Harga gas dan listrik di sejumlah negara meroket ke rekor baru. Situasi ini menyebabkan banyak negara beralih ke minyak bumi sehingga jumlah konsumsinya secara global akan naik.
Oleh
KRIS MADA
·5 menit baca
SASCHA SCHUERMANN/AFP
Kanselir Jerman Olaf Scholz di dekat turbing jaringan pipa gas NordStream1 di Muelheim an der Ruhr, Jerman pada 3 Agustus 2022. Turbin itu perangkat penting dalam jaringan pipa gas NordStream 1. Gara-gara mesin itu belum diserahkan ke Rusia, Moskwa memangkas pasokan ke Eropa.
PARIS, KAMIS - Harga gas dan listrik global mencapai level tertinggi. Ini terutama terjadi di Eropa. Situasi ini menyebabkan berbagai negara beralih dari gas ke minyak bumi untuk pembangkit sehingga konsumsi minyak global diperkirakan naik.
Badan Energi Internasional (IEA) dalam laporan bulanan edisi Agustus 2022 menyebutkan, harga gas di wilayah Uni Eropa (UE) melonjak paling tinggi. Laporan yang diumumkan pada Kamis (11/8/2022) itu menyinggung fakta UE harus membayar hingga 215 euro untuk membangkitkan setiap megawatt listrik. Harga saat ini lebih tinggi 120 persen dibandingkan tiga bulan lalu.
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengakui warga tercekik kenaikan harga energi. Karena itu, Berlin menyiapkan paket bantuan kepada warga. ”Kita menghadapi masa sulit. Saya kira siapa pun di negara ini tahu itu. Kami akan melakukan semua yang mungkin untuk memastikan warga bisa melalui masa sulit yang akan semakin berat ini,” tuturnya.
Scholz mendukung rencana Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner menyesuaikan tarif pajak. Penyesuaian diharapkan bisa mengurangi beban warga yang kesulitan karena kenaikan harga energi dan aneka kebutuhan lain.
AP/VIRGINIA MAYO
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen (kiri) dalam jumpa wartawan di Brussels, Belgia, pada 20 Juli 2022. Ia mengusulkan konsumsi gas anggota Uni Eropa dipangkas 15 persen. Dengan demikian, UE bisa punya cadangan gas untuk musim dingin.
Kenaikan harga gas untuk listrik terjadi saat Eropa dan sebagian Asia dilanda peningkatan suhu. Akibatnya, kebutuhan listrik untuk pengoperasian penyejuk ruangan dan kipas angin melonjak. Biasanya, konsumsi listrik selama musim panas di Eropa berkurang. Eropa membutuhkan lebih banyak energi selama musim dingin untuk mengoperasikan mesin pemanas.
Sebaliknya, IEA memastikan harga minyak menunjukkan tren penurunan. Harga acuan minyak terpangkas 30 dollar AS per barel dibandingkan Juni 2022. Pada Kamis, harga minyak Brent pada 97 dollar AS per barel dan Texas WTI pada 92 dollar AS per barel.
”Minyak kini relatif lebih murah dibandingkan gas. Sejumlah negara mengalihkan sumber energinya dari gas ke minyak,” sebut laporan itu.
Oleh karena itu, IEA mengubah taksiran konsumsi minyak global menjadi 99,7 juta barel per hari sepanjang 2022. Sebelumnya, IEA menaksir 96,6 juta barel per hari. IEA menaksir konsumsi minyak akan kembali melewati 101,8 juta barel per hari pada 2023. Jumlah itu melebihi konsumsi harian sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia secara luas mulai awal 2020.
Di sisi lain, IEA mencatat bahwa produksi minyak global mencapai puncak setelah era pandemi pada Juli 2022, yakni 100,5 juta barel per hari. Temuan ini selaras dengan pernyataan OPEC+ bahwa pasokan bukan masalah dan bukan penyebab harga minyak naik.
IEA memasukkan faktor Rusia sebagai penyebab kenaikan harga gas di UE dan sebagian Eropa yang tidak masuk UE. Sebab, Rusia menjadi pemasok utama gas, minyak, dan batubara.
Sanksi UE terhadap Rusia membuat pasokan energi dari Rusia berkurang. Sejauh ini, baru batubara dan minyak yang dikirimkan lewat kapal yang menjadi sasaran sanksi energi UE atas Rusia.
Sanksi UE terhadap Rusia membuat pasokan energi dari Rusia berkurang.
Namun, Moskwa akhirnya memutuskan memangkas pasokan ke UE dan sejumlah negara Eropa. Sebab, rekening-rekening Rusia di berbagai negara dibekukan oleh Amerika Serikat dan sekutunya.
Akibatnya, Rusia praktis tidak menerima pembayaran atas ekspor energinya. Hal itu terjadi jika pembayaran dilakukan dalam mata uang selain rubel dan ke rekening di bank yang tidak dikendalikan Rusia.
Moskwa kemudian meminta pembeli membayar dalam rubel ke rekening bank yang dikendalikan Rusia. Bagi yang tidak memenuhi ketentuan itu, tidak akan mendapat pasokan energi dari Rusia.
AP/MICHAEL SOHN
Stasiun gas alam di Lubmin, Jerman pada 15 Februari 2022. Stasiun itu dibangun untuk menerima impor gas dari Rusia melalui jaringan pipa Nord Stream 2. Perang Rusia Ukraina membuat jaringan itu dilarang dipakai. Kini, Eropa mulai terpecah soal impor energi dari Rusia
Beyond Coal, aliansi pemantau penggunaan energi fosil, menemukan UE membayar 45 miliar euro untuk minyak dan 32 miliar euro untuk gas Rusia pada 24 Februari hingga 10 Agustus 2022. Pada periode yang sama, Brussels juga membayar 2,8 miliar euro ke Moskwa untuk membeli batubara.
IEA menaksir produksi energi Rusia akan semakin menurun dalam beberapa bulan mendatang. Embargo UE atas minyak Rusia, yang berlaku penuh pada Februari 2023, menjadi faktor utama.
IEA menaksir produksi energi Rusia akan semakin menurun dalam beberapa bulan mendatang.
Kini pun, ekspor minyak Rusia saja sudah terpangkas dari 8 juta barel per hari pada Januari 2022 menjadi 7,4 juta barel per hari pada Juli 2022. Pemangkasan terjadi antara lain karena AS dan sekutunya mengurangi impor minyak Rusia hingga 2,2 juta barel per hari.
Sementara pasar pengganti baru menyerap 1,46 juta barel per hari. Bahkan, perolehan devisa Rusia dari ekspor minyak terpangkas dari 21 miliar dollar AS pada Juni 2022 menjadi tinggal 19 miliar dollar AS pada Juli 2022. Pengurangan konsumsi dan harga menjadi penyebab pemangkasan pendapatan itu.
AP PHOTO/MARTIN MEISSNER
Foto yang diambil pada 18 Maret 2022 memperlihatkan pembangkit listrik tenaga gas RWE AG di Lingen, Jerman, sedang beroperasi. Pemerintah Jerman, Kamis (23/6/2022), menaikkan level kedaruratan energinya setelah perusahaan gas Rusia, Gazprom, memutuskan mengurangi pasokan gas alam ke Jerman hingga 60 persen. (AP Photo/Martin Meissner)
Sejumlah negara Eropa telah menyiapkan berbagai rencana untuk memangkas konsumsi gas. Anggota UE setuju menurunkan konsumsi gas 15 persen sepanjang musim panas. Pemangkasan itu diharapkan meningkatkan kesempatan UE menambah cadangan gas.
Scholz menyebut, kini cadangan gas Jerman sudah 75 persen. Pada September 2022, cadangan gas setidaknya 95 persen dari kapasitas. Terminal gas alam cair (LNG) diharapkan bisa mulai menerima kiriman impor pada musim dingin ini.
Untuk memenuhi komitmen pada embargo energi terhadap Rusia, Jerman setuju mengalihkan sumber energi dari gas yang dikirimkan melalui pipa menjadi LNG yang dikirimkan lewat kapal. Harga LNG, yang terutama bersumber dari AS dan sejumlah negara Arab, lebih mahal dibandingkan gas yang dibeli dari Rusia.
Sementara Kementerian Dalam Negeri Jerman bersiap pada potensi peningkatan unjuk rasa gara-gara kenaikan harga energi. Berlin mengaku sudah memantau pihak-pihak yang berusaha mendorong unjuk rasa itu.
Adapun Polandia sedang mencari sumber baru untuk pasokan batubara. Sejak Kamis, larangan impor batubara dari Rusia berlaku penuh. Padahal, selama ini 40 persen batubara Polandia dipasok Rusia. Indonesia salah satu yang dibidik Polandia menjadi calon pemasok. (AFP/REUTERS/RAZ)