Jalanan di Kota Beijing bak Arena Pameran Mobil-mobil Mewah
Mobil mewah mudah ditemui di jalanan kota Beijing, China, sehingga mobil mewah jadi terlihat biasa-biasa saja. Selain mobil mewah, mobil listrik berdesain futuristik juga kian populer dan mendominasi di jalanan Beijing.
Oleh
LUKI AULIA, DARI BEIJING, CHINA
·3 menit baca
Jakarta dan Beijing boleh sama-sama ibu kota negara dan kota metropolitan. Namun, keduanya jauh berbeda, terutama pemandangan jalanannya. Kalau masalah macetnya sih sama saja. Di Beijing pun selalu macet pada pagi dan sore hari. Juga di kawasan pertokoan pada akhir pekan.
Bedanya, pemandangan di jalanan Beijing lebih menarik. Setiap saat jalanan di kota itu bagaikan arena pameran mobil. Merek-merek mobil mewah seperti Rolls-Royce, Bentley, Porsche, Ferrari, Maserati, dan Lamborghini mudah ditemui di jalanan. Setiap kali mobil-mobil supermewah itu lewat di depan mata, hanya dua komentar yang keluar: ”wow” dan ”wooo”.
Saking seringnya melihat mobil-mobil mewah itu, merek-merek mobil lain yang juga berharga mahal, seperti Mercedes-Benz, BMW, atau Mini Cooper, lama-lama terlihat biasa-biasa saja. Semakin terasa biasa-biasa saja karena banyak pemilik mobil mewah memarkirkan mobilnya di tepi jalan dekat permukiman.
Menurut teman-teman Indonesia yang tinggal di China, banyak orang kaya di negara itu tinggal di permukiman tanpa tempat parkir layak atau tempat parkirnya minim. Hasilnya, di pinggir jalan banyak mobil bagus terparkir dalam kondisi bodi kotor dedaunan dan debu. Mobil mereka mewah, tetapi seperti tak terawat.
Mobil listrik
Selain mobil mewah berbahan bakar fosil, komentar ”wow” dan ”wooo” juga kerap muncul ketika ada mobil-mobil listrik berdesain modern futuristik lewat. Dari merek mobilnya, tak ada yang familiar. Ada yang bertuliskan ”Build Your Dream” yang ternyata produsen mobil BYD. Lalu ada juga mobil merek Tesla.
Lebih banyak lagi mobil listrik yang mereknya susah dibaca karena bertuliskan huruf Mandarin. Dari informasi kolega di Beijing, rupanya itu mobil-mobil produksi dalam negeri China. Salah satunya produsen mobil listrik Nio.
Mobil listrik diklaim berhasil ikut mengurangi polusi udara di Beijing. Jika dibandingkan lima tahun lalu, kondisi udara di Beijing sekarang lebih baik. Namun, kemacetan tetap saja tak tertangani.
Jika dibandingkan dengan DKI Jakarta, wilayah Beijing lebih luas hingga 16.411 kilometer persegi. Luas wilayah daratan DKI Jakarta 661,52 kilometer persegi dengan populasinya 10,61 juta jiwa. Ini menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021. Sementara populasi di Beijing sampai 21,3 juta jiwa.
Aneka moda transportasi di Beijing sudah tersedia mulai dari bus kota, kereta bawah tanah, hingga sepeda sewa. Semua ada. Namun, karena jumlah penduduknya banyak, jalanan tetap saja macet gara-gara banyak mobil pribadi.
Mobil listrik juga semakin banyak dan menjadi favorit. Infrastrukturnya pun sudah tersedia. Stasiun pengisian listrik untuk mobil juga mudah ditemukan. Banyak pemilik mobil listrik menjadikan mobilnya sebagai taksi daring.
Kompas pernah mendapat kesempatan naik taksi daring mobil listrik. Desain interiornya rata-rata simpel futuristik, segalanya serba digital. Suara mesin pun tak terdengar. Tentu tak ada suara knalpot karena tidak ada knalpotnya.
Kantor berita China, Xinhua, 19 Juni 2021, pernah menyebutkan kepemilikan kendaraan energi baru di China mencapai 5,8 juta unit pada akhir Mei 2021 atau sekitar setengah dari total global. Berdasarkan data Asosiasi Produsen Mobil China (CAAM), penjualan mobil listrik di China mencapai 950.000 unit dalam lima bulan pertama tahun 2021 atau 2,2 kali lipat dari periode yang sama tahun lalu.
Tingkat penetrasi pasar mobil listrik sudah 8,7 persen, mempertahankan momentum pertumbuhan yang kuat. Hingga April, total 65.000 stasiun pengisian daya, 644 stasiun penukaran baterai, dan 1,87 juta tiang pengisian daya sudah dibangun di seluruh China. Infrastruktur pendukung mobil listrik ini meliputi 176 kota dan lebih dari 50.000 kilometer ruas jalan raya.