Ketegangan di Asia Timur belum menurun. China sekarang bersaing dengan Amerika Serikat dan sekutunya untuk sama-sama heboh latihan perang.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
KOMPAS/BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO
Pegiat antiperang membawa poster bertujuan Hentikan Latihan Perang” dalam unjuk rasa menentang latihan bersama militer Korea Selatan dan Amerika Serikat. Mereka berunjuk rasa di depan kantor presiden Korsel, Gedung Biru, di Seoul pada 8 Maret 2021.
WASHINGTON, SELASA — Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Senin (15/8/2022), mengumumkan baru menuntaskan latihan perang bersama Jepang dan Korea Selatan. Latihan ini guna menyiapkan diri menangkis serangan rudal Korea Utara ataupun China. Pada saat bersamaan, China mengumumkan hendak melakukan latihan perang lagi di Selat Taiwan.
Latihan gabungan AS, Jepang, dan Korsel itu dinamakan Operasi Naga Pasifik dan berlangsung di Negara Bagian Hawaii pada 8-14 Agustus 2022. Pekan sebelumnya, Ketua DPR AS Nancy Pelosi berkunjung ke Taiwan yang membuat marah Beijing sehingga menggelar operasi militer besar-besaran di Selat Taiwan selama sepekan.
Dalam operasi itu, lima rudal Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) jatuh di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang yang diprotes oleh Tokyo. China kemudian membalas, Tokyo tidak bisa mengklaim perairan itu sebagai ZEE karena masih disengketakan dengan Beijing.
Menanggapi operasi militer China ini, AS, Jepang, dan Korsel menggelar latihan militer gabungan. Dilansir dari kantor berita Jepang, NHK, Menteri Pertahanan Yasukazu Hamada mengatakan, latihan itu dititikberatkan pada peningkatan kapasitas pertahanan pasukan bela diri maritim Jepang.
”Kita harus mengamankan Indo-Pasifik. Ancaman terbesar saat ini adalah rudal balistik jarak menengah dan jarak jauh,” kata Hamada.
Sementara itu, Beijing juga marah kepada Korsel. Pada 2016, Seoul mengizinkan AS mengadakan latihan rudal balistik THAAD di wilayahnya. Rudal ini memiliki kemampuan mencapai titik yang tinggi dengan radar tetap akurat. Menurut Beijing, radar THAAD bisa menembus pertahanan China sehingga mereka meminta Seoul berjanji tidak akan pernah lagi mengizinkan THAAD dioperasikan dari wilayah Korsel.
Namun, Presiden Korsel Yoon Suk Yeol yang baru dilantik pada awal 2022 mengatakan, itu hanya pembicaraan lisan. Sejatinya, Korsel tidak memiliki kewajiban mengabulkan permintaan China. Bahkan, Korsel dan AS akan melakukan latihan gabungan pada 22 Agustus hingga 1 September nanti.
GONG YULONG/XINHUA VIA AP
Foto yang dirilis kantor berita China, Xinhua, memperlihatkan beberapa jet tempur Komando Teater Timur Pasukan Pembebasan Rakyat (PLA) China melakukan latihan di sekitar wilayah udara Taiwan, Minggu (7/8/2022). Beberapa pihak mengingatkan soal potensi miskalkulasi latihan militer China dan Taiwan yang saat ini dilakukan berbarengan.
Suasana semakin panas karena pada Senin, lima senator AS datang ke Taiwan. Delegasi ini dipimpin Senator Ed Markey dari Partai Demokrat. Sontak Beijing mengutarakan kemarahan. ”Lagi, AS bermain api dan sengaja menyulut konflik,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin kepada kantor berita nasional Xinhua.
Tidak lama setelah pernyataan Kemenlu China, Komando Palagan Timur PLA mengumumkan akan melakukan operasi militer lagi. Juru bicara mereka, Kolonel Shi Yi, mengungkapkan, kali ini semua unit PLA akan terlibat di dalam latihan.
Ketegangan di Asia Timur ini mengkhawatirkan tidak hanya bagi kawasan, tetapi juga secara global. Asosiasi Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada pertemuan para menteri luar negeri di Kamboja awal Agustus lalu mengeluarkan komunike bersama yang mendesak semua pihak wajib mengelola rivalitas. Jangan sampai rivalitas pecah menjadi konflik terbuka, apalagi peperangan. (Reuters/AP)