Indonesia-Australia Saling Menawarkan Peluang Kerja Sama
Indonesia dan Australia sepakat memperkuat kerja sama ekonomi. Dalam kunjungan ke Indonesia, PM Australia Anthony Albanese menyatakan, akan memprioritaskan revitalisasi hubungan ekonomi Australia-Indonesia.
Oleh
NINA SUSILO
·5 menit baca
BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN
PM Australia Anthony Albanese mendapat sambutan hangat di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (6/6/2022). Ini adalah kunjungan ke luar negeri pertama PM Albanese dalam kapasitas bilateral.
BOGOR, KOMPAS — Pemerintah Indonesia dan Australia sepakat untuk memperkuat kerja sama ekonomi. Peluang kerja sama itu disampaikan dan didiskusikan dalam kunjungan resmi Perdana Menteri Australia Anthony Albanese ke Indonesia.
Kunjungan itu berlangsung di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (6/6/2022) pagi. Kedatangan PM Albanese itu memperoleh sambutan hangat dari Presiden Joko Widodo. Ini adalah kunjungan resmi pertama Albanese sejak dilantik sebagai perdana menteri dua pekan lalu, dalam kapasitas bilateral.
Seusai pertemuan bilateral, Presiden Jokowi dan PM Albanese menyampaikan keterangan pers secara bersama. Presiden Jokowi menyebut Indonesia dan Australia memiliki fondasi kuat dalam hubungan bilateralnya. Fondasi itu adalah kemitraan strategis komprehensif yang dimiliki sejak 2018 dan kesepakatan kemitraan ekonomi komprehensif (Indonesia Australia-CEPA) yang sudah mulai berlaku di tahun 2020.
Pertemuan bilateral menyusul perbincangan via telepon Presiden Jokowi dan PM Albanese pada Jumat (3/6/2022) dinilai saling menguntungkan. Dalam pertemuan kali ini, Presiden Joko Widodo menekankan beberapa hal. Pertama, pentingnya perluasan akses ekspor produk Indonesia dengan nilai tambah tinggi ke Australia seperti otomotif. Presiden memberikan contoh, Indonesia sudah mengekspor perdana mobil completely built up (CBU) buatan Indonesia ke Australia di bulan Februari lalu.
”Saya mengharapkan akses ekspor seperti ini akan terus terbuka,” ujar Presiden.
Dalam pertemuan kali ini, Presiden Joko Widodo menekankan beberapa hal. Pertama, pentingnya perluasan akses ekspor produk Indonesia dengan nilai tambah tinggi ke Australia seperti otomotif.
Kedua, implementasi IA-CEPA diharapkan secepatnya. Kesempatan WNI untuk bekerja di Australia dapat ditingkatkan. Kuota working holiday visa menjadi 5,000 peserta per tahun juga diusulkan.
Ketiga, Presiden Jokowi menyambut baik kerja sama di bidang pendidikan dan kesehatan. Salah satunya pembukaan kampus Monash University di Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten. Hal ini diharapkan meningkatkan investasi Australia bagi pengembangan sumber daya manusia berketerampilan tinggi di Indonesia. Selain itu, investasi Aspen Medical senilai 1 miliar dollar AS untuk membangun 23 rumah sakit dan 650 klinik di Provinsi Jawa Barat selama 20 tahun juga diapresiasi.
Keempat, terkait penguatan ketahanan pangan, dibahas pula upaya menjaga keberlanjutan rantai pasok pangan termasuk gandum. Kerja sama peningkatan kapasitas di bidang food processing, food innovation, dan rantai pasok, kata Presiden Jokowi, penting untuk diperkuat. Nota kesepahaman (MOU) pertanian di antara kedua negara juga diharapkan segera diimplementasikan.
Upacara resmi dan pasukan berseragam tradisional menyambut kehadiran PM Australia Anthony Albanese di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (6/6/2022).
Kelima, penguatan kerja sama energi dan perubahan iklim dinilai penting. Presiden menyambut baik inisiatif PM Albanese terkait kemitraan infrastruktur dan ketahanan iklim RI-Australia dengan dana hibah awal sebesar 200 juta dollar Australia. Selain itu, juga disambut baik Fortescue Metals Group (FMG) di bidang hidropower dan geotermal senilai 10 miliar dollar AS dan SunCable di bidang energi senilai 1,5 miliar dollar AS.
Kedatangan PM Albanese ini disambut dalam upacara kenegaraan dengan 19 kali tembakan salvo yang diselenggarakan lengkap dengan pasukan mengenakan pakaian daerah tradisional. Presiden Jokowi dan PM Albanese juga menanam pohon bersama. Kali ini yang ditanam adalah pohon kamper (Dryobalanops lanceolata) di halaman belakang Istana Bogor sebagai penanda persahabatan kedua negara. Seusai mengisi tanah di sekeliling akar pohon kamper, Presiden Jokowi dan PM Albanese juga saling menyiramkan air untuk mencuci tangan mitranya.
Keduanya bersepeda bersama menggunakan sepeda bambu untuk menuju restoran di tengah Kebun Raya Bogor. Sembari bersepeda, perbincangan santai terjadi, demikian pula dalam pertemuan tatap muka (tete-a-tete).
Dalam kunjungan ini, PM Albanese disertai Menteri Luar Negeri Penny Wong, Menteri Perdagangan dan Pariwisata Don Farrel, Menteri Industri dan Sains Ed Husic, dan Anggota Parlemen Luke Gosling, serya Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams. PM Albanese juga menyebut pelaku-pelaku usaha ikut ke Jakarta bersamanya.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Duta Besar Indonesia untuk Australia Siswo Pramono.
Presiden Joko Widodo mengenalkan para menteri yang mendampinginya saat menerima kunjungan PM Australia Anthony Albanese di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (6/6/2022).
Revitalisasi hubungan
PM Albanese pun mengapresiasi sambutan hangat dan pertemuan bilateral yang disebutnya sangat produktif. Dia juga menyebut hubungan Indonesia-Australia sebagai salah satu hubungan paling penting.
”Kita ini tidak hanya terhubung secara geografis, tetapi juga memilih untuk itu. Kita juga memiliki kerja sama dan hubungan persahabatan kedua negara sudah sangat panjang,” tuturnya.
PM Albanese juga memuji dengan menyebut Indonesia sudah berada di jalurnya untuk menjadi satu dari lima ekonomi terbesar dunia. Karenanya, pemerintahan yang dipimpin Albanese memprioritaskan revitalisasi hubungan dagang dan investasi kedua negara. Dia juga meminta menteri-menteri di bidang ekonomi untuk berkoordinasi secara rutin.
Terkait dana hibah 200 juta dollar untuk kemitraan dalam mengatasi perubahan iklim dan infrastruktur, menurut Albanese, karena pemerintahannya juga berambisi pada energi bersih, berkelanjutan, dan dapat dijangkau serta diakses di kawasan. Hal ini dinilai sama dengan arah kepemimpinan Presiden Jokowi.
PM Albanese juga memuji dengan menyebut Indonesia sudah berada di jalurnya untuk menjadi satu dari lima ekonomi terbesar dunia.
Selain itu, PM Albanese menyebut pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara sebagai prospek luar biasa. Dia juga menawarkan keahlian teknis Australia untuk membangun ibu kota baru. Pembangunan kota yang ditawarkannya adalah sebuah kota yang bersih, hijau, dan berteknologi tinggi.
Untuk kerja sama antarmasyarakat, PM Albanese mengatakan pemerintahannya ingin membangun kembali kemampuan bahasa Indonesia di Australia. Hal ini dinilai akan mampu memperkuat hubungan kedua negara. Beberapa menteri seperti Menteri Perubahan Iklim dan Energi Chris Bowen dan anggota parlemen Luke Gosling yang ikut dalam kunjungan juga disebut sudah belajar bahasa Indonesia.
Selain itu, Australia akan menyediakan sepuluh beasiswa Recover Together Recover Stronger untuk warga negara Indonesia yang menempuh pendidikan master atau doktoral. Beasiswa ini disesuaikan dengan prioritas Indonesia di G20, arsitektur kesehatan global, transisi energi berkelanjutan, dan transformasi digital.
Presiden Joko Widodo dan PM Australia Anthony Albanese bersalaman seusai memberikan keterangan pers bersama di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (6/6/2022). Kunjungan resmi diakhiri dengan jamuan makan siang.
Sebagai Presiden G20 untuk tahun ini, Presiden Joko Widodo mengundang PM Albanese untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang diselenggarakan November mendatang di Bali. PM Albanese dalam keterangan pers bersamanya juga mengatakan akan menghadiri KTT G20 di Bali.
”Kerja G20 sangat penting, apalagi ekonomi global sedang dalam ketidakpastian dan hanya dengan bekerja bersama Indonesia kita bisa efektif mengatasi berbagai hambatan terutama pemulihan ekonomi pasca-Covid-19. Saya akan bekerja bersama Presiden Widodo supaya KTT sukses seperti kami diskusikan tadi pagi,” tutur PM Albanese.