan itu berlanjut, maka isu tersebut jelas akan merusak hubungan AS-China ke depannya. Sebaiknya AS tidak mengambil langkah kontraproduktif.
Mao menggambarkan RUU itu sebagai pengirim sinyal palsu yang serius kepada pasukan separatis Taiwan. ”China dengan tegas menentangnya dan telah membuat pernyataan serius kepada pihak AS bahwa hanya ada satu China di dunia. Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari China. China akan dengan teguh mempromosikan penyatuan kembali Taiwan,” katanya.
RUU itu muncul lebih dari satu bulan setelah China melakukan latihan militer terbesarnya di sekitar Taiwan sebagai tanggapan atas kunjungan Pelosi. China menganggap Taiwan, tempat pelarian para nasionalis yang kalah dari daratan pada 1949, sebagai bagian dari China daratan. Beijing menentang legitimasi internasional terhadap Taipei. (AFP/REUTERS/CAL)