Kepergian Pangeran Philip Tinggalkan Kehampaan Besar bagi Ratu Elizabeth II
Upacara pemakaman Pangeran Philip, suami Ratu Elizabeth II, berlangsung penuh khidmat di tengah protokol pembatasan akibat pandemi Covid-19.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·4 menit baca
LONDON, SABTU — Ratu Elizabeth II dan keluarganya—serta seluruh Inggris Raya—melepas kepergian abadi mendiang Pangeran Philip dalam upacara pemakaman terbatas akibat pandemi Covid-19 di Kastil Windsor, sekitar 30 kilometer sebelah barat London, Inggris, Sabtu (17/4/2021). Meski digelar dalam kondisi terbatas akibat pandemi, upacara pemakaman itu merefleksikan pengabdian panjang mendiang dalam militer ataupun pelayanan warga.
Ratu Elizabeth II dalam balutan pakaian, masker, dan topi serba hitam terlihat berdiri seorang diri saat jenazah suaminya, pendamping dirinya selama 73 tahun, disemayamkan di pemakaman raja, Kapel St George. Hanya 30 anggota keluarga kerajaan dan orang terdekat yang diperkenankan hadir dalam upacara tersebut, termasuk Sang Ratu, empat anaknya, dan delapan cucunya. Pangeran Charles, penerus takhta kerajaan, serta dua anaknya, Pangeran William dan Harry, termasuk yang hadir.
Sebagai bagian dari aturan protokol pencegahan Covid-19, Ratu Elizabeth II selama upacara ditempatkan secara terpisah dari anak-anaknya, para cucunya, dan sekelompok pelayat kerajaan. ”Kami selalu ingat di hadapan engkau, Philip, Duke of Edinburgh, menyampaikan terima kasih terhadap engkau—atas keyakinan dan loyalitasnya yang teguh, atas rasa tanggung jawab dan integritasnya yang tinggi,” kata Justin Welby, Uskup Agung Canterbury, dalam doanya.
Philip, yang dikenal dengan nama resmi Duke of Edinburgh, meninggal dalam usia 99 tahun pada 9 April, dua minggu setelah keluar dari rumah sakit setelah sebulan dirawat akibat penyakit jantung dan infeksi.
Kekuatan dan tambatan
Ratu Elizabeth II pada tahun 1997 pernah melukiskan Philip sebagai ”kekuatan dan tambatan” dirinya selama puluhan tahun pernikahan keduanya. Kini, tak ada lagi Philip di sebelah Sang Ratu. Keluarga kerajaan melukiskan kepergian Philip meninggalkan ”kehampaan besar” bagi Ratu.
Dalam pemakaman yang disiarkan langsung oleh televisi, terlihat peti jenazah Philip yang ditutupi bendera, topi militer, serta karangan bunga mawar, lili, dan melati putih dari Ratu Elizabeth II, dibawa menggunakan mobil Land Rover khusus yang didesain sendiri oleh Philip dari Kastil Windsor menuju Kapel St George.
Tembakan meriam dan dentang lonceng mewarnai perjalanan itu. Beberapa komandan militer senior mengawal Land Rover di bagian depan, sementara keempat anak mendiang—Pangeran Charles, Putri Anne, Pangeran Andrew, dan Pangeran Edward—terlihat berada mengikuti dari belakang diikuti oleh anggota keluarga kerajaan lainnya, termasuk para cucu, Pangeran William dan Harry. Ratu Elizabeth II yang naik Bentley tiba di kapel terlebih dulu.
Sebelum prosesi pemakaman dimulai, kelompok band militer di kompleks Kastil Windsor juga menampilkan lagu-lagu pilihan Philip, antara lain ”I Vow to Thee My Country”, ”Jerusalem”, dan ”Nimrod”. Selain itu, beberapa saat sebelum upacara dimulai, mengheningkan cipta selama satu menit dilakukan di seluruh Inggris. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga mengikuti sesi mengheningkan cipta di kediamannya, Chequers. Selama upacara pemakaman berlangsung, penerbangan di Bandar Udara Heathrow dihentikan.
Prosesi pemakaman dimulai ketika Uskup Agung Justin Welby memasuki kapel sebelum peti jenazah dan diikuti oleh anak mendiang Pangeran Philip dan tiga dari delapan cucu mendiang, diiringi paduan suara empat orang yang menyanyikan ”I am the Resurrection and the Life”.
”Kakek bangsa”
Pangeran Philip, Duke of Edinburgh, digambarkan oleh keluarga kerajaan sebagai ”kakek bangsa”. Ia adalah pangeran terlama di Inggris. Ia selalu mendampingi Ratu Elizabeth II selama pemerintahannya yang dimulai pada tahun 1952. Itu adalah masa ketika Inggris dibangun kembali dari kerusakan akibat Perang Dunia II dan sekaligus masa ketika posisi kejayaan Inggris sebagai imperium global mulai surut.
Salah satu putra Pangeran Philip-Ratu Elizabeth, Pangeran Andrew, akhir pekan lalu menyatakan bahwa mangkatnya Pangeran Philip—setelah 73 tahun menikah dengan Ratu Elizabeth II—telah meninggalkan ”kehampaan besar” dalam hidup Sang Ratu. Philip akan dikenang sebagai sosok yang ”berani, teguh, dan beriman”.
Dalam upacara pemakaman tersebut, Ratu Elizabeth II memperlihatkan kepatuhannya mengikuti protokol kesehatan yang ketat. Tak hanya selalu mengenakan masker, Ratu berusia 94 tahun itu juga menjaga jarak dengan duduk terpisah dari keluarga kerajaan lainnya.
”Dia adalah Ratu, dia akan berperilaku dengan martabat dan keberanian yang luar biasa yang biasa ia tunjukkan. Pada saat yang sama, dia akan mengucapkan selamat tinggal kepada orang yang dinikahinya selama 73 tahun,” kata Uskup Agung Justin Welby.
Selain upacara pemakaman, perhatian sebagian besar media juga akan tertuju pada sikap keluarga kerajaan terhadap Harry yang tampil perdana di depan publik setelah wawancara yang mengejutkan dengan Oprah Winfrey bulan lalu.
Dalam wawancara itu, mereka menuduh seseorang di keluarga kerajaan yang mengeluarkan komentar rasis. Permohonan Meghan ketika meminta bantuan saat ingin bunuh diri juga diabaikan. Meghan mengatakan, dirinya dibungkam sementara Harry menurutkan bahwa ayahnya, Charles, menolak menerima teleponnya.
Istana Buckingham mengatakan, Meghan yang sedang mengandung tidak hadir dalam pemakaman atas rekomendasi dokter.
Selama upacara pemakaman, Pangeran William dan Harry mengambil tempat dengan dipisahkan oleh sepupu mereka, Peter Phillips, anak Putri Anne. Kehadiran Pangeran William dan Harry mengingatkan saat keduanya—saat itu berusia 15 tahun dan 12 tahun—berjalan di belakang peti jenazah ibu mereka, Putri Diana, dalam upacara pemakaman tahun 1997.
Seusai upacara pemakaman Philip berakhir, keduanya terlihat berbincang satu sama lain saat berjalan meninggalkan kapel, bersama istri William, Kate. (REUTERS/AP/AFP/BEN)