AS Cemaskan Serangan Balik Ukraina ke Rusia dengan Senjata dari Washington
Washington dan Kiev dilaporkan membahas kekhawatiran AS pada peluang Ukraina menggunakan senjata AS untuk menyerang wilayah Rusia. AS secara terbuka memperingatkan Ukraina akan bahaya tindakan itu.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
MOSKWA, MINGGU — Amerika Serikat dan Rusia sama-sama mengakui peluang Ukraina menggunakan senjata dari Washington dan sekutunya untuk menyerang wilayah Rusia. Washington dilaporkan telah memperingatkan Kiev soal bahaya kondisi itu.
Komandan Kendali Operasi Rusia di Ukraina Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev menuding, pasukan Ukraina mempersiapkan serangan jarak jauh dari Sumy, Ukraina, ke Rusia. ”Mereka mau menyerang permukiman di perbatasan,” kata dia, Sabtu (28/5/2022), sebagaimana dikutip TASS dan RIA Novosti.
Pernyataan itu disampaikan setelah Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov mengungkap, Kiev telah menerima rudal laut Harpoon dari Washington. Rudal itu akan dioperasikan bersama rudal Neptunus buatan Ukraina untuk membuka blokade Odessa.
Rudal Neptunus dilaporkan dipakai Ukraina untuk menghancurkan kapal perang Rusia di Laut Hitam, Moskva. Kapal itu karam setelah lambungnya meledak dihantam rudal Neptunus. Selain Harpoon, Ukraina juga menerima meriam jarak jauh M109. AS dilaporkan berniat pula memberikan peluncur roket M142. Jangkauan roket dari peluncur itu bisa mencapai 500 kilometer.
Jika ditembakkan dari Sumy, roket yang diluncurkan M142 bisa mencapai Kursk, Belgorod, Voronezh, hingga Smolenks yang merupakan wilayah Rusia dekat perbatasan Rusia-Ukraina. Kiev dilaporkan pula meminta peluncur roket M270. Reznikov menyebut, M270 akan dipakai untuk menyerang pasukan Rusia dan milisi pendukung Rusia di Ukraina timur.
Pada pertengahan Mei 2022, Washington dan Kiev dilaporkan membahas kekhawatiran AS pada peluang Ukraina menggunakan senjata AS untuk menyerang wilayah Rusia. Sejumlah pejabat dan diplomat AS menyebut, AS secara terbuka memperingatkan Ukraina akan bahaya tindakan itu.
”Kami khawatir pada peningkatan ketegangan. Walakin, kami belum menetapkan pembatasan pada barang-barang yang kami berikan kepada mereka,” kata seorang pejabat AS yang menolak identitasnya diungkap.
Pejabat lain menyebut, Ukraina sudah menerima penjelasan AS. Namun, tidak dijelaskan reaksi Kiev atas kekhawatiran Washington itu. ”Sejauh ini sudah ada kesepakatan soal ambang batas serangan,” kata dia.
Pejabat AS mengakui, tetap ada kekhawatiran Ukraina tiba-tiba berubah pikiran lalu menggunakan senjata buatan AS untuk menyerang wilayah Rusia. ”Ada kemungkinan Ukraina merasa perlu melakukan itu (menyerang wilayah Rusia dengan senjata buatan AS). Sampai sekarang, memang kami belum melihat indikasinya,” kata dia.
Adapun seorang diplomat Eropa yang menolak identitasnya diungkap menyebut bahwa Ukraina sangat memahami risiko menyerang Rusia dengan peralatan AS. Sayangnya, semua pihak belum punya petunjuk apakah risiko itu bisa dihindari atau tidak.
Sejauh ini, sejumlah lokasi di Belgorod dilaporkan berkali-kali jadi sasaran serangan. Moskwa menuding Kiev melancarkan serangan-serangan itu. Ukraina dan AS menolak tudingan itu.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, penggunaan senjata pasokan AS dan sekutunya untuk menyerang Rusia adalah hal yang tidak bisa diterima. Moskwa akan menanggapinya dengan serius.
Kekhawatiran konflik langsung dengan Rusia membuat AS dan sekutunya masih terus menahan diri. Washington dan sekutunya hanya terus memberikan pesawat tempur dan menolak memberlakukan zona larangan terbang di Ukraina. Pemberlakuan zona larangan terbang akan membuat pesawat AS dan sekutunya berhadapan langsung dengan Rusia.
Menteri Pertahanan Perancis Florence Parly mengatakan, ada risiko perang nuklir jika AS dan sekutunya berhadapan langsung dengan Rusia gara-gara perang Ukraina. Meski memasok aneka senjata bernilai miliaran dollar AS, Washington dan sekutunya secara teknis tidak berhadapan dengan Rusia. Tidak hanya senjata, warga sejumlah anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) juga dilaporkan menjadi milisi penyokong Ukraina.
Sejumlah media AS dan Inggris berkali-kali melaporkan keberadaan milisi-milisi itu. Dalam berbagai penyataannya, Kemenhan Rusia juga bolak-balik mengungkap pengeboman barak para milisi itu di berbagai penjuru Ukraina. Selain barak milisi, Rusia juga menyasar gudang-gudang tempat penyimpanan senjata kiriman AS dan sekutunya. (AFP/REUTERS)