Ratu Elizabeth II yang Berbeda dari Para Raja dan Ratu Inggris Lainnya...
Ratu Elizabeth II bukan hanya paling lama menjabat di Kerajaan Inggris dan menjadi kepala negara dengan tujuan lawatan terbanyak sepanjang sejarah. Ia tipe pemimpin yang memberi contoh dan semangat kepada warganya.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
Inggris Raya, Australia, Kanada, dan 15 negara serta wilayah lain kehilangan kepala negara. Ratu mereka, Elizabeth II, meninggal pada Kamis malam, 8 September 2022, di Puri Balmoral, Skotlandia. Ia menyusul suaminya, Pangeran Philip, yang meninggal pada April 2021.
Penulis biografi Ratu Elizabeth II, Robert Hardman, menyebut Ratu Elizabeth II amat berbeda dibandingkan raja atau ratu lain dalam sejarah Inggris. ”Beliau adalah ratu yang paling lama hidup, paling lama menjabat, paling lama berkuasa,” katanya, sebagaimana dikutip BBC.
Ratu Elizabeth II menjadi kepala negara dengan tujuan lawatan terbanyak sepanjang sejarah. Di antara negara-negara yang pernah disambanginya adalah Indonesia. Pada Maret 1974, di antara lawatan ke Pasifik, Ratu Elizabeth II singgah di Bali dan Jakarta. Anak dan menantunya, Charles dan Diana, beberapa kali menyambangi Indonesia.
Seperti disebut Hardman, Ratu Elizabeth II memerintah Inggris Raya amat lama. Didampingi Pangeran Philip, Ratu Elizabeth II memimpin Inggris Raya dan 14 negara lain selama 69 tahun 2 bulan 2 hari. Setelah Philip meninggal, ia melanjutkan tugasnya. Kepada anak-anaknya, Elizabeth mengaku merasakan kehampaan besar kala Pangeran Philip meninggal.
Krisis dan perubahan
Ia memimpin Inggris dalam sejumlah perubahan dan krisis. Untuk pertama kalinya dalam sejarah persemakmuran, ia menunjuk perempuan Maori menjadi gubernur jenderal Selandia Baru dan Niue.
Gubernur jenderal menjadi wakil ratu atau raja Inggris di 17 negara dan wilayah persemakmuran. Perannya hampir mirip seperti Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang ada sampai 1942.
Salah satu Gubernur Jenderal Australia, John Kerr, pernah membuat warga begitu marah kepada Ratu Elizabeth II. Kemarahan itu menambah alasan Australia harus berpisah dari Inggris lalu menjadi republik.
Pemicu kemarahan itu adalah pemecatan Perdana Menteri Australia Gough Whitlam oleh Kerr pada 1975. Konstitusi Australia memang mengizinkan gubernur jenderal sebagai wakil raja atau ratu Inggris memberhentikan PM.
Dalam surat yang diungkap pada Mei 2020, ternyata Kerr memecat Whitlam tanpa memberi tahu Ratu. Masalahnya, Sekretaris Pribadi Ratu Martin Charteris menganggap keputusan Kerr tepat.
Isu republik dan pemisahan wilayah memang menjadi sebagian tantangan Ratu Elizabeth II. Selain datang sendiri, ia mengutus anak dan cucunya ke wilayah persemakmuran. Tujuan lawatan itu, antara lain, adalah untuk menjaga agar penduduk di wilayah persemakmuran tetap mendukung keluarga kerajaan.
Keluarga Kerajaan Inggris memang tidak selalu mulus dan diterima publik. Anak pertama dan kedua Elizabeth, Charles dan Andrew, memicu kontroversi karena pernikahan mereka. Cucunya, Harry, juga memicu kontroversi setelah memutuskan melepaskan hampir seluruh gelarnya.
Ratu Elizabeth II bisa memandu keluarganya melewati serangkaian krisis itu. Tidak hanya terkait keluarga, ia juga memandu khalayak di tengah krisis-krisis yang lain.
Beri contoh dan semangat
Selama pandemi Covid-19, Ratu memberi contoh dan semangat kepada warga. Ia menerima vaksinasi, mengenakan masker kala di tempat umum, dan menjaga jarak. Bahkan, ia menjaga jarak dan mengenakan masker pada upacara pemakaman Pangeran Philip.
Tanpa Philip, ia merayakan 70 tahun menjadi Ratu Inggris Raya pada 6 Februari 2022. Beberapa hari setelah peringatan itu, ia dinyatakan terinfeksi Covid-19 walau gejalanya ringan. Sejak sebelum terinfeksi, kondisi kesehatannya sudah menjadi keprihatinan serius.
Atas alasan kesehatan pula, untuk pertama kalinya sejak 1963, ia tidak membuka sidang perdana parlemen pada Mei 2022. Ia juga melewati beberapa acara umum sepanjang 2021-2022. Bahkan, berbeda dari tradisi selama puluhan tahun, Ratu Elizabeth tidak menerima Mary Elizabeth Truss di Istana Buckingham kala Truss menjadi Perdana Menteri Inggris.
Ratu Elizabeth II berada di Puri Balmoral di Skotlandia, yang berjarak 649 kilometer dari Istana Buckingham di London, sejak beberapa waktu lalu. Atas alasan kesehatan, Ratu tidak bisa kembali ke Buckingham untuk menerima Truss.
Cucunya, Putri Eugenie, pernah mengungkapkan bahwa Elizabeth terlihat sangat bahagia setiap kali ke Puri Balmoral. Di tempat paling membahagiakan itu, ia mengembuskan napas terakhir. Ia tidak lagi hampa, orang-orang yang ditinggalkannya merasakan kehilangan besar yang tidak tergantikan. (AFP/REUTERS)