Dinasti Penguasa Tangan Besi di Filipina Berpeluang Unggul
Dari 10 kandidat presiden, Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr, putra mendiang diktator Ferdinand Marcos, tampak diunggulkan. Namun, pesaing utamanya Wakil Presiden Leni Robredo, tidak bisa diremehkan
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·5 menit baca
MANILA, SENIN — Jutaan warga Filipina pemegang hak pilih mengantre di tempat pemungutan suara untuk memilih presiden pengganti Rodrigo Duterte, Jumat (9/5/2022) pagi. Dari 10 kandidat presiden, Ferdinand ”Bongbong” Marcos Jr, putra mendiang diktator Ferdinand Marcos, diunggulkan. Namun, pesaing utamanya, Wakil Presiden Leni Robredo, tidak bisa diremehkan.
Warga pemegang hak pilih sudah mengantre beberapa jam sebelum tempat pemungutan suara (TPS) mulai dibuka pukul 06.00 waktu setempat, atau pukul 05.00 WIB. Imelda Marcos (92), ibunda Marcos Jr, dan putranya memberikan suara di TPS Sekolah Dasar Mariano Marcos Memorial, Batac City. Wilayah itu merupakan salah satu benteng suara keluarga Marcos.
Setidaknya ada lima nama yang unggul dalam survei yang dilakukan lembaga swasta di negara itu. Menurut survei, Bongbong memperoleh dukungan tertinggi, yakni 56 persen suara, disusul Robredo meraih 23 persen. Tiga kandidat lain, yakni mantan petinju Manny Pacquiao, Wali Kota Manila Isko Moreno, dan mantan Kepala Polisi Filipina Panfilo Lacson, tertinggal jauh dalam survei.
Bongbong menggandeng Sara Duterte-Carpio, putri dari Presiden Duterte, yang maju sebagai kandidat wakil presiden. Selama berkuasa, Duterte dikenal memerintah dengan tangan besi. Di masa kekuasaannya, pengaduan terkait pelanggaran hak asasi manusia, terutama karena banyaknya kasus pembunuhan di luar hukum dalam pemberantasan narkoba. Keduanya mewakili dinasti masing-masing.
Keluarga Marcos berusaha membangun kembali dinastinya setelah Bongbong maju dalam Pilpres 2022. Ia memiliki peluang 75 persen untuk memenangi pertarungan berdasarkan jajak pendapat. Namun, menurut analis Eurasia Group, Peter Mumford, hasil yang diperoleh di kotak suara belum tentu membuat ia menang.
Menurut Mumford, potensi ketidakpuasan di antara para pendukung Bongbong dapat mengungtungkan Robredo. Dukungan terhadap Robredo sangat tampak dalam setiap rapat umum kampanyenya yang menyedot puluhan ribuan orang. Saat menutup kampanye dengan rapat umum pada Sabtu (7/5/2022), massa loyalis Robredo seimbang dengan massa pendukung Bongbong.
Duterte-Carpio, yang menjabat Wali Kota Davao Selatan, menduduki puncak survei sebagai pasangan wakil Marcos Jr. Associated Press menyebutkan, aliansi mereka merefleksikan keturunan dua pemimpin otoriter yang telah lama menjadi bidikan kelompok hak asasi manusia (HAM). Mereka mewakili dua dinasti yang memerintah dengan tangan besi. Oposisi Filipina juga telah lama menyamakan keduanya, Ferdinand Marcos dan Rodrigo Duterte, sebagai penguasa tangan besi.
Koalisi kedua keluarga itu menggabungkan kekuatan suara dari kubu politik utara (Marcos) dan selatan (Duterte), yang meningkatkan peluang mereka berkuasa, tetapi menambah kekhawatiran para aktivis HAM. ”Sejarah mungkin terulang jika mereka menang,” kata Myles Sanchez, pegiat HAM berusia 42 tahun. Dia mengatakan, darurat militer dan pembunuhan tersangka narkoba di luar hukum mungkin masih terjadi.
Mediang Ferdinand Marcos, mantan orang kuat yang berkuasa selama 21 tahun, digulingkan dalam pemberontakan rakyat yang didukung militer pada 1986. Presiden Duterte yang juga memerintah selama enam tahun ini dilaporkan telah menggunakan cara-cara seorang diktator, walau dari kubu Duterte tidak menyukai julukan itu. Pasangan Marcos Jr dan Duterte-Carpio memimpin survei dengan keunggulan yang tampaknya tak terkalahkan.
Wakil Presiden Robredo, yang juga pejuang reformasi dan pejuang HAM, sangat terkejut dan marah atas peluang besar keluarga Marcos merebut kembali tampuk kekuasaan di Filipina. Dia memanfaatkan berbagai kemampuannya, dengan mengerahkan pasukan sukarelawan kampanye untuk mendukung pencalonannya dan berharap dapat menggusur Bongbong.
Kandidat lain, yakni Pacquiao, Moreno, dan Senator Lacson, tertinggal jauh di belakang dalam survei preferensi pemilih. Namun, dari ketiga nama itu, massa pendukung Pacquiao terbilang besar karena kampanyenya berfokus pada platform memerangi kemiskinan. Di Asia Tenggara, Filipina adalah salah satu negara dengan penduduk miskin tertinggi.
Antrean panjang
Orang-orang, sambil mengenakan masker dan menjaga jarak, mulai membentuk antrean panjang di TPS. Di negara berpenduduk sekitar 109 juta jiwa itu, ada sekitar 65 juta orang terdaftar sebagai pemilih tetap. Belum ada prediksi tentang tingkat partisipasi pemilih.
Imelda Marcos dan putranya menjadi sorotan media saat memberikan suaranya di TPS. Batac, yang terletak di bagian utara Manila, merupakan rumah leluhur keluarga Marcos. Di sana tampak para pemilih menggunakan kipas tangan untuk mengusir udara panas saat dengan sabar menunggu giliran menuju TPS.
Robredo memberikan suaranya di TPS di sebuah sekolah di Kota Madya Magarao, Provinsi Camarines Sur. Seorang warga mengatakan dia layak menang. ”Dia tidak memiliki aroma tuduhan korupsi,” kata ibu rumah tangga berusia 52 tahun itu. ”Dia bukan pencuri. Leni jujur.”
Jutaan pemegang hak pilih yang muncul sebelum matahari terbit di sebagian besar negara itu tampaknya bisa memberikan suara tanpa hambatan. Namun, di Provinsi Maguindanao, Filipina selatan, salah satu titik rawan keamanan, seorang pria tak dikenal melemparkan tiga granat pada Minggu malam di sekitar kompleks balai kota Datu Unsay, melukai sembilan penduduk desa yang melintas.
Penduduk yang melintas itu sebenarnya datang dari beberapa desa yang jauh untuk bisa memberikan suara mereka di TPS di dekat balai kota. Polisi mengatakan, dua granat lainnya meledak tak lama setelahnya di kota terdekat, Shariff Aguak. Akan tetapi, menurut polisi, insiden itu tidak menyebabkan korban luka.
Masalah keamanan sangat menantang bagi pemimpin baru yang akan menjabat mulai 30 Juni 2022. Pemberontakan oleh kelompok garis keras dan komunis selama beberapa dekade telah membuat negara itu relatif tidak stabil. Kemungkinan juga akan ada pertanyaan tentang penuntutan terhadap Presiden Duterte karena tindakan keras di luar hukum melawan narkoba.
Pada tahun 2009, orang-orang bersenjata yang dikerahkan oleh keluarga gubernur Provinsi Maguindanao selatan saat itu membantai 58 orang, termasuk 32 wartawan. Serangan terhadap konvoi peserta pemilu itu sangat mengejutkan dunia. Diharapkan tidak ada insiden besar tahun ini.
Selain soal keamanan dan hukum, Filipina juga mengalami keterpurukan ekononi yang diperparah oleh pembatasan sosial ketat akibat Covid-19 selama dua tahun. Kemiskinan dan pengangguran sangat tinggi.
Selain memilih presiden, dalam pemilu kali ini pemilih juga akan memberikan suara untuk memilih anggota parlemen dan kepala daerah. Setidaknya 18.000 posisi jabatan pemerintah diperebutkan, termasuk separuh dari 24 anggota Senat, lebih dari 300 kursi di DPR, kepala daerah, serta anggota parlemen daerah di seluruh Filipina.
TPS dibuka selama 13 jam sejak dibuka pukul 06.00, satu jam lebih lama dari pemilu paruh waktu pada 2019 untuk mengimbangi antrean yang lebih lambat karena protokol kesehatan akibat Covid-19. Lebih dari 60.000 personel keamanan dikerahkan untuk menjaga TPS dan petugas pemilu. Anjing pelacak dan penjinak bom juga bersiaga di sekitar TPS. (AFP/AP/REUTERS)