Di usia 30 tahun hubungan India-ASEAN tahun ini, kedua pihak sepakat untuk mengintensifkan hubungan dan kerja sama dengan menjunjung multilateralisme yang berbasis hukum internasional.
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·4 menit baca
NEW DELHI, KAMIS — Para menteri luar negeri ASEAN dan India menggelar pertemuan khusus dua hari, mulai Kamis (16/6/2022), di New Delhi, India, untuk menandai 30 tahun kemitraan ASEAN-India. Pada sesi hari pertama pertemuan bertajuk ”Building Bridges in Indo-Pacific” ini, dibahas upaya memperkuat kerja sama maritim, pemulihan dari pandemi Covid-19, ekonomi, perdagangan, dan investasi serta memperkuat konektivitas yang menjunjung multilateralisme berbasis hukum internasional.
Menurut siaran pers Kementerian Luar Negeri India, pertemuan khusus Menlu ASEAN-India ini diselenggarakan Pemerintah India. Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar dan Menlu Singapura Vivian Balakrishnan memimpin pertemuan. Menlu RI Retno LP Marsudi juga hadir dalam pertemuan itu bersama para menlu ASEAN lain dan Sekretaris Jenderal ASEAN Lim Jock Hoi.
Pertemuan itu juga memperingati sepuluh tahun kemitraan strategis India-ASEAN. Hubungan mereka terjalin diawali dengan India menjadi Mitra Dialog Sektoral ASEAN pada 1992. Pada 2012, hubungan mereka meningkat ke level kemitraan strategis.
Memperhatikan hubungan peradaban dan budaya berusia ribuan tahun antara bangsa-bangsa Asia Tenggara dan India, pertemuan itu mengingatkan tonggak sejarah hubungan dialog ASEAN-India selama tiga dekade terakhir. Pertemuan menegaskan kembali komitmen untuk lebih memperdalam kemitraan yang lebih luas untuk mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran kawasan.
Sekretaris Urusan Indo-Pasifik Kementerian Luar Negeri India Geetika Srivastava mengatakan, dengan mengambil tema ”Building Bridges in Indo-Pacific” dalam pertemuan itu, ASEAN-India ingin menjembatani jurang perbedaan di kawasan Indo-Pasifik dan mendobrak tantangan secara bersama. Dia tidak memerinci apa upaya ASEAN-India sebagai jembatan di Indo-Pasifik.
Jaishankar menjelaskan, peran ASEAN saat ini lebih penting mengingat tantangan geopolitik dan ketidakpastian global. Menurut dia, ASEAN telah berhasil mengukir keberhasilan kawasan dan memberikan landasan bagi arsitektur strategis dan ekonomi yang berkembang di Indo-Pasifik.
Jaishankar mengakui, ASEAN selalu berdiri tegak sebagai mercusuar regionalisme, multilateralisme, dan globalisasi. ”India mendukung penuh ASEAN yang kuat, bersatu, dan makmur dengan posisi sentralitasnya di Indo-Pasifik yang diakui penuh,” kata Jaishankar.
Ia menambahkan, India dan ASEAN menghadapi angin kencang, mulai dari masalah perang di Ukraina serta dampaknya bagi keamanan pangan dan energi hingga masalah pasokan pupuk dan melonjaknya harga-harga komoditas plus disrupsi rantai pasok dan logistik.
Rivalitas AS-China
Balakrishnan mengatakan, rivalitas antara Amerika Serikat dan China juga berdampak langsung bagi keseluruhan Asia. ”Perkembangan-perkembangan ini, jika tidak diawasi, dapat mengancam sistem tunggal perdamaian dan stabilitas yang menjadi gantungan kita sebagai basis pertumbuhan dan pembangunan serta kemakmuran dalam banyak dekade,” katanya.
Jaishankar menekankan perlunya memperkuat konektivitas darat dan laut dengan ASEAN. Peningkatan jalan raya India-Myanmar-Thailand adalah bagian dari Inisiatif Konektivitas ASEAN-India.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan India, perdagangan antara India dan kawasan ASEAN mencapai lebih dari 78 miliar dollar AS pada 2021. India utamanya mengekspor kimia organik, mineral, kapal dan perahu, besi dan baja, farmasi, kapas, serta tembakau ke negara-negara ASEAN. Adapun barang-barang utama yang diimpor India dari ASEAN antara lain batubara, minyak sawit, telepon, kapal ringan, dan perlengkapan listrik.
Perdana Menteri India Narendra Modi sempat bertemu dengan para menteri luar negeri dan perwakilan negara-negara ASEAN di New Delhi. Modi mencuit di Twitter, dia memiliki interaksi yang baik dengan mereka karena ASEAN-India merayakan 30 tahun kerja sama erat India-ASEAN.
Selain menjadi Mitra Dialog Sektoral ASEAN pada 1992 dan menjadi Mitra Dialog Penuh, tiga tahun kemudian, India juga menjadi anggota konferensi regional tambahan ASEAN, Forum Regional ASEAN (ARF) pada 1996. Sejak awal 2000-an, pertemuan puncak, sebagai konsekuensi kemitraan dialog yang mengarah pada intensifikasi hubungan, telah menandai interaksi dan forum India-ASEAN.
Dalam siaran persnya, Kemenlu India menyebutkan, menelaah perkembangan kemitraan dalam 30 tahun terakhir, pertemuan menyepakati setidaknya 17 poin. Beberapa di antaranya yakni untuk memperkuat Kemitraan Strategis ASEAN-India demi keuntungan bersama di seluruh spektrum kerja sama politik, keamanan, ekonomi, sosial budaya, dan pembangunan.
Selain itu, pertemuan menegaskan kembali komitmen terhadap multilateralisme yang berbasis hukum internasional, termasuk Piagam PBB, Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982 (UNCLOS), perjanjian dan konvensi PBB lainnya. Juga mendukung sentralitas ASEAN dalam arsitektur regional, menjunjung tinggi multilateralisme, dalam bersama-sama menjawab tantangan regional dan global.
Selain itu, kedua pihak ingin terus memajukan implementasi yang efektif dari rencana aksi kemitraan ASEAN-India bagi perdamaian, kemajuan dan kemakmuran bersama (2021-2025). Juga melaksanakan Pernyataan Bersama ASEAN-India sesuai Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific atau AOIP) 2021 dan menjajaki potensi kerja sama AOIP dan Inisiatif Samudra Indo-Pasifik (Indo-Pasific Ocean’s Initiative atau IPOI) yang diprakarsai India. (AP/SAM)