Rusia Kendalikan Pasokan Gas, Musim Dingin Bikin Ukraina Makin Cemas
Akan buruk dampaknya bagi Ukraina jika perang berlanjut sampai musim dingin. Moskwa siap memangkas ekspor minyak dan gas ke Eropa untuk menekan UE-NATO yang bisa memaksa negara-negara UE-NATO itu memenuhi tuntutan Rusia.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
KYIV, MINGGU — Gara-gara pasokan gas dari Rusia semakin terbatas, Ukraina semakin cemas pada musim dingin yang semakin dekat. Kyiv berharap perang bisa berhenti sebelum musim dingin tiba. Jika pun masih berlanjut, evakuasi dari wilayah yang diduduki Rusia diharapkan tuntas pada Agustus ini.
Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengatakan, percepatan evakuasi dari wilayah Ukraina yang diduduki Rusia terus diupayakan. ”Mudah-mudahan selesai sebelum musim dingin karena (jaringan) pasokan gas di sana rusak,” ujarnya, Sabtu (30/7/2022) malam waktu Kyiv atau Minggu dini hari WIB, sebagaimana disiarkan laman koran Pravda Ukraina dan New Voice Ukraine.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam pernyataan pada Sabtu tengah malam telah mengumumkan perintah evakuasi massal dari Ukraina timur. ”Sudah ada keputusan pemerintah tentang wajib evakuasi dari wilayah Donetsk. Mohon segera mengungsi. Sekarang, teror adalah senjata utama Rusia. Semakin banyak orang meninggalkan Donetsk, bakal semakin sedikit orang akan dibunuh Rusia,” tuturnya.
Evakuasi dan musim dingin amat berkaitan antara lain berdasarkan pengalaman di awal perang. Pada Februari-Maret 2022, banyak warga Ukraina bertahan di tempat-tempat perlindungan tanpa pemanas memadai. Padahal, suhu udara anjlok beberapa derajat di bawah nol derajat celsius dan salju turun di berbagai penjuru Ukraina.
Dukungan Eropa
Kekhawatiran pada dampak musim dingin terhadap perang juga dilontarkan Staf Khusus Kepresidenan Ukraina Andriy Yermak. Ia berharap perang berakhir dalam beberapa pekan mendatang. Akan buruk dampaknya bagi Ukraina jika perang berlanjut sampai musim dingin.
Yermak cemas, dukungan dari Eropa akan merosot jika perang berlangsung sampai musim dingin. Dasar kecemasannya, antara lain, karena pasokan gas dari Rusia ke Eropa semakin merosot. Padahal, gas menjadi kebutuhan vital selama musim dingin.
Berbagai negara Eropa mengandalkan gas Rusia untuk menyalakan mesin penghangat. Seperti di Ukraina, berbagai negara Eropa sangat membutuhkan gas kala suhu merosot di bawah nol derajat celsius pada November-Maret.
Moskwa terus mengumumkan pemangkasan gas ke Eropa. Dalam pernyataan pada Sabtu, perusahaan gas Rusia, Gazprom, mengumumkan penghentian pengiriman gas ke Latvia yang merupakan anggota Uni Eropa sekaligus Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan bersebelahan dengan Rusia.
Sebelum ini, Rusia menghentikan pasokan gas ke Polandia, Bulgaria, Finlandia, Belanda, dan Denmark. Rusia juga memangkas pasokan gas melalui NordStream 1 menjadi hanya 33 juta kaki kubik per hari atau 20 persen dari kapasitas semula. Pemangkasan di NordStream 1 berlaku mulai 27 Juli 2022.
Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional (IEA) Fatih Birol mengatakan, Moskwa bersedia kehilangan pemasukan demi meningkatkan posisi tawarnya. Karena itu, Moskwa siap memangkas ekspor minyak dan gas ke Eropa untuk menekan UE dan NATO. Moskwa memilih penghentian pasokan gas sekarang kala Eropa harus mengisi ulang cadangan gas sebelum musim dingin. Dengan keterbatasan pasokan, Eropa dikhawatirkan tidak punya cukup gas untuk menghadapi musim dingin.
Dalam berbagai kesempatan, Rusia mengeluhkan aliran persenjataan dari Eropa ke Ukraina. Dengan aneka persenjataan itu, Ukraina sudah berkali-kali menyerang posisi pasukan, persenjataan, dan kendaraan tempur Rusia di berbagai wilayah Ukraina yang diduduki Rusia.
Yermak khawatir keterbatasan pasokan gas menjelang musim dingin akan membuat Eropa harus memilih menenangkan warganya dengan cara memenuhi tuntutan Rusia atau mengabaikan tuntutan Rusia dan tetap menyokong Ukraina. Jika Eropa memenuhi tuntutan Rusia, Ukraina akan sangat kesulitan karena kehilangan salah satu penyokong pentingnya.
Kekhawatiran itu, antara lain, didasarkan fakta bahwa di sejumlah kota Eropa telah terjadi protes atas dampak pemangkasan gas. Sejumlah kota di Polandia dan Jerman telah memangkas pasokan air panas di tempat umum. Pemangkasan dilakukan setelah 27 anggota UE sepakat memangkas penggunaan gas hingga 15 persen.
Bersama Amerika Serikat, Eropa menjadi pemasok utama aneka bantuan ke Ukraina. Selain senjata, Eropa memberikan uang agar pemerintahan Ukraina tetap berjalan. Perang membuat pemerintah Ukraina kehilangan sebagian besar pendapatan, padahal belanja terus melonjak.
Senjata dan dana AS-Eropa memungkinkan Ukraina mulai membalas Rusia. Walakin, Ukraina belum kunjung bisa melancarkan serangan balik dan merebut kembali daerah yang diduduki Ukraina.
Sejak perang meletus, Rusia telah menduduki seluruh Luhansk dan hampir sebagian besar Kherson. Rusia juga mengendalikan sebagian Mykolaiv, Zaporizhia, Donetsk, dan Kharkiv. Kini, kecuali Odesa dan Sumy, Mokswa mengendalikan hampir seluruh Ukraina timur dan selatan. Odesa dan Sumy pun tidak aman karena jadi sasaran roket, artileri, dan rudal Rusia setiap hari.
Pada akhir Juni 2022, Zelenskyy telah mengumumkan rencana merebut ulang Kherson. Sampai sekarang, rencana itu belum terjadi meski serangan Ukraina ke berbagai posisi pasukan, persenjataan, dan kendaraan perang Rusia di sana semakin gencar. Persenjataan dari AS-Eropa serta sekutu dan mitranya jadi andalan dalam serangan-serangan itu. (AFP/REUTERS)