logo Kompas.id
InternasionalOposisi Samakan Duterte dengan...
Iklan

Oposisi Samakan Duterte dengan Marcos

Oleh
· 2 menit baca

MANILA, KAMIS — Ribuan warga penentang kebijakan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Kamis (21/9), turun ke jalanan di Manila dalam unjuk rasa bertepatan dengan peringatan 45 tahun darurat militer oleh Presiden Ferdinand Marcos. Pengunjuk rasa memprotes kebijakan keras Duterte, terutama dalam menangani penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang. Kepolisian Filipina menyatakan, sedikitnya 8.000 orang ambil bagian dalam aksi itu. Mereka memenuhi jalan-jalan utama di Manila sepanjang hari. Sambil membawa aneka poster, demonstran meneriakkan kata dan frasa berisi kecaman terhadap kebijakan-kebijakan Duterte. Poster-poster tersebut antara lain berbunyi "Tolak Tangan Besi" dan "Hentikan Pembunuhan". "Negeri kami berubah menjadi kuburan. Warga dibunuh setiap hari. Kami harus menguburkan jenazah-jenazah layaknya yang terjadi di era Marcos," kata pemimpin demonstrasi anti-Duterte, Pedro Gonzales. Merujuk pada data kepolisian Filipina, sejak Duterte dilantik menjadi presiden 15 bulan lalu, lebih dari 3.800 orang dibunuh petugas keamanan lewat operasi antinarkoba. Operasi itu dalam kenyataannya diduga memiliki ekses yang luas. Ribuan orang diduga dibunuh dalam kasus-kasus yang tidak jelas alasan dan latar belakangnya. Kasus-kasus seperti ini ditentang para pembela hak asasi manusia. Operasi antinarkoba itu merupakan janji kampanye Duterte. Dalam kampanyenya dulu, Duterte menyatakan siap menghapus narkoba di masyarakat dengan membunuh 100.000 pengguna dan pengedarnya. Selama kampanye, ide itu diterima sebagian besar pemilih. Mereka melihat Duterte sebagai sosok karismatik, antikemapanan, dan memiliki modal kuat untuk menghadapi kriminalitas serta korupsi. Masyarakat mengaku, mereka selama ini nyaris tanpa harapan dalam menghadapi dua jenis kejahatan itu.Istana MalacanangDemonstran menyampaikan aspirasi mereka di depan Istana Malacanang yang merupakan istana kepresidenan Filipina. Setelah itu, massa bergerak ke Taman Manila. Di luar Istana Malacanang, mereka membakar dadu berukuran besar yang menampilkan foto Marcos, Duterte, dan pemimpin Nazi Jerman, Adolf Hitler. Demonstran bermaksud menyamakan Duterte dengan Marcos dan Hitler. Adapun Duterte menilai sosok Marcos sebagai pemimpin terbaik di Filipina dalam sejarah dan layak dihormati. Terkait kebijakan politik dan sosial yang diambilnya, Duterte beberapa kali mengungkapkan, hukum tangan besi adalah solusi bagi Filipina. (AFP/REUTERS/BEN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000