Latihan Militer ”Pitch Black” Libatkan 17 Negara, Termasuk Indonesia
Pitch Black merupakan latihan militer multinasional skala besar di Darwin, Australia. Media China menilai latihan itu sebagai upaya menjegal China di Asia Pasifik.
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·5 menit baca
DARWIN, SABTU — Amerika Serikat dan Australia kembali memimpin latihan militer Pitch Black setelah empat tahun absen akibat pandemi Covid-19. Jerman, Jepang, dan Korea Selatan untuk pertama kalinya bergabung dalam latihan yang kini diikuti 17 negara itu. Media China menilai, latihan di saat situasi Selat Taiwan memanas itu sebagai upaya menjegal China.
Situs berita ABC News, Sabtu (20/8/2022), melaporkan, latihan berlangsung di Darwin, Australia Utara, selama tiga minggu, yakni sejak 19 Agustus hingga 9 September 2022. Latihan militer multinasional skala besar ini merupakan kegiatan International Engagement paling signifikan dari Angkatan Udara Australia (RAAF) dengan melibatkan negara-negara sekutu yang berminat.
Menurut media Australia itu, latihan Pitch Black secara tradisional memang diadakan di Darwin, ibu kota Negara Bagian Australia Utara, setiap dua tahun. Latihan tahun 2020 dibatalkan karena pandemi Covid-19 dan baru digelar lagi tahun ini. Setelah latihan terakir pada 2018, kali ini jumlah negara peserta bertambah dengan keikutsertaan Jerman, Jepang, dan Korsel.
Sekitar 100 jet tempur dan 2.500 personel dari negara-negara Amerika Utara, Eropa, Asia, dan Timur Tengah terlibat dalam latihan ini. Ketujuh belas negara itu adalah Australia, AS, Selandia Baru, Kanada, Inggris, Belanda, Perancis, Uni Emirat Arab, Indonesia, India, Singapura, Filipina, Thailand, dan Malaysia.
Pesawat yang terlibat tahun ini termasuk Su-30 dari India, F-15 dan F-16 dari Singapura, dan untuk pertama kalinya Eurofighter Typhoon dari Jerman dan Inggris, serta Mitsubishi F-2 dari Jepang. Australia untuk pertama kalinya juga menerbangkan jet F-35 Lightning II.
Latihan Pitch Black pertama kali diadakan di Williamtown, New South Wales, pada tahun 1981 dengan hanya melibatkan pasukan Australia. Pada tahun 1983, latihan tersebut dipindahkan ke Darwin sebagai pangkalan utamanya dan mendapatkan mitra internasional pertama, yakni AS. Sejak itu jumlah negara peserta dari tahun ke tahun terus bertambah.
”Ketika Anda melihat skala ruang udara pelatihan kami di wilayah tersebut, dan akses yang kami miliki ke beberapa tempat pelatihan kami, belum pernah ada yang sebesar itu di dunia ini. (Skala ruang dan tempat latihan) ini seluas Eropa,” kata Komandan Latihan Komodor Udara Tim Alsop, sambil menambahkan itulah alasannya negara peserta terus bertambah.
Menurut situs web RAAF, latihan Pitch Black dirancang untuk meningkatkan keamanan regional melalui inter-operabilitas dan kesepahaman multinasional. Hal itu termasuk dengan memperkuat hubungan militer antara negara-negara peserta serta berbagi prosedur dan pengetahuan. ”Sangat penting memahami bagaimana kami beroperasi,” kata Alsop.
Sekalipun ketegangan meningkat di beberapa bagian dunia, termasuk Asia Pasifik yang juga meliputi Selat Taiwan, Alsop menekankan, latihan Pitch Black tidak untuk ”melawan” negara mana pun. Namun, media resmi China, Global Times, menyebut latihan yang dipimpin AS dan Australia itu ibarat ”menuangkan minyak ke api” karena Asia-Pasifik makin tak stabil akibat provokasi AS.
Menurut media China, latihan itu menarik kian banyak negara ke ”garis depan persatuan anti-China dan menunjukkan persatuan Barat untuk menekan China atas Taiwan”. Namun, tidak mungkin AS membentuk aliansi melalui satu latihan militer karena para peserta tidak memiliki tujuan bersama dan latihan pimpinan AS sering mengacaukan lingkungan regional.
Yu Lei, kepala peneliti pada Pusat Penelitian untuk Negara-negara Kepulauan Pasifik di Universitas Liaocheng, kepada Global Times mengatakan, Australia selalu menganggap dirinya wakil AS di Asia-Pasifik dan bertanggung jawab mempertahankan hegemoni AS di kawasan. Dalam urusan militer, Australia membutuhkan AS untuk membantunya mempertahankan dominasi di kawasan Pasifik.
Song Zhongping, pakar militer China daratan dan komentator televisi, mengatakan, Australia sebenarnya sedang menyulutkan api untuk membakar dirinya sendiri. Sebab, pangkalan di utara dan barat negara itu akan digunakan sebagai jembatan bagi AS untuk melawan China. Ini membuat Australia sebagai negara yang seharusnya jauh dari gangguan menjadi tempat yang semakin tidak aman.
Menurut Song, 17 negara peserta tidak menghadiri latihan untuk tujuan bersama. Misalnya, Jerman, yang menghadiri latihan untuk pertama kalinya, lebih fokus ke Eropa. Hanya karena ditekan AS dan aliansi NATO, Jerman tahun lalu sempat mengirim kapal fregat kelas Brandenburg Bayern ke Laut China Selatan untuk menunjukkan kehadiran militer di kawasan Asia-Pasifik.
Rilis dari RAAF menyebutkan, Jepang dan Korsel untuk pertama kalinya berpartisipasi penuh dalam latihan bersama tahun ini. Global Times mengatakan, keterlibatan itu menimbulkan kekhawatiran beberapa analis tentang upaya AS untuk membentuk Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) versi Asia untuk melawan China. Song mengatakan, AS selalu menjadi penyebab utama kekacauan di Asia-Pasifik.
Pada tahun 2021, AS telah membentuk aliansi AUKUS bersama Inggris dan Australia. Sekarang AS, menurut Global Times, AS berusaha untuk menarik Jepang, Korsel, dan beberapa anggota NATO untuk bergabung ke dalam kemitraan AUKUS. Mengadakan latihan militer dengan mengundang negara lain menjadi taktik AS untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Pengamat yang menjadi narasumber media China itu mengatakan, latihan militer yang sering dilakukan oleh AS dan sekutunya memperburuk situasi regional. Situasi itu membuat beberapa negara, misalnya, Korea Utara, merasa tidak aman, memperburuk situasi di Semenanjung Korea, dan mengintensifkan perlombaan senjata di wilayah tersebut.
AS dituding ingin membangun garis depan persatuan anti-China dan menunjukkan persatuan Barat di bawah pimpinan AS. Latihan militer bersama yang dipimpin AS di Australia, kata media China itu, tidak memiliki pengaruh terhadap China. Bahkan China juga dapat melakukan misi pengintaian di perairan terdekat seperti yang dilakukan Australia dan AS selama latihan militer China.