Kesimpulan AS soal Penembakan Jurnalis Al Jazeera Mengecewakan Palestina
Muncul pertanyaan, apakah AS menggelar penyelidikan forensik sendiri atas peluru yang dikirim Palestina. Pernyataan tentara Israel menyebutkan, para ahli Israel memeriksa peluru tersebut di sebuah laboratorium di Israel.
Oleh
MUHAMMAD SAMSUL HADI
·4 menit baca
RAMALLAH, SELASA — Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Senin (4/7/2022), menyatakan bahwa wartawan Al Jazeera, Shireen Abu Akleh, kemungkinan tertembak dari posisi militer Israel dalam baku tembak, tetapi insiden itu terjadi di luar kesengajaan. Disebutkan pula, para penyelidik independen tidak bisa mengambil kesimpulan secara pasti soal asal peluru yang menewaskan Abu Akleh.
”Pakar balistik menetapkan bahwa peluru (yang digunakan menembak) rusak berat sehingga sulit mengambil kesimpulan yang jelas,” kata Ned Price, jubir Departemen Luar Negeri AS, dalam pernyataan tertulis.
Kesimpulan tersebut mengecewakan keluarga Abu Akleh, Otoritas Palestina, serta pegiat HAM. Abu Akleh (51), wartawan berkewarganegaraan Palestina dan AS, tewas pada 11 Mei 2022 saat meliput penggerebekan oleh tentara Israel di kota Jenin, wilayah pendudukan Tepi Barat. Ia salah satu wartawan terkemuka dan salah satu yang paling dikenal di Timur Tengah berkat laporan-laporannya terkait konflik Palestina-Israel.
Jaksa Agung Palestina Akram al-Khatib mengatakan, kesimpulan AS bahwa peluru dalam keadaan rusak itu tidak benar. Ia menegaskan, Abu Akleh sengaja dijadikan target. ”Pernyataan Amerika (Serikat) bahwa mereka tidak menemukan alasan untuk mengindikasikan bahwa penembakan itu disengaja, tidak dapat diterima,” ujar Khatib.
Kepada kantor berita AFP, Sabtu (2/7/2022), Khatib mengungkapkan bahwa peluru tersebut diserahkan kepada ahli forensik AS, bukan Israel, dengan syarat tidak boleh ada perubahan atas peluru itu dan harus dikembalikan lagi ke Palestina setelah penyelidikan.
Namun, pernyataan tentara Israel menyebutkan bahwa para ahli Israel memeriksa peluru tersebut di sebuah laboratorium di Israel. Departemen Luar Negeri AS mengatakan, proses penyelidikan oleh AS melibatkan ”para pemeriksa pihak ketiga yang independen”.
”Israel harus bertanggung jawab atas terbunuhnya dia (Abu Akleh) dan harus diminta pertanggungjawaban,” kata Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, melalui pernyataan tertulis.
Keluarga Abu Akleh melalui pernyataan tertulis menyampaikan kekecewaan mereka terhadap bagaimana penyelidikan AS dilakukan beserta kesimpulan yang dihasilkannya. Mereka bertekad untuk terus berjuang menuntut keadilan.
”Kami tidak percaya (terhadap hasil penyelidikan AS),” kata keluarga Abu Akleh dalam pernyataan yang dirilis melalui media sosial. ”Yang benar adalah militer Israel telah membunuh Shireen sesuai kebijakan yang menganggap seluruh Palestina—warga sipil, pers, dan lain-lain—sebagai target yang dibenarkan.”
”Semua investigasi yang telah dipublikasikan menyimpulkan bahwa Israel bertanggung jawab atas terbunuhnya jurnalis Shireen Abu Akleh,” cuit B’tselem, kelompok pegiat HAM asal Israel, melalui Twitter, Senin (4/7/2022).
Israel telah membantah tuduhan bahwa anggota tentaranya membunuh Abu Akleh dengan senjaga. Mereka mengklaim, Abu Akleh mungkin saja tertembak oleh peluru tentara yang salah sasaran atau oleh peluru pria bersenjata Palestina yang sedang baku tembak dengan militer Israel di dekat posisi Abu Akleh saat tertembak.
Perdana Menteri Israel, Yair Lapid, mengatakan bahwa Israel menyesalkan kematian Abu Akleh. Namun, penyelidikan militer Israel menyimpulkan tiadanya niat untuk melukai Abu Akleh. Lapid juga menegaskan dukungan terhadap Angkatan Bersenjata Israel.
Militer Israel menyatakan akan terus melanjutkan penyelidikan atas insiden tersebut. Ditambahkan, apakah penyelidikan itu akan ditindaklanjuti dengan dakwaan kriminal atau tidak akan diputuskan setelah pemeriksaan atas pelaksanaan operasi militer pada saat insiden tertembaknya Abu Akleh terjadi.
Temuan media AS
Bulan lalu, kantor Hak Asasi Manusia (HAM) PBB menyatakan, dari informasi yang telah dikumpulkan terkait insiden tersebut, ”Abu Akleh ditembak dari posisi militer Israel, bukan dari kubu Palestina”. Menurut kantor HAM PBB, Abu Akleh berdiri bersama wartawan-wartawan lain saat tertembak dan jelas terlihat identitas kewartawanannya dari helm dan jaket biru yang dikenakannnya. Seorang rekan Abu Akleh terluka oleh peluru lainnya dalam insiden itu.
Beberapa media, yang menggelar investigasi atas insiden tersebut, juga menunjuk Israel sebagai pelaku penembakan. Laporan CNN menyebutkan, Abu Akleh tampaknya menjadi target pasukan Israel. Investigasi The New York Times menyimpulkan, peluru tersebut ditembakkan dari dekat lokasi konvoi militer Israel. Diperkirakan, sang penembak adalah tentara dari kesatuan pasukan elite.
Kantor berita Associated Press (AP) melakukan rekostruksi penembakan Abu Akleh berdasarkan keterangan para saksi mata. AP menyimpulkan, Abu Akleh dibunuh oleh pasukan Israel. Media AS lainnya, The Washington Post, juga menyimpulkan hal serupa berdasarkan hasil investigasinya. (AP/AFP/REUTERS)