India Luncurkan Kapal Induk Buatan Sendiri untuk Imbangi China
India meluncurkan kapal induk baru pertama buatan dalam negeri. Dengan itu India semakin percaya diri dapat mengimbangin pengaruh China di Indo-Pasifik dan Samudera Hindia.
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·4 menit baca
NEW DELHI, JUMAT – Kapal induk canggih buatan dalam negeri India memulai debut atau penampilan pertama kalinya di depan publik, Jumat (2/9/2022) di Cochin, India selatan. Kapal induk yang mampu menampung 30 pesawat, baik jet tempur maupun helikopter, itu diluncurkan Perdana Menteri Narendra Modi sebagai bagian dari rangkaian peringatan 75 tahun kemerdekaan India dari kolonialisme Inggris.
Kapal induk baru itu bernilai sangat stategis dan penting bagi India di tengah menguatnya pengaruh kekuatan maritim China di Indo-Pasifik dan Samudera Hindia. "Kekhawatiran keamanan kawasan Indo-Pasifik dan Samudra Hindia diabaikan di masa lalu tetapi sekarang itu menjadi prioritas utama kami," kata Modi.
Peluncuran kapal induk INS Vikrant juga menandai dimulainya masa tugas kapal untuk memperkuat pertahanan India di Samudera Hindia, arena perebutan pengaruh maritim dengan saingannya, China. Armada China jauh lebih besar dan sudah lebih berkembang dari India. Kehadiran kapal induk baru, untuk bergabung dengan INS Vikramaditya era Soviet, itu meningkatkan rasa percaya diri India.
Lebih dari sekadar menambah kemampuan Angkatan Laut (AL) India, Modi menekankan kemajuan negaranya yang menjadi satu dari segelintir negara yang memiliki program kapal induk buatan sendiri. "Ini adalah hari bersejarah dan pencapaian penting. Ini adalah contoh dari dorongan pemerintah untuk menjadikan sektor pertahanan India mandiri,” katanya pada acara peluncuran.
Kapal induk baru sepanjang 262 meter dengn lebar 62 meter itu dirancang AL India dan dibangun di galangan kapal Cochin sejak 17 tahun lalu. INS Vikrant, yang berarti “sangat kuat” atau “berani” dalam Bahasa Sansekerta, adalah kapal induk operasional kedua India. Selama ini India memiliki kapal induk INS Vikramaditya buatan Soviet yang dibeli pada 2004 untuk mempertahankan Samudra Hindia dan Teluk Benggala.
INS Vikrant adalah kapal perang terbesar yang dibangun India. AL India mengklaim, kapal induk itu dapat membawa 1.600 awak dan menampung 30 jet tempur dan helikopter. Kementerian Pertahanan mengatakan, lebih dari 75 komponen kapal dari bahan lokal. Setengah lusin perusahaan industri besar dan lebih dari 100 pengusaha kecil menyediakan peralatan lain dan mesin.
Namun kapal perang berbobot 47.400 ton itu akan beroperasi penuh pada akhir 2023 setelah menjalani uji coba pendaratan pertama kali dengan pesawat tempur MiG-29K buatan Rusia. India berencana melengkapi kapal dengan lebih dari dua lusin jet tempur baru, termasuk Rafale-M dari Perancis dan Boeing F/A-18 Block III Super Hornet, AS.
Samudera Hindia belakangan ini telah menjadi arena saingan pengaruh India dan China. Dalam beberapa tahun terakhir, China telah memperluas kehadirannya ke Samudra Hindia, Pasifik Barat, dan sekitarnya. Keduanya berebut dalam membangun pengaruh di Maladewa dan Sri Lanka.
Pada Agustus lalu, kapal AL China bernama Yuan Wang 5, berlayar ke pelabuhan Hambantota, pelabuhan China di Sri Lanka, meski ada kekhawatiran dari India. Beijing menyebut kapal Yuan Wang 5 sebagai kapal penelitian. Namun, India mencurigai kapal itu juga berfungsi sebagai mata-mata untuk mengawasi kawasan itu.
Kementerian Pertahanan India mengatakan, untuk menanggapi kekhawatiran atas meningkatnya pengaruh China di Samudera India dan kawasan lain, AL India tahun lalu mengirim empat kapal perang ke Asia Tenggara, Laut China Selatan, dan Indo-Pasifik. Saat itu India terlibat dalam latihan dengan anggota kelompok negara dalam aliansi Quad lainnya, yakni AS, Jepang dan Australia.
Pada Jumat (2/9), Modi mengatakan bahwa masalah keamanan di kawasan Indo-Pasifik dan Samudra Hindia telah terlalu lama diabaikan. “Namun, saat ini kawasan ini menjadi prioritas utama pertahanan negara bagi kami. Jadi, kami bekerja ke segala arah, mulai dari peningkatan anggaran untuk AL hingga peningkatan kapasitasnya,” kata Modi.
Wilayah maritim yang luas itu tegang karena perselisihan China dengan tetangganya, termasuk Taiwan, Filipina, Indonesia, Vietnam, Jepang, Malaysia, dan Brunei Darussalam di Laut China Selatan hingga dengan Korea Selatan di Laut China Timur. Ada tumpang tindih klaim untuk semua atau sebagian dari jalur laut strategis yang menyimpan deposit minyak dan gas bawah laut yang signifikan di kawasan itu.
AL Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China telah dimodernisasi selama lebih dari satu dekade. Menurut Departemen Pertahanan AS, AL China saat ini memiliki sekitar 355 kapal, termasuk kapal selam. Diperkirakan, AL China akan tumbuh menjadi kekuatan penting dengan 420 kapal pada tahun 2025 dan 460 kapal pada tahun 2030.
Saat ini China memiliki dua kapal induk. Pada Juni lalu China meluncurkan kapal induk ketiga yang diyakini memiliki sistem elektromagnetik seperti yang digunakan AS di kapal induk barunya. Kapal induk India menggunakan sistem tipe "lompat ski" tradisional untuk meluncurkan pesawatnya.
Armada India sekarang mencakup dua kapal induk, 10 kapal perusak, 12 fregat dan 20 kapal korvet, Kapal induk India yang lebih tua, INS Vikramaditya, dibangun di Uni Soviet pada tahun 1987. India membelinya dari Rusia pada tahun 2004 seharga 2,35 miliar dollar AS atau sekitar Rp 35 triliun. India merasa mendapat tantangan strategis yang ditimbulkan China di Samudera Hindia. (AP/AFP/CAL)