Di Hari yang Kudus, Sang Ratu Ungkapkan Kerinduan kepada Belahan Jiwa
Sejak Pangeran Philip meninggal pada 9 April 2021, baru kali ini Ratu Inggris Elizabeth II secara terbuka mengungkap kerinduannya kepada Sang Belahan Jiwa.
Oleh
kris mada
·4 menit baca
Untuk pertama kali dalam 74 tahun terakhir, Ratu Inggris Elizabeth II merayakan Natal tanpa kehadiran suaminya, Pangeran Philip atau Duke of Edinburgh. Dalam pidato peringatan Natal 2021, Sang Ratu mengungkapkan kerinduannya kepada pangeran keturunan Denmark-Yunani tersebut.
Ungkapan kerinduan tersebut diwujudkan dalam kalimat-kalimat pidato kepala negara Inggris Raya dan 16 negara atau wilayah lainnya itu yang disiarkan pada perayaan Natal yang Kudus, Sabtu (25/12/2021).
Kerinduan juga diungkapkan lewat perhiasan dan foto-foto. Di dada kanan bajunya, Sang Ratu mengenakan bros batu safir. Bros itu dikenakan Ratu Elizabeth selama bulan madu dengan Pangeran Philip pada 1947 atau tahun pernikahan mereka.
Bros yang sama dikenakan Sang Ratu kala merayakan 60 tahun pernikahannya dengan Pangeran Philip. Untuk pertama kali di dunia, ada perayaan peringatan berlian untuk pernikahan yang berlangsung selama 60 tahun. Biasanya, peringatan berlian diselenggarakan bagi yang menikah selama 75 tahun.
Seandainya Pangeran Philip tidak meninggal pada April 2021, Sang Ratu akan benar-benar merayakan peringatan berlian pada 2022 atau bersamaan dengan dimulainya rangkaian peringatan 60 tahun Sang Ratu bertakhta.
Kerinduan Ratu kepada Pangeran Philip juga diwujudkan lewat foto yang direkam pada pesta peringatan berlian pernikahan mereka. Foto itu diletakkan di meja sebelah kanan kursi Ratu. Dalam foto itu, Ratu dan Pangeran Philip saling menatap dan tertawa. Selama pidatonya ditayangkan, sejumlah foto Ratu dan Pangeran Philip bergantian ditayangkan.
”Bagi saya dan keluarga, bahkan dengan salah satu tawa yang hilang tahun ini, akan ada kegembiraan Natal karena punya kesempatan mengenang dan melihat periode bahagia baru melalui anak-anak kita, yang membuat kita bersukacita menyambut tahun ini,” kata Elizabeth.
Senyum dan tawa yang hilang adalah senyum dan tawa Pangeran Philip. Sebelum pandemi, Ratu dan Pangeran Philip berkumpul dengan para anak dan cucu mereka. Tahun lalu, sebagian anak dan cucu tidak bisa berkumpul karena pandemi. Tahun ini, sebagian anak dan cucu Ratu juga tidak berkumpul pada Natal yang dirayakan tanpa Pangeran Philip.
”Di bulan-bulan sejak wafatnya Philip-ku yang tercinta, saya mendapatkan ketenangan atas begitu banyak ungkapan kasih atas dirinya, (ungkapan datang) dari negara, persemakmuran, dan dunia. Baktinya, keingintahuannya, dan kemampuannya menghadirkan kegembiraan di segala suasana sangat luar biasa. Semua itu berbinar sampai akhir, seperti sejak pertama saya menatapnya,” kata Sang Ratu tentang mendiang suaminya itu.
Sejak Pangeran Philip meninggal pada 9 April 2021, baru kali ini Sang Ratu secara terbuka mengungkap kerinduannya. Salah satu putra Pangeran Philip-Ratu Elizabeth, Pangeran Andrew, menyatakan bahwa mangkatnya Pangeran Philip meninggalkan ”kehampaan besar” dalam hidup Sang Ratu. Philip akan dikenang sebagai sosok yang ”berani, teguh, dan beriman”.
Kala Pangeran Philip masih hidup, beberapa kali Sang Ratu secara terbuka mengungkap peran penting bangsawan keturunan Kerajaan Yunani-Denmark itu. Pada 1997, Ratu menyebut Pangeran Philip sebagai ”kekuatan dan tambatan” dirinya selama puluhan tahun pernikahan keduanya. Kini, tak ada lagi Philip di sebelah Sang Ratu.
Keluarga kerajaan melukiskan bangsawan bergelar Duke of Edinburgh itu sebagai ”kakek bangsa”. Ia adalah pangeran terlama di Inggris. Ia selalu mendampingi Ratu Elizabeth II sejak awal memerintah. Kala itu, Inggris dibangun kembali dari kerusakan akibat Perang Dunia II dan sekaligus masa ketika posisi kejayaan Inggris sebagai imperium global mulai surut.
Natal saat pandemi
Saat Pangeran Philip wafat, Inggris kembali dihadapkan pada cobaan berat. Di keluarga kerajaan, ada tudingan rasisme yang terlontar setelah Pangeran Harry dan istrinya, Meghan Markle, keluar dari Istana dan pindah ke Amerika Serikat.
Seperti negara lain, Inggris juga dihantam dampak pandemi Covid-19. Karena itu, pidato Natal Ratu tidak hanya soal rindu. Ratu juga menyinggung soal penyakit yang sudah menginfeksi hampir 12 juta orang di Inggris. Dari 12 juta itu, hampir 150.000 orang meninggal.
”Meski (karena) Covid berarti sekali lagi kita tidak bisa merayakan seperti yang diharapkan, kita masih menikmati banyak tradisi menyenangkan. Ikutlah melantunkan kidung, menghiasi pohon, bertukar hadiah, atau menyaksikan film yang sudah kita ketahui akhirnya. Tidaklah mengejutkan bahwa keluarga-keluarga kerap kali sangat menghargai rutinitas Natal-nya,” kata Sang Ratu.
Seperti kebanyakan warganya, Ratu juga merayakan Natal dengan penyesuaian selama pandemi. Untuk kedua kali, Ratu merayakan Natal di Kastel Windsor. Biasanya, Ratu dan semua anggota keluarga Kerajaan Inggris merayakan Natal di Sandringham. Dari sana, mereka bersama-sama mengikuti misa.
Tahun lalu dan tahun ini, Ratu hanya ditemani sebagian anak dan cucunya di Windsor. Pengurus Rumah Tangga Kerajaan menyebutkan, hal itu menunjukkan Istana ingin tetap menjadi contoh selama masa pandemi (REUTERS)