Istana Buckingham Yakinkan Kesehatan Ratu Elizabeth II
Pada usia 95 tahun, Ratu Inggris Elizabeth II dengan kesibukan luar biasa sempat dirawat semalam di RS King Edward VII, Rabu (20/10/2021). Perawatan dinyatakan tidak terkait Covid-19. Kamis siang, ia sudah boleh pulang.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
LONDON, JUMAT — Istana Buckingham meyakinkan kepada publik bahwa Ratu Elizabeth II sehat. Pengumuman ini dibuat selepas kepala negara Inggris dan 15 negara serta wilayah lain itu dirawat di rumah sakit pada Rabu (20/10/2021) malam.
Istana Buckingham mengeluarkan pernyataan pada Kamis (21/10/2021) malam waktu London atau Jumat dini hari WIB soal kesehatan Ratu Elizabeth II. ”Mengikuti anjuran medis agar istirahat beberapa hari, Ratu dirawat di rumah sakit pada Rabu sore untuk pemeriksaan awal, kembali ke Kastil Windsor pada jam makan siang hari ini dan tetap bersemangat,” demikian pernyataan itu.
Ratu dirawat di RS King Edward VII, 19 kilometer dari Kastil Windsor. Perawatan dinyatakan tidak terkait Covid-19. Banyak anggota keluarga kerajaan Inggris dirawat di RS King Edward VII, termasuk mendiang Pangeran Philip, suami Ratu Elizabeth II yang meninggal beberapa bulan lalu. Sejak 2013, baru kali ini Ratu dirawat lagi di rumah sakit.
Pada usia 95 tahun, Ratu Elizabeth II sangat sibuk dengan berbagai kegiatan. Sepanjang Oktober 2021, ada 15 kegiatan publik diikutinya. Salah satunya kebaktian Hari Veteran pada 12 Oktober 2021. Dalam kebaktian di Westminster Abbey itu, untuk pertama kalinya sejak 2004, Ratu menggunakan tongkat. Pada 2004, Ratu menggunakan tongkat beberapa saat selepas operasi lutut.
Kesibukan Ratu Elizabeth II pada Oktober 2021 juga termasuk lawatan ke Wales dan menonton pacu kuda di Ascot. Ia juga menerima Duta Besar Jepang untuk Inggris Hajime Hayashi dan Duta Besar Uni Eropa João Vale de Almeida secara virtual.
Sebelum berbincang secara virtual dengan dua diplomat asing itu, ia mengikuti telekonferensi dengan Gubernur Jenderal untuk Selandia Baru Cindy Kiro. Seperti di 15 negara lain, Ratu Inggris menjadi kepala negara Selandia Baru. Untuk mewakili ratu atau raja Inggris, ditempatkan gubernur jenderal, antara lain, di Australia, Selandia Baru, Papua Niugini, Kepulauan Solomon, Jamaika, dan Kanada.
Pembatalan
Pada Kamis, seharusnya Ratu Elizabeth II bertandang ke Irlandia Utara. Di sana, ia dijadwalkan menyambangi Desa Hillsborough yang mendapat status sebagai Desa Kerajaan. Ia juga dijadwalkan menghadiri kebaktian di Gereja St Patrick dan perayaan pembentukan Irlandia Utara.
Agenda-agenda itu terpaksa dibatalkan karena Ratu Elizabeth II harus masuk rumah sakit. Dalam pernyataan resmi istana disebutkan, awalnya Ratu berusaha menolak anjuran untuk beristirahat dan tetap bertandang ke Irlandia Utara. Walakin, akhirnya Ratu mengikuti nasihat dokter.
”Dia sangat sibuk, lebih sibuk dari yang bisa kita harapkan padanya. Jadi, mempertimbangkan usianya, bukan hal mengejutkan jika ada pembatalan mendadak (kegiatan publik),” kata Redaktur Pelaksana Majesty Magazine Joe Little kepada The Guardian.
Ia menduga masalah kesehatan Ratu amat serius. Jika tidak, mana mungkin ia harus membatalkan lawatan yang hanya membutuhkan penerbangan tidak sampai sejam dari London. ”Memang, pada usia 95 tahun, perjalanan itu bisa sangat melelahkan,” ujar Little.
Para pemimpin dan tokoh Irlandia Utara mendoakan kesehatan Ratu. Menteri Urusan Irlandia Utara Brandon Lewis termasuk yang mengungkap harapan atas kesehatan Ratu. ”Saya berharap bersua beliau di Irlandia Utara di masa mendatang,” tulisnya di media sosial.
Ketua Partai Uni Demokrat (DUP) Jeffrey Donaldson juga mengungkap harapan senada. ”Kami berterima kasih atas doa Yang Mulia untuk rakyat Irlandia Utara dan meyakini beliau akan tetap sehat selama masa istirahat. Kami mengharapkan lawatannya di masa depan,” kata ketua partai lokal Irlandia Utara itu.
Sementara para pemimpin gereja mengungkap kesedihan atas pembatalan kunjungan Ratu ke Irlandia Utara. ”Kami menyesal mengetahui Yang Mulia Ratu Elizabeth II tidak jadi menghadiri kebaktian di Armagh. Kami berdoa beliau tetap sehat dan menunaikan tugas-tugas mempersatukan dan mendamaikan, hal yang amat berharga bagi warga,” tulis mereka.
Pernyataan itu dibuat oleh sejumlah pemimpin gereja. Dari Presbyterian diwakili David Bruce, Kepala Gereja Irlandia Utara John McDowell, Uskup Irlandia Utara Eamon Martin, Ketua Persatuan Gereja Irlandia Utara Ivan Patterson, dan pemimpin gereja Methodist Irlandia Sahr Yambasu. (AFP/REUTERS)