Ukraina Ekspor Perdana Biji-bijian di Tengah Konflik
Razoni, kapal kargo berbendera Sierra Leone, menjadi kapal pertama yang mengangkut jagung Ukraina memasuki pasar internasional. Belasan kapal telah mengantre untuk mengangkut setidaknya 22 juta ton biji-bijian Ukraina.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
KYIV, SENIN — Kapal kargo berbendera Sierra Leone, Razoni, menjadi kapal pertama yang meninggalkan pelabuhan Odesa di Ukraina dengan membawa 26.000 ton jagung menuju pasar internasional. Sebanyak 16 kapal tengah menanti giliran untuk mengekspor biji-bijian Ukraina yang mengendap selama beberapa bulan terakhir di silo.
”Kapal pengangkut biji-bijian pertama sejak agresi Rusia telah meninggalkan pelabuhan. Hari ini Ukraina bersama dengan para mitra mengambil langkah untuk mencegah kelaparan di dunia,” cuit Menteri Infrastruktur Ukraina Oleksandr Kubrakov di Twitter.
Dia menambahkan, ekspor perdana produk biji-bijian Ukraina di tengah perang yang masih berkecamuk adalah kesuksesan besar untuk memastikan keamanan pangan global yang terganggu.
Saat menulis mitra, Kubrakov tidak secara spesifik menyebut Rusia sebagai pihak yang ikut terlibat membuka peluang terjadinya ekspor tersebut. Bahkan, dalam proses penandatanganan dokumen kesepakatan, Ukraina meminta dokumen yang terpisah dengan yang ditandatangani Rusia.
Meski begitu, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov memuji peristiwa tersebut sebagai hal yang sangat positif. Dia mengatakan, pengiriman perdana itu akan menguji efisiensi mekanisme ekspor yang telah disepakati para pihak, termasuk Turki dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan, Razoni tidak akan langsung berlayar ke laut lepas menuju Lebanon. Berdasarkan kesepakatan, Razoni harus menjalani inspeksi dari tim gabungan yang terdiri dari pejabat Rusia, Ukraina, Turki, dan PBB untuk kelengkapan dokumen beserta muatannya.
Berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani para pihak di Istanbul, 22 Juli 2022, periode ekspor kali ini akan berlangsung selama 120 hari dan dapat diperpanjang secara otomatis tanpa negosiasi lebih lanjut apabila tidak ada perselisihan di antara para pihak. Mereka memandang periode empat bulan ini cukup untuk mengeluarkan setidaknya 22-25 juta ton produk biji-bijian Ukraina, seperti gandum, jagung, dan jelai.
Kesepakatan itu membuat perjalanan kapal kargo pengangkut biji-bijian menjadi aman, terutama pada pelabuhan-pelabuhan yang telah disepakati, yaitu Odesa, Chornomorsk, dan Pivdennyi. Periode 120 hari diperkirakan akan memberikan waktu bagi empat hingga lima kapal curah besar untuk mengangkut produk biji-bijian Ukraina ke Afrika, Timur Tengah, dan Asia yang sudah menghadapi krisis. Selain itu, kesepakatan tersebut juga memungkinkan Rusia mengekspor produk biji-bijian dan pupuk mereka.
Pembukaan keran ekspor bagi produk biji-bijian Ukraina, menurut Kubrakov, diharapkan bisa membantu perekonomian negara yang hancur akibat perang. Dari ekspor tersebut, pemerintah memperkirakan bisa mendapatkan dana sekitar 1 miliar dollar AS. ”Sektor pertanian juga bisa merencanakan kegiatannya untuk tahun mendatang,” kata Kubrakov.
PBB menyambut baik perkembangan tersebut. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berharap pengiriman itu bisa mendorong stabilitas harga pangan global dan berujung pada keamanan pasokan bagi kawasan-kawasan di dunia yang paling membutuhkan.
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kyiv menyambut baik dimulainya kembali pengiriman biji-bijian. Dalam pernyataan, Kedubes AS di Kyiv menyebutkan, dunia internasional mengawasi implementasi lanjutan dari perjanjian Istanbul yang bisa membantu pemerintah banyak negara dan lembaga kemanusiaan memasok jutaan ton bahan pangan asal Ukraina yang sempat terperangkap karena perang.
Konsistensi
Konsistensi para pihak yang menandatangani perjanjian akan diuji selama setidaknya 120 hari ke depan. Volodymyr Sidenko, analis pada lembaga Razumkov Center yang berbasis di Kyiv, mengatakan, pasokan yang konsisten dan keamanan di wilayah Odesa, yang kini terus-menerus diserang oleh militer Rusia, menjadi tantangan tersendiri bagi keberlanjutan perjanjian.
”Keberangkatan kapal pertama tidak menyelesaikan krisis pangan. Itu hanya langkah pertama yang juga bisa menjadi terakhir jika Rusia memutuskan untuk melanjutkan serangan di selatan,” kata Sidenko.
Lloyd’s List, pengelola informasi tentang jasa pengiriman global, menyebut, masih ada kekhawatiran dari perusahaan asuransi untuk menjamin kapal-kapal kargo besar yang akan mengangkut produk biji-bijian dari Ukraina karena ketidakpastian detail perjanjian, terutama koridor aman pada jalur pelayaran yang akan digunakan untuk masuk dan keluar pelabuhan-pelabuhan di Ukraina.
Bridget Diakun dan Richard Meade, dua analis Lloyd’s List, mengatakan, selama garis besar prosedur pengamanan disebarluaskan, perusahaan asuransi tidak akan menanggung risiko jika terjadi sesuatu pada saat pengiriman. (AP/AFP/Reuters)