Israel Temukan Senjata yang Diduga Tewaskan Jurnalis Al Jazeera
Militer Israel mengaku sudah menemukan senjata yang diduga menewaskan wartawan Al Jazeera Shireen Abu Akleh. Hanya saja, untuk membuktikannya Israel tetap butuh bukti peluru yang diambil dari dalam badan Abu Akleh.
Oleh
LUKI AULIA
·4 menit baca
JERUSALEM, KAMIS – Penyelidikan kasus pembunuhan wartawan senior Palestina yang bekerja untuk Al Jazeera, Shireen Abu Akleh (51), terus berlanjut. Sebagaimana diberitakan, Abu Akleh tewas saat meliput serbuan tentara Israel di kawasan kamp pengungsian Jenin, wilayah pendudukan Tepi Barat. Ada perkembangan baru dalam proses penyelidikan yang tengah digelar. Militer Israel, Kamis (19/5/2022), mengaku sudah menemukan senapan milik tentara Israel yang diduga telah membunuh Abu Akleh pada 11 Mei lalu. Hanya saja, dugaan itu baru bisa dibuktikan jika Palestina menyerahkan proyektil yang mengenai Abu Akleh kepada Israel untuk dianalisis.
Sejak awal, Palestina menuding Abu Akleh sengaja ditembak oleh pasukan Israel. Sebaliknya, Israel mengatakan Abu Akleh tertembak ketika terjadi baku tembak antara Israel dan kelompok bersenjata di Palestina. Karena alasan itu, tanpa analisis yang tepat maka akan sulit dipastikan siapa yang menembakkan peluru ke arah Abu Akleh. Tetapi, para wartawan yang meliput di lokasi yang sama mengaku tidak ada baku tembak antara Israel dan Palestina pada waktu itu.
Israel mengajak Palestina menyelidiki kasus ini bersama-sama, tetapi Palestina menolak dengan alasan tidak bisa lagi percaya pada Israel. Palestina sedang melakukan proses penyelidikan sendiri dan bersedia bekerja sama dengan negara manapun, kecuali Israel.
Pada pekan lalu, militer Israel merilis laporan hasil penyelidikan awal yang menyebutkan ada dua kemungkinan penyebab kematian Abu Akleh. Skenario pertama, Abu Akleh kemungkinan terkena tembakan Palestina selama baku tembak sengit dengan pasukan Israel. Skenario kedua, Abu Akleh mungkin “tak sengaja tertembak” tentara Israel yang menembak dari kendaraan militer ke arah seorang laki-laki Palestina bersenjata yang menembaki kendaraan itu.
“Ada laki-laki Palestina yang bersenjata menembakkan serentetan tembakan ke arah tentara Israel dan kemungkinan Abu Akleh yang berada di dekat laki-laki Palestina itu ikut terkena tembakan balasan tentara Israel ke arah laki-laki Palestina itu. Jarak antara kendaraan militer Israel dengan Abu Akleh sekitar 200 meter,” sebut laporan militer Israel.
Militer Israel sempat menyebarkan rekaman video yang menunjukkan ada laki-laki Palestina yang terjatuh karena ditembak. Tetapi, situs Al Jazeera menyebutkan, para peneliti dari kelompok hak asasi manusia Israel, Btselem, kemudian menemukan spot di mana rekaman video itu diambil dan tidak cocok dengan lokasi di mana Abu Akleh ditembak, bahkan berjarak 300 meter dari lokasi kejadian yang sebenarnya.
Israel lagi-lagi mengatakan tidak bisa menentukan asal tembakan tanpa memeriksa pelurunya. Karena tak bisa menganalisis pelurunya, Israel mengalihkan fokus ke persenjataan yang digunakan. Sumber di militer Israel yang tak mau disebutkan namanya menyebutkan asal tembakan tidak jelas, namun Israel sudah mengerucutkan pada pencarian persenjataan yang kemungkinan digunakan saat baku tembak terjadi di dekat Abu Akleh.
Jika ada pelurunya, akan lebih mudah mencocokkannya dengan senjatanya. “Tes balistik yang profesional mungkin akan bisa menentukan apakah senjata Israel yang ditembakkan dalam insiden yang menewaskan Abu Akleh,” sebut Israel.
Sejalan dengan Israel, Palestina juga sudah memulai proses penyelidikannya sendiri. Jaksa Penuntut Umum Palestina mengatakan, dari hasil temuan awal diketahui bahwa Abu Akleh sengaja dibunuh oleh pasukan Israel. Otoritas Palestina tidak mau memberikan bukti peluru yang menewaskan Abu Akleh karena selama ini Israel tidak pernah bisa menyelidiki kematian warga Palestina dengan benar dan jika pun tentara Israel terbukti bersalah, mereka hanya akan menerima peringatan saja atau hukuman ringan.
Perusahaan riset open-source yang independen di Belanda, Bellingcat, menganalisis materi dari video di media sosial dan menyebutkan Abu Akleh tewas karena tembakan Israel. Abu Akleh, warga Palestina-Amerika dan veteran media ini dikenal karena sering memberitakan mengenai kesulitan hidup rakyat Palestina di bawah kekuasaan Israel.
Penembakan Abu Akleh menuai kecaman dari seluruh dunia. Israel juga dihujat komunitas internasional karena perilaku polisi yang mendorong dan memukuli rombongan pelayat yang menghadiri prosesi pemakaman Abu Akleh hingga peti mati Aqleh hampir jatuh terguling.
Selain menemukan senjata yang diduga menewaskan Abu Akleh, Israel juga telah menahan dan menginterogasi Amro Abu Khudeir, salah seorang pengusung peti mati Abu Akleh. Pengacara Khudeir, Khaldoun Najm, mengatakan kliennya diinterogasi terkait perannya di prosesi pemakaman itu. Selama proses interogasi itu, kata Najm, Israel mengklaim mempunyai arsip rahasia mengenai keanggotaan Abu Khudeir di organisasi teroris.
“Saya khawatir mereka akan menahan lebih banyak anak muda yang ikut berpartisipasi di pemakaman itu. Insiden peti mayat yang hampir jatuh itu jadi skandal,” ujar Najm.
Tetapi, kepolisian Israel dalam pernyataan tertulisnya membantah adanya kaitan antara prosesi pemakaman itu dengan penahanan Abu Khudeir. Terkait insiden pemukulan para pelayat itu, kepolisian berdalih mereka harus melakukan itu karena para pelayat mengumandangkan seruan-seruan bernada nasionalistis dan ada sebagian dari para pelayat melemparkan proyektil-proyektil ke arah polisi.
“Tersangka itu ditahan sebagai bagian dari proses penyelidikan kasus lain dan tidak ada hubungannya dengan keikutsertaannya dalam prosesi pemakaman,” sebut pernyataan tertulis kepolisian. Pasukan Israel selama ini kerap menindak siapa saja yang menunjukkan identitas Palestina, seperti bendera nasional yang kemarin juga dikibarkan saat prosesi pemakaman Akleh. (REUTERS/AFP/AP)