Perang masih berkecamuk di wilayah timur Ukraina. Pada saat yang sama, kerja ekonomi di sejumlah wilayah di Ukraina mulai kembali berdenyut. Indonesia terus mendorong adanya koridor aman untuk memperbesar peluang pemulih
Oleh
KRIS MADA DAN HARRY SUSILO DARI KYIV, UKRAINA
·4 menit baca
KYIV, KOMPAS - Indonesia terus mendorong pembukaan koridor aman dari dan ke Ukraina. Koridor itu dibutuhkan untuk ekspor impor serta pengiriman bantuan kemanusiaan. Penyediaan koridor juga bagian dari upaya membantu Ukraina dengan cara yang berkelanjutan.
Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar RI di Kyiv Torang Pakpahan mengatakan, pembukaan koridor aman adalah salah satu fokus Indonesia sejak perang meletus. Banyak pihak membutuhkan koridor itu. ”Bantuan kemanusiaan perlu terus disalurkan. Banyak sekali warga Ukraina yang membutuhkan,” katanya, Sabtu (11/6/2022), di Kyiv, Ukraina.
Penyaluran bantuan kemanusiaan membutuhkan koridor aman. Hal itu untuk memastikan para pekerja kemanusiaan tidak ikut menjadi korban perang.
Koridor aman diperlukan untuk jalur darat ataupun laut. Selain untuk bantuan kemanusiaan dan evakuasi, koridor aman juga dibutuhkan untuk perdagangan. ”Selama perang, ekspor impor terhenti. Ini kerugian bagi semua,” ujarnya.
Ukraina salah satu sumber surplus perdagangan internasional Indonesia. Pada kuartal pertama 2021, Indonesia mencatatkan surplus 69 juta dollar AS dari hasil berdagang dengan Ukraina. Sementara pada Januari-April 2022, giliran Indonesia mencatatkan defisit 23 juta dollar AS.
Defisit terjadi karena Indonesia tidak bisa mengirimkan berbagai komoditas ke Ukraina. Blokade berbagai pelabuhan Ukraina menjadi alasannya. ”Ada opsi pengiriman lewat Gdanks (Polandia),” katanya.
Akan tetapi, pilihan itu akan membuat ongkos logistik melonjak. Sebab, dari tinggal melewati Selat Boshoprus lalu menuju Odesa atau Mariupol, kapal dari Indonesia harus memutari Eropa untuk sampai ke Gdanks.
Sayangnya, Odesa dan Mariupol sama-sama tidak mungkin dipakai saat ini. Mariupol diduduki Rusia. Sementara di alur pelabuhan Odesa ada sejumlah kapal perang yang sengaja dikaramkan Kyiv. Kapal-kapal itu menjadi perintang sehingga kapal Rusia tidak bisa mendekat. Meski tidak bisa mendekat, kapal-kapal Rusia masih terus membombardir Odesa. Selain itu, ada pula ranjau laut.
Pembukaan
Torang membenarkan, Rusia-Turki sedang merundingkan penyediaan jalur aman di Laut Hitam. Proses itu baru dimulai dan belum diketahui kapan akan terwujud. ”Kami terus memantau perkembangan itu. Indonesia berkepentingan dengan itu,” ujarnya.
Selain untuk kepentingan Indonesia, pembukaan koridor aman bagi ekspor-impor juga menjadi kebutuhan Ukraina. Kyiv membutuhkan pemasukan untuk berperang, merawat warga yang cedera atau sakit, mengurus pengungsi, dan tentu saja pemulihan dampak perang.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengumumkan, pemerintah sudah menyiapkan program pemulihan ekonomi. Para pelaku UMKM akan menjadi sasaran utama program itu. ”Kami akan melakukan semua cara untuk memulihkan perekonomian Ukraina,” katanya melalui pesan video yang disebarkan pada Sabtu pagi.
Pemulihan ekonomi sama pentingnya dengan memenangi perang. Warga bisa membantu Ukraina dengan mengangkat senjata ataupun dengan menggerakkan perekonomian. ”Sama-sama membela negara dan demi kejayaan Ukraina,” kata Zelenskyy.
Ia mengajak warga Ukraina di luar negeri untuk pulang ke kampung halaman dan membangun kembali negara itu. Ukraina harus dibangun lagi lebih modern. ”Bukan dalam apartemen Stalin,” katanya.
Ia merujuk pada banyak rumah susun yang dibangun Uni Soviet di Ukraina sejak masa Josef Stalin. Sampai sekarang, masih banyak rumah susun era Stalin yang berdiri. Sebagian lagi hancur di masa perang. ”Saya tidak bisa membangun ulang negara tanpa Anda,” ujarnya.
Sejumlah pihak menaksir, paling tidak 10 juta dari 44 juta warga Ukraina berada di luar negeri. Mereka bekerja di sana sejak sebelum perang atau menjadi pengungsi saat perang meletus. Sementara 15 juta dari penduduk yang tersisa kini sedang mengungsi di dalam Ukraina.
Hal itu membuat Ukraina kekurangan tenaga kerja untuk menggerakkan ulang perekonomiannya. Sejumlah pengusaha Ukraina telah meminta agar pemerintah membantu menghidupkan ulang ekonomi dan penyediaan tenaga kerja.
Wilayah aman
Torang mengatakan, warga Indonesia memang diimbau untuk menunda dulu masuk Ukraina. Meski demikian, Indonesia dapat tetap terlibat menghidupkan ulang perekonomian Ukraina lewat investasi dan perdagangan.
Dalam penilaian KBRI Kyiv, perekonomian bisa dimungkinkan berjalan lagi di Ukraina Tengah dan Barat. ”Dari Kyiv ke barat, bisa bergerak lagi. Untuk wilayah timur dan selatan, sementara belum bisa,” ucapnya.
Investasi dan perdagangan bisa membantu Ukraina secara berkelanjutan. Kegiatan di dua sektor itu bisa membantu menyediakan lapangan kerja sekaligus pemasukan bagi warga dan Pemerintah Ukraina.
Selain menghidupkan lagi perdagangan, tidak kalah penting memberikan bantuan kemanusiaan untuk Ukraina. ”Mereka (Ukraina) meminta berbagai hal, terutama senjata dan bantuan kemanusiaan. Indonesia tidak bisa memberikan senjata. Bantuan kemanusiaan bisa diberikan,” ujarnya.
Komunikasi untuk pemulihan dan pembangunan ulang memang menjadi salah satu fokus pejabat dan diplomat Ukraina. Wujud lain pertemuan Wakil Kepala Kantor Staf Presiden Ukraina Kyrylo Tymoshenko dengan Direktur Unicef wilayah Eropa dan Asia Tengah Afshan Khan.
Dalam pertemuan itu, Unicef akan membantu pembangunan ulang sekolah-sekolah Ukraina. ”Kami membutuhkan rencana aksi cepat untuk membangun ulang rumah, taman kanak-kanak, dan infrastruktur medis. Kami tidak mau pembangunan ulang terhambat,” katanya.
Kepada Unicef, Tymoshenko memaparkan jumlah sekolah yang rusak dan perkiraan kebutuhan pembangunan ulangnya. Khan mengatakan, Unicef akan menggalang dana untuk membangun ulang infrastruktur pendidikan dan kesehatan anak Ukraina. Unicef juga akan membantu pendidikan dan pelatihan para guru.