India Curigai China Kirim Kapal Mata-mata ke Pelabuhan Sri Lanka
New Delhi keberatan jika Colombo mengizinkan kapal peneliti dan survei China tersebut masuk ke Sri Lanka dan merapat di Hambantota. Otoritas India menduga Yuan Wang 5 sebagai kapal mata-mata.
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·4 menit baca
Otoritas Sri Lanka di Colombo pada akhir pekan lalu meminta Beijing segera menunda rencana kunjungan kapal paneliti dan survei China, Yuan Wang 5. Hal itu terjadi setelah India keberatan dan mencurigai kapal itu sebagai kapal mata-mata. India masih berseteru dengan China soal perebutan perbatasan di wilayah Himalaya.
Kementerian Luar Negeri Sri Lanka dalam surat kepada Kedutaan Besar China di Colombo meminta agar China tidak melanjutkan pelayaran kapal Yuan Wang 5 ke wilayah Sri Lanka. Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe meyakinkan para pemimpin partai politik bahwa kunjungan kontroversial itu tidak akan berjalan sesuai rencana.
China pekan lalu mengirim kapal itu ke Sri Lanka untuk mendukung kepentingan bisnis dan investasi di negara pulau di Samudra Hindia itu. Beijing menempatkan Sri Lanka sebagai penghubung penting bagi strategi Prakarsa Sabuk dan Jalan atau Belt and Road Initiative (BRI). Salah satu investasi BRI di Sri Lanka berada di Pelabuhan Hambantota.
Sejak Desember 2017, otoritas pengembang, kontraktor, dan operator pelabuhan terbesar China, China Merchants Port (CMPort), mengambil alih pelabuhan Hambantota untuk masa konsesi 99 tahun. Pelabuhan itu kemudian menjadi bagian CMPort, jaringan yang mencakup 36 pelabuhan di 18 negara dan wilayah.
Pelabuhan Hambantota jatuh ke tangan China setelah Colombo gagal mengembalikan utang 1,3 miliar dollar AS pinjaman dari Bank Exim China. Di bawah kepemimpinan klan Rajapaksa pada 2005-2015, Sri Lanka banyak mengandalkan pinjaman dari China untuk pembangunan infrastrukturnya.
Menurut Reuters, Minggu (7/8/2022), kini pelabuhan terbesar di Sri Lanka yang berada dekat jalur pelayaran utama dari Asia ke Eropa itu telah bernilai 1,5 miliar dollar AS. CMPort mendorong Hambantota menjadi pelabuhan kelas dunia dengan konektivitas global, meningkatkan standar layanan logistik yang terintegrasi.
Bagi India, jatuhnya Hambantota ke tangan operator internasional China sejak awal telah dilihat sebagai ancaman terhadap pengaruhnya di Samudra Hindia. Itu termasuk pengaruh India di negara tetangga terdekat, Sri Lanka. New Delhi khawatir Hambantota bakal digunakan sebagai pangkalan militer Beijing di halaman belakang India dan itu dinilai berbahaya.
Dalam kaitan dengan itu, New Delhi keberatan jika Colombo mengizinkan kapal peneliti dan survei China tersebut masuk ke Sri Lanka dan merapat di Hambantota. Otoritas India menduga Yuan Wang 5 sebagai kapal mata-mata, selain melakukan survei atau penelitian.
Sumber di Pemerintah Sri Lanka, Minggu (7/8/2022), mengatakan, otoritas Sri Lanka meminta China menunda kedatangan Yuan Wang 5 setelah India mengajukan keberatan. Menurut data Refinitiv, kapal tersebut sedang dalam dalam perjalanan dari pelabuhan di China ke Hambantota dan dijadwalkan tiba pada 11 Agustus. Situs Marine Traffic menyebutkan Yuan Wang 5 berlayar dari pelabuhan Jiangyin.
Situs ini menyebutnya sebagai kapal peneliti dan survei. Namun, menurut CNN-News18 India, kapal itu juga kapal mata-mata dengan penggunaan ganda untuk pelacakan satelit dan bahkan bisa meluncurkan rudal balistik antarbenua.
Kementerian Luar Negeri China tidak segera menanggapi permintaan komentar wartawan terkait hal tersebut. Pekan lalu, juru bicara Pemerintah Sri Lanka mengatakan, kapal Yuan Wang 5 berencana berhenti di Hambantota hanya untuk mengisi bahan bakar. Media India menyebut, New Delhi khawatir kapal akan digunakan memata-matai kegiatannya.
China adalah salah satu negara pemberi pinjaman terbesar terhadap Sri Lanka. Saat ini utang China mencapai 10 persen dari total utang luar negeri Sri Lanka, yakni 51 miliar dollar AS, menurut data pada April 2022. China membiayai proyek pembangunan bandara, jalan, dan jalur kereta api. Sri Lanka kini dipukul krisis ekonomi terburuk dalam hampir 75 tahun terakhir.
Sementara India resah menghadapi perkembangan kawasan Asia Selatan dan Samudra Hindia yang semakin didominasi China. Untuk mengimbangi China, India tahun ini saja telah memberikan dukungan hampir 4 miliar dollar AS ke Sri Lanka. Perebutan pengaruh antara India dan China turut mempersulit posisi Sri Lanka di tengah krisis saat ini.
Hubungan diplomatik antara India dan China telah bereskalasi sejak pasukan mereka terlibat bentrokan mematikan pada tahun 2020 di sepanjang perbatasan Himalaya. Sedikitnya 20 tentara India dan empat tentara China tewas dalam pertempuran itu, yang menyulut penumpukan besar-besaran pasukan di kedua sisi.
Analis keamanan asing menggambarkan kapal Yuan Wang 5 sebagai salah satu kapal pelacak ruang angkasa terbaru China, yang digunakan untuk memantau peluncuran satelit, roket, dan rudal balistik antarbenua. Itu sebabnya, New Delhi menekan Colombo untuk tidak membiarkan kapal itu masuk ke Sri Lanka.
Sri Lanka telah meminta China untuk menunda keberangkatan kapal Yuang Wang 5 hingga waktu yang tidak ditentukan. Media Sri Lanka pada Sabtu lalu menyebut kapal itu sebagai kapal mata-mata yang tidak diinginkan kehadirannya oleh India.
Kementerian Luar Negeri India, pekan lalu mengatakan akan memantau dengan cermat setiap hubungan dengan kepentingan keamanan dan ekonomi India, dan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindunginya. ”Kementerian meminta agar kedatangan kapal Yuan Wang 5 di Hambantota ditunda sampai konsultasi lebih lanjut mengenai masalah ini,” kata permintaan tertulis New Delhi. (AFP/REUTERS/AP)