Penampilan di balkon Istana Buckingham kali ini tak hanya merefleksikan masa lalu, tetapi juga menyiratkan masa depan monarki Inggris. Kerajaan perlu bergerak seiring zaman agar tetap relevan.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·5 menit baca
Ratu Elizabeth II melangkah dengan hati-hati ke balkon Istana Buckingham, Kamis (2/6/2022). Gemuruh teriakan puluhan ribu orang yang bergabung dari seantero Inggris Raya untuk merayakan 70 tahun bertakhta sang Ratu atau Platinum Jubilee menyambut kemunculannya.
Mengenakan gaun biru dusky dove rancangan Angela Kelly, Ratu Elizabeth tampak tersenyum. Ia menikmati momen spesial itu. Di sisi-sisinya bergabung anggota Kerajaan Inggris, termasuk cicitnya, Pangeran Louis, yang mencuri perhatian karena terus menutupi telinganya saat 70 pesawat tempur melintas di atas balkon dalam acara Trooping the Colour.
Dulu, 87 tahun lalu, senyum gembira yang sama menghiasi bibir Elizabeth kecil saat bergabung di balkon itu untuk peringatan 25 tahun bertakhta Raja George V, kakeknya. Balkon Istana Buckingham telah menjadi pusat hampir seluruh perayaan kerajaan di Inggris. Di situlah rakyat Inggris punya kesempatan melihat sekilas anggota kerajaan saat merayakan pernikahan, penobatan, atau naik takhta.
Tradisi kehadiran di balkon Istana Buckingham dimulai di era Ratu Victoria. Ia mengubah Istana Buckingham menjadi kediaman resmi kerajaan pada abad ke-19. Victoria muncul pertama kali di balkon itu saat perayaan menandai pembukaan Pameran Besar tahun 1851. Ed Owen, sejarawan kerajaan, menyebut kemunculan di balkon Buckingham sebagai momen simbolik menyatunya kerajaan dan rakyat. “Sekarang menjadi populer karena menjadi momen bangsa ini melihat anggota kerajaan,” katanya.
Dari waktu ke waktu, balkon itu telah menjadi saksi bergantinya wajah-wajah anggota kerajaan. Balkon Istana Buckingham juga menawarkan kilasan-kilasan peristiwa dalam hidup Ratu Elizabeth selama 70 tahun bertakhta, waktu terpanjang seorang anggota kerajaan berkuasa dalam hampir 1.000 tahun sejak Raja William I.
Laman The Washington Post edisi 1 Juni 2022 menampilkan kumpulan foto Elizabeth di balkon Istana Buckingham selama lebih dari 90 tahun, mulai debutnya saat berusia 14 bulan hingga saat Platinum Jubilee, Kamis lalu. Terlihat wajah-wajah di sekeliling Ratu berubah dan berganti.
Pada Kamis, siapa saja yang hadir di balkon itu menjadi sorotan. Awal bulan ini, seperti dilaporkan Associated Press, Istana mengumumkan Ratu memutuskan hanya anggota kerajaan yang aktif bertugas yang hadir di balkon. Maka yang terlihat di balkon Istana Buckingham adalah Ratu; putra mahkota Pangeran Charles dan istrinya, Camilla; Pangeran William, Kate Middleton, dan ketiga anaknya; Putri Anne dan suaminya; Pangeran Edward (Earl of Wessex) beserta istri dan kedua anaknya; Pangeran Edward (Duke of Kent), sepupu Ratu, beserta istrinya; dan Pangeran Richard, sepupu Ratu, beserta istrinya.
Pangeran Harry dan istrinya, Meghan, tak muncul di balkon setelah melepas tugas kerajaan dan pindah ke Amerika Serikat pada 2020. Ia tetap hadir dalam perayaan Platinum Jubilee bersama keluarganya dalam acara-acara lain. Adapun Pangeran Andrew dilucuti dari gelar kebangsawanan dan militer setelah terlibat dalam skandal pelecehan seksual dan membuat pusing ibundanya. Ia “disimpan” dari sorotan publik sepanjang perayaan ini.
Masa depan
Penampilan di balkon Istana Buckingham kali ini tak hanya merefleksikan masa lalu, tetapi juga menyiratkan masa depan monarki Inggris. Dalam usia 96 tahun, ditambah masalah kesehatan akhir-akhir ini, publik menerka-nerka kelangsungan kerajaan sepeninggal Ratu Elizabeth II.
Setelah menghadiri rangkaian perayaan pada Kamis, Istana mengumumkan Ratu tidak akan hadir dalam misa syukur nasional di Katedral St Paul, Jumat. “Acara ini sangat spesial karena mungkin ini terakhir kalinya kami melihat Yang Mulia di acara publik,” ujar petugas ambulans Gilbert Falconer, yang jauh-jauh datang dari Skotlandia demi melihat Ratu.
Ucapan Falconer barangkali mewakili isi benak banyak orang. Ratu Elizabeth tentu tak bakal bertakhta selamanya. Urutan pertama penggantinya, Pangeran Charles (73), tidak menikmati rasa cinta dari publik sebesar ibunya. Beberapa waktu belakangan ini, dia mulai melangkah keluar dari bayang-bayang sang ibu dengan peran lebih besar, seperti saat membuka sesi pembukaan Parlemen Inggris, awal Mei.
Dengan situasi itu, banyak mata melirik Pangeran William, urutan kedua yang berhak atas takhta. Publik masih lebih menyukai William dan istrinya. Citra keduanya di depan publik cenderung positif. William menuai pujian dalam berbagai karya terkait kesehatan mental, lingkungan, dan masalah sosial.
Ketika tur ke Karibia dalam rangkaian Platinum Jubilee, mereka mendapati sisi lain kisah Kerajaan Inggris. Setelah Barbados melepaskan diri dan menjadi republik, beberapa negara di Karibia menuntut kerajaan bertanggung jawab atas kolonialisme di masa lalu. Di dalam negeri, kaum pendukung republik juga menguat. Survei dari beberapa lembaga menunjukkan, relevansi monarki pada masa kini makin dipertanyakan.
“Kami tidak berharap kerajaan akan dihapus saat Ratu masih bertakhta, tetapi ia anggota terakhir kerajaan yang akan menikmati popularitas seperti ini. Saat Pangeran Charles bertakhta, maka ya, kita bisa mencapai tujuan dan menghapuskan monarki,” kata Graham Smith, ketua gerakan pendukung republik.
William mengakui, monarki perlu bergerak seiring zaman agar tetap relevan. Jajak pendapat menemukan, monarki kurang populer di kalangan anak muda. “Ini tantangan bagi saya, bagaimana membuat keluarga kerajaan tetap relevan dalam 20 tahun lagi, atau 40 tahun lagi, atau mungkin 60 tahun lagi. Saya harap saya bisa melakukannya,” kata William, dalam wawancara tahun 2016, seperti dikutip Reuters.
Pengamat kerajaan menduga, William akan lebih banyak menghindari penghormatan, bisa lebih mudah didekati, tidak terlalu formal, dan lebih fokus pada monarki zaman modern. Dengan cara itu, mungkin Kerajaan Inggris akan tetap bertahan. Selama beberapa dekade, Ratu Elizabeth II telah menjadi pemersatu di tengah guncangan kehidupan negara dan kerajaan. Penerusnya setidaknya diharapkan bisa menjadi sosok serupa.