Ukraina Minta 1.000 Meriam dan 1.000 Drone
AS-Australia menjanjikan hingga 100 unit M777. Inggris menjanjikan 12 AS90 dan Perancis 12 unit CAESAR kepada Ukraina. Ada pun Italia, Belgia, dan Belanda menjajaki pengiriman PzH 2000 SP atau M109 Paladin ke Ukraina.
KYIV, KOMPAS - Ukraina meminta Amerika Serikat dan sekutunya memberikan 1.000 meriam. Kyiv berharap Washington dan sekutu serta mitranya memutuskan pasokan senjata tambahan itu dalam pertemuan di Brussels, 15 Juni 2022.
Staf Khusus Presiden Ukraina Mikhailo Podolyak mengatakan, Ukraina jelas membutuhkan persenjataan berat untuk memenangi perang. "Berikan (pasukan) Ukraina sejumlah artileri berat dan peluncur roket jarak jauh sehingga ada keseimbangan di medan perang,” ujarnya melalui pernyataan tertulis pada Senin (13/6/2022).
Ia menyebut, Kyiv membutuhkan 1.000 meriam kaliber 155 milimeter, 300 peluncur roket multi laras, 500 tank, 2.000 kendaraan lapis baja, dan 1.000 pesawat nirawak atau drone. "Pertemuan Forum Komunikasi Menteri Pertahanan akan digelar di Brussels pada 15 Juni. Kami menanti keputusannya," kata dia.
Baca juga Ukraina Bingung Cari Lumbung
Ia merujuk pada forum yang dibentuk AS untuk membantu pasokan pertahanan Ukraina setelah perang meletus. Pekan lalu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengumumkan ia akan kembali bertemu 39 sejawatnya di Brussels. Pertemuan itu untuk membahas bantuan lanjutan dari 40 negara kepada Ukraina.
Permintaan disampaikan setelah pusat kota Severodonetsk jatuh ke tangan Rusia. Juru bicara Kementerian Pertahanan Ukraina, Oleksandr Motuzianyk, dan juru bicara markas besar Angkatan Bersenjata Ukraina, Oleksandr Shtupun, membenarkan kejatuhan itu. “Mereka menggunakan artileri berat dan jarak jauh, memakai rudal udara dan laut,” kata Motuzianyk.
Ia menyebut, pasukan Rusia kini menduduki pusat Severodonetsk, salah satu kota di Provinsi Luhanks dan terletak 595 kilometer dari Kyiv. Jarak Kyiv-Severodonetsk hampir sama dengan jarak lurus dari Monas ke Kediri atau Monas ke perbatasan Sumatera Selatan-Jambi.
Menurut dia, sepanjang Minggu dan Senin saja, beberapa kali rudal udara dan laut Rusia menyasar posisi pasukan Ukraina di kota itu. Selain itu, ada artileri berat dan jarak jauh digunakan Rusia untuk menyerang Severodonetsk. Karena itu, pasukan Ukraina nyaris tidak melihat pasukan Rusia dari jarak dekat.
“Musuh, dengan dukungan artileri, menyerang Severodonetsk, mendorong pasukan ke luar pusat kota dan pertempuran terus berlanjut. Mereka (Rusia) menembakkan artileri ke permukiman di Lysychansk, Severodonetsk, dan Toshkivka,” kata Shtupun.
Serangan Rusia membuat Ukraina kesulitan menambah perbekalan ke tiga kota itu. Sebab, jalur dari pusat perbekalan Ukraina di Bakhmut ke tiga kota itu rawan diserang artileri Rusia. “Mereka memindahkan lebih dari 80 persenjataan berat dan perlengkapan militer, termasuk artileri dan kendaraan lapis baja,” ujarnya.
Perkembangan Bantuan
Sebelum permintaan itu diungkap Podolyak, Der Spiegel melaporkan perdebatan Berlin-Madrid soal pasokan tank ke Kyiv. Media Jerman itu melaporkan, sejumlah pejabat Berlin mengingatkan Madrid bahwa pengiriman Leopard akan melanggar kesepakatan untuk tidak mengirim tank ke Kyiv.
Baca juga Perang Mulut Biden-Tim Zelenskyy
Tidak disebutkan kapan kesepakatan itu dibuat. Hal yang jelas, Jerman salah satu negara yang paling menahan diri dari mengirimkan persenjataan berat ke Ukraina. Persetujuan Jerman dibutuhkan karena tank Leopard dibuat di sana.
Sementara tetangga terdekat Ukraina terus mengirimkan persenjataan. Perusahaan Slovakia, Konstrukta, akan membantu perawatan dan perbaikan artileri dan peluncur roket Ukraina. Pada awal Juni 2022, Bratislava mengumumkan akan mengirimkan delapan meriam berpenggerak mandiri buatan Konstrukta, Zuzana-2, kepada Kyiv. Belum dipastikan kapan meriam berpeluru 155 milimeter itu akan diterima Kyiv.
Ada pun Lithuania memberikan enam pesawat nirawak untuk pengintaian. Pesawat EOS C itu bisa merekam obyek dari jarak 15 kilometer. Pesawat nirawak terutama dibutuhkan untuk membantu batalyon artileri dan rudal memastikan sasaran. Sebagian pesawat nirawak juga dipakai untuk mengangkut roket dan rudal.
Wakil Kepala Badan Intelijen Militer Ukraina Vadym Skibitskyi mengatakan, Rusia terus mengoperasikan pengacak sinyal untuk mengganggu komunikasi pasukan Ukraina dan pengoperasian pesawat nirawak. Ukraina juga menuding Belarusia mengoperasikan pengacak sinyal di perbatasan Belarusia-Ukraina.
“Perang terjadi di wilayah sepanjang 2.450 km. Baku tembak tanpa henti terjadi di 1.105 km,” kata Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina Jenderal Valerii Zaluzhnyi.Motuzianyk mengatakan, Kyiv juga mewaspadai potensi serangan dari Minks. Sejak beberapa waktu terakhir, Kyiv memantau Minsk menyiagakan beberapa batalyon di perbatasan Ukraina-Belarus. Selain pasukan elektronika yang bertugas mengacak sinyal, Minks juga menyiagakan batalyon artileri.
Karena itu kala menelepon Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat Jenderal Mark Milley, Zaluzhnyi kembali meminta AS mempercepat pengiriman meriam 155 mm. Sejak April 2022 AS menjanjikan paling tidak 100 unit meriam kaliber itu untuk Ukraina. Sejumlah negara lain juga menjanjikan meriam serupa. Sebagian meriam itu sudah dipakai Ukraina di garis depan.
Baca juga Gaung Harapan di Maidan, Segera Berakhirlah Perang Ini
AS-Australia menjanjikan hingga 100 unit M777. Inggris menjanjikan 12 AS90 dan Perancis 12 unit CAESAR kepada Ukraina. Ada pun Italia, Belgia, dan Belanda menjajaki pengiriman PzH 2000 SP atau M109 Paladin ke Ukraina. Selain belum diketahui jenisnya, Italia, Belanda, dan Belgia juga belum mengungkap berapa banyak meriam akan dikirimkan. Sebagian meriam itu berpenggerak mandiri atau swagerak dan bentuknya menyerupai tank. Sebagian lagi, seperti M777, perlu diderek dengan truk.
Dengan berat hampir 4,2 ton, M777 tetap digolongkan sebagai artileri mudah bergerak.AS dan sekutunya tentu saja memberikan ratusan ribu butir peluru meriam. Selain peluru biasa, Washington dan sekutunya menjanjikan peluru meriam berpemandu. Peluru pintar itu antara lain M982-Excalibur.
Tidak hanya lebih tepat sasaran, Excalibur bisa menambah jarak tembak. Dengan peluru biasa, meriam M777 yang diberikan AS-Australia ke Ukraina hanya bisa menjangkau paling jauh 30 km. Dengan Excalibur, M777 bisa menjangkau sampai 40 km. Bahkan, versi terbaru Excalibur bisa menjangkau sasaran hingga 70km.
Kanada dilaporkan menjanjikan ribuan butir amunisi termasuk diantaranya adalah amunisi berpemandu kepada Ukraina. Belum diketahui apakah pengiriman itu sudah tuntas. Selain Excalibur, Kanada memberikan 20.000 peluru biasa untuk dipakai di meriam-meriam 155mm Ukraina.
Pasokan dari Ottawa dan sekutunya kini jadi andalan Kyiv. Skibitskyi mengatakan, perang cadangan peluru dan meriam 152 mm milik Ukraina hampir habis. Karena itu, Kyiv mengharapkan meriam dan peluru kaliber 155 mm yang dipakai AS dan sekutunya di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). “Setiap hari, kami memakai hingga 6.000 peluru. Kami sudah menggunakan semua peluru (kaliber 152mm) dan sekarang menggunakan kaliber 155mm NATO,” kata dia.
Ia menyebut, Rusia menembakkan meriam rata-rata hingga 60.000 kali per hari. “Untuk setiap kali tembakan kami, mereka membalas paling tidak 10 kali,” kata dia.Rusia punya cukup sumber daya untuk berperang dalam jangka panjang di Ukraina. Kyiv mendeteksi setidaknya 103 batalyon taktis Rusia di Ukraina. Moskwa juga masih punya 40 batalyon cadangan.
Baca juga Kisah Kyra dan Yarina di Depan Gereja St Michael
Setiap bulan, Moskwa menyesuaikan pola serangan sesuai perkembangan lapangan. “Paling tidak, Rusia bersiap untuk perang 120 hari. Serangan selanjutnya akan ditentukan dalam 10 hari ke depan di Ukraina Timur,” kata dia.
Setelah menarik pasukan dari berbagai wilayah Ukraina, Rusia kini memusatkan serangan ke bagian timur dan selatan. Selain Kharkiv, Rusia juga masih terus menyerang Luhanks, Donetks, Zhaporizhzhya, Kherson, dan Odesa. Sesekali, Rusia juga menyerang wilayah di provinsi lain.