Marcos Jr atau yang dikenal sebagai Bongbong, putra mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos, unggul jauh atas pesaing-pesaingnya. Pemungutan suara akan digelar pada 9 Mei 2022.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
Manila, Jumat – Tiga hari jelang pelaksanaan pemilihan umum Filipina, posisi Ferdinand Marcos Jr sebagai bakal calon presiden terus menguat. Meski demikian, pesaing kuatnya, Leni Robredo dan Manny Pacquiao, menolak untuk menyerah.
Persiapan pemungutan suara diwarnai insiden rusaknya mesin suara serta kekhawatiran tidak cukupnya daya listrik. Pemungutan suara akan digelar pada 9 Mei 2022.
Sebuah survei yang dirilis awal pekan ini menunjukkan, Marcos Jr atau yang dikenal sebagai Bongbong, putra mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos, unggul jauh atas pesaing-pesaingnya. Survei yang dilakukan lembaga Survei Pulse Asia memperlihatkan Bongbong menjadi pilihan pertama calon pemilih di Filipina dengan raihan dukungan hingga 56 persen.
"Bongbong Marcos akan menjadi presiden Filipina terlepas dari warna politik, ras, atau keyakinan Anda," kata seorang juru bicara Marcos Jr, Jumat (6/5/2022).
Pesaing terdekat Bongbong, Robredo, yang kini menjabat sebagai wakil presiden, berada di tempat kedua dengan dukungan 23 persen. Dukungan terhadap Robredo, yang pada pemilihan sebelumnya mengalahkan Bongbong, turun 1 persen dibandingkan hasil survei sebulan sebelumnya.
Legenda tinju Filipina, Manny Pacquiao, dan Wali Kota Manila Francisco Domagoso masing-masing hanya mendapat 7 persen dan 4 persen dukungan. Sementara dukungan terkuat untuk posisi wakil presiden diraih Sara Duterte-Carpio, putri Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Temario Rivera, mantan Ketua Departemen Ilmu Politik Universitas Filipina Diliman, mengatakan, proses pemilihan di Filipina jarang diputuskan dengan penghitungan yang rasional, termasuk memeriksa catatan publik setiap calon. Para pemilih, menurut dia, cenderung emosional. “Narasi yang dibangun itulah yang biasanya membuat pemilih merasa nyaman, dan hal itulah yang akan menentukan,” kata dia.
Tim kampanye Bongbong menggunakan berbagai platform media sosial seperti YouTube, TikTok, dan Facebook untuk mendorong slogan tentang persatuan dan berbicara mengenai masa depan, menutup pintu tentang kejadian masa lalu ketika orangtuanya berkuasa. Alih-alih meminta maaf atas tindakan ayahnya saat berkuasa, Bongbong sebaliknya membanggakan kepemimpinan sang ayah sebagai peletak dasar kemakmuran dan kebanggaan nasional.
Menurut Andrea Chloe Wong, ilmuwan politik Filipina dari Australian National University, substansi kampanye Bongbong tampaknya ingin mengajak rakyat Filipina mengunjungi masa keemasan negara itu ketika dipimpin Ferdinand Marcos. Bongbong dinilai mencoba membangkitkan kerinduan rakyat Filipina.
“Orang-orang terpesona, bukan pada dirinya, melainkan pada ingatan akan pemerintahan ayahnya. Banyak anak muda tidak mengalaminya tetapi karena propaganda yang diulang-ulang, mereka pikir Filipina lebih baik sebelumnya,” kata Wong.
Adele Webb, dosen ilmu politik di Universitas Teknologi Queensland, Selandia Baru, mengatakan, pesan yang disebarkan oleh tim kampanye Bongbong dibuat untuk menghindari pengadilan atas tindakan yang dilakukan oleh sang ayah dan keluarganya di masa lalu.
"Pesan-nya benar-benar dibuat dengan sangat baik, dengan strategi penghindaran ini. Mari berhenti membicarakan masa lalu, berhenti bertengkar tentang seperti apa tahun-tahun darurat militer itu, dan mari menatap ke depan, ayo maju,” kata Webb, yang juga menulis sebuah buku tentang demokrasi di Filipina.
Robredo dan pendukungnya, yang mengalahkan Bongbong pada pemilihan tahun 2016 lalu, bekerja ekstra keras dengan mendatangi rumah warga untuk merayu lebih banyak pemilih. Robredo menolak kalah, seperti yang terjadi pada tahun 2016, ketika dia bertarung untuk posisinya sebagai wakil presiden di Mahkamah Agung. "Pada tahun 2022, orang terakhir yang bertahan tetap seorang perempuan," kata Robredo.
Hal senada dikatakan Buddy Zamora, manajer kampanye Pacquiao. “Saya berpikir kami kuda hitam di dalam pemilihan pada pemilu 2022 ini,” katanya, dikutip dari laman Philstar.
Potensi gangguan
Aparat keamanan Filipina menerjunkan sekitar 12.000 personel untuk menjaga tempat pemungutan suara di seantero negeri. Presiden Duterte mengingatkan agar polisi bersikap profesional dan menjaga situasi kondusif saat pemungutan suara. Dikutip dari laman Philstar, Duterte menginginkan pemilu kali ini bebas dari kekerasan.
Walau ditargetkan nirkekerasan, potensi gangguan dalam proses pemungutan suara bisa terjadi dari meningkatnya potensi pemadaman listrik. Mengutip laman Philstar, lembaga Institute for Climate and Sustainable Cities (ICSC) yang berbasis di Manila mengingatkan kemungkinan terjadinya pemadaman karena banyak pembangkit listrik di negara itu melakukan kebijakan pemadaman bergilir.
Potensi pemadaman bergilir, menurut ICSC, sangat besar karena berdasarkan data yang mereka miliki, sebagian besar pembangkit bertenaga batubara itu tidak mengikuti prosedur pemeliharaan berkala. Data itu juga memperlihatkan 12 dari 23 pembangkit listrik di Luzon sering melakukan pemadaman sejak akhir Maret 2022.
Menanggapi hal itu, National Power Corp. mengatakan telah membentuk satuan tugas yang memastikan suplai listrik pada hari pemungutan suara tidak terganggu. Satgas ketenagalistrikan pemilu ini bertugas untuk memastikan suplai listrik di setiap wilayah tidak terganggu pada 5-12 Mei mendatang. (AP/AFP/Reuters)