Tak Ada Pemakaman Kenegaraan untuk Gorbachev, Putin Tak Akan Hadir
Berbeda saat mantan Presiden Rusia Boris Yeltsin meninggal, Rusia tak menetapkan upacara pemakaman kenegaraan bagi mendiang Mikhail Gorbachev. Presiden Putin memilih kunjungan kerja daripada hadir di pemakamannya.
Oleh
MUHAMMAD SAMSUL HADI
·5 menit baca
MOSKWA, JUMAT — Tak ada upacara pemakaman kenegaraan bagi mendiang mantan pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev. Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan tidak akan menghadiri upacara pemakamannya yang akan digelar Sabtu (3/9/2022).
Putin pada Kamis (1/9/2022) secara pribadi telah melayat ke rumah sakit tempat jenazah Gorbachev disemayamkan. Ia singgah di Rumah Sakit Klinik Pusat Moskwa beberapa saat sebelum bertolak untuk kunjungan kerja ke Kaliningrad, wilayah paling ujung barat Rusia.
Dari tayangan televisi pemerintah, Putin tampak berjalan mendekati peti jenazah Gorbachev dan meletakkan buket mawar merah di dekatnya. Ia berdiri terdiam beberapa saat, lalu menundukkan kepala, menyentuh peti jenazah, dan membuat isyarat tanda salib sebelum kemudian pergi.
”Dengan menyesal, jadwal kunjungan kerja Bapak Presiden tidak memungkinkan beliau hadir pada pemakaman hari Sabtu. Oleh karena itu, beliau melayat hari ini,” kata Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin, kepada wartawan.
Gorbachev—tokoh idola dunia Barat berkat upayanya membuka keran keterbukaan, tetapi kurang disuka di negerinya sendiri karena dianggap sebagai penyebab runtuhnya Uni Soviet—meninggal, Selasa (30/8/2022). Ia meninggal dalam usia 91 tahun.
Jenazah Gorbachev akan dimakamkan di Taman Makam Novodevichy, Moskwa, dekat pusara istrinya, Raisa, yang meninggal lebih dulu tahun 1999. Sebelum pemakaman akan digelar upacara perpisahan untuk umum di Hall of Columns, Moskwa. Ini merupakan tempat upacara pemakaman para pemimpin Uni Soviet sejak lama, mulai dari Vladimir Lenin, Josef Stalin, hingga Leonid Brezhnev.
Pemerintah Rusia tidak menetapkan upacara pemakaman Gorbachev sebagai pemakaman kenegaraan. Meski demikian, menurut Peskov, ada elemen-elemen upacara kenegaraan dalam pemakaman Gorbachev, seperti kehadiran pasukan kehormatan dan dukungan pemerintah dalam pemakaman tersebut.
Pemakaman Gorbachev akan sangat kontras dengan pemakaman Boris Yeltsin, presiden pertama Rusia, tahun 2007. Saat Yeltsin meninggal, Putin menetapkan satu hari berkabung secara nasional. Ia sendiri juga hadir langsung pada upacara pemakaman Yeltsin di Katedral Jesus Sang Penyelamat, Moskwa.
Yeltsin berperan sangat besar dalam menyingkirkan Gorbachev saat Uni Soviet runtuh dan terpecah menjadi sejumlah negara. Ia juga mengangkat Putin, pejabat intelijen dinas rahasia KGB, sebagai orang yang dinilai paling tepat menggantikan Yeltsin.
Keputusan Moskwa untuk tidak menetapkan upacara pemakaman kenegaraan bagi Gorbachev menggambarkan hubungan yang tidak mudah antara Kremlin dan peninggalan Gorbachev. Selain itu, andai pemakaman Gorbachev ditetapkan sebagai pemakaman kenegaraan, hal ini tentu bakal menghadirkan situasi tidak mudah bagi Putin. Ada semacam keharusan bagi Putin untuk menghadirinya, padahal ia diperkirakan tak ingin menghadiri pemakaman Gorbachev.
Penetapan pemakaman kenegaraan juga mengharuskan Kremlin mengirim surat undangan kepada pemimpin negara-negara lain. Di tengah meletusnya perang Ukraina-Rusia, Moskwa akan enggan melakukan hal tersebut.
Keputusan Putin melayat secara pribadi dan tidak menghadiri upacara pemakaman Gorbachev hari Sabtu, ditambah masalah status pemakaman tersebut, mencerminkan jarak dikotomis yang diambil Kremlin dalam menyikapi legasi Gorbachev. Gorbachev dipuja di dunia Barat berkat reformasi yang digulirkannya dalam mengakhiri Perang Dingin. Namun, sebaliknya di negeri sendiri, ia dicerca karena langkah-langkahnya berujung pada bubarnya Uni Soviet.
Putin selama ini menghindari sikap mengkritik terbuka terhadap Gorbachev. Namun, pada masa lalu ia berulang kali menyalahkan Gorbachev yang dinilai tidak meminta komitmen tertulis pada negara-negara Barat agar Barat tidak memperluas wilayah Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ke timur. Isu perluasan NATO ini menjadi kerikil tajam dalam hubungan Rusia-Barat sekaligus memicu ketegangan yang meletus dalam bentuk invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari 2022.
Dalam surat belasungkawa atas kematian Gorbachev, yang dirilis pada Kamis (1/9/2022), Putin memuji Gorbachev sebagai sosok yang meninggalkan ”dampak besar dalam mengubah arah sejarah dunia”.
”Dia memimpin negara pada masa-masa perubahan yang sulit dan dramatis di tengah tantangan-tantangan berskala besar dalam kebijakan luar negeri, ekonomi, dan masyarakat,” kata Putin. ”Ia benar-benar menyadari bahwa reformasi dibutuhkan dan berupaya menawarkan solusi atas masalah-masalah akut.”
Sergei Markov, analis politik pro-Kremlin, mengamati keputusan Putin untuk melayat secara pribadi terkait kematian Gorbachev telah memperlihatkan ”adanya masalah keamanan dan betapa tidak populernya kebijakan-kebijakan Mikhail Gorbachev”. Meski demikian, kata Markov, Putin ingin memperlihatkan sikap respek pada mendiang mantan pemimpin Uni Soviet tersebut.
Sikap ambivalen Kremlin terhadap pandangan-pandangan Gorbachev juga tecermin dalam siaran-siaran televisi pemerintah. Tayangan televisi-televisi Rusia menampilkan kenangan Gorbachev sebagai tokoh sejarah. Namun, televisi-televisi setempat juga menggambarkan langkah-langkah reformasi Gorbachev lemah dalam perencanaan. Mereka juga menyoroti kegagalan Gorbachev menjaga kepentingan negara dalam berdialog dengan Barat.
Putin menyebut bubarnya Uni Soviet sebagai ”malapetaka geopolitik terbesar abad ini”. Rabu lalu, Peskov mengatakan, Gorbachev adalah negarawan yang luar biasa. ”Gorbachev telah mendorong berakhirnya Perang Dingin dan dengan tulus ingin percaya bahwa (Perang Dingin) itu telah berakhir, sementara hubungan dekat yang abadi akan dimulai antara Uni Soviet yang diperbarui dan Barat secara kolektif,” ujar Peskov.
”Romantisisme itu tidak terwujud. Watak dasar musuh-musuh kami lebih menonjol dan bagusnya kami menyadari hal itu saat ini,” kata Peskov.
Dukacita di Jerman
Secara terpisah, di Jerman, pemerintah setempat memerintahkan pemasangan bendera setengah tiang pada hari pemakaman Gorbachev, Sabtu besok. Perintah ini dikeluarkan sebagai penghormatan terhadap pemimpin terakhir Uni Soviet itu.
”Kami ingin secara layak menghormati pencapaian-pencapaian warga kehormatan kami, Mikhail Gorbachev, dalam mengantarkan transformasi politik Jerman Timur (yang komunis),” kata Menteri Dalam Negeri Jerman Iris Spranger melalui pernyataan tertulis, Kamis (1/9/2022).
Pengibaran bendera setengah tiang di Jerman dilakukan, Sabtu. Spranger menambahkan, Jerman berutang pada Gorbachev karena langkah-langkahnya telah memungkinkan penyatuan Jerman terjadi sekaligus salah satu peristiwa yang menandai berakhirnya Perang Dingin.
Sejumlah tokoh lintas spektrum politik mengungkapkan pujian terhadap Gorbachev. Sebagian mengusulkan penamaan jalan atau lapangan dengan nama Gorbachev. Sebagian lainnya mengusulkan untuk menyelenggarakan upacara berkabung di Jerman.
”Jerman harus berterima kasih kepadanya (Gorbachev). Dia salah satu bapak reunifikasi dan memberikan kebebasan kepada jutaan warga,” ujar Markus Soeder, Menteri Besar Negara Bagian Bavaria, kepada harian Muenchener Merkur. (AP/AFP/REUTERS)