Di Tengah Perang Rusia-Ukraina, Turki-Dubai Berebut Orang-orang Superkaya Rusia
Turki dan Dubai menawarkan berbagai promosi dan kemudahan kepada orang-orang superkaya Rusia agar mau menyimpan harta mereka di dua lokasi itu. Tawaran ini diberikan di tengah sanksi Barat yang mengincar aset mereka.
Oleh
MUSTHAFA ABD RAHMAN, DARI KAIRO, MESIR
·4 menit baca
Turki dan Uni Emirat Arab (UEA) memilih bersikap netral dalam isu perang Rusia-Ukraina yang berkecamuk sejak 24 Februari lalu. Turki dan UEA sampai saat ini menolak ikut menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Rusia. Bahkan, UEA berani menolak tekanan AS untuk menambah produksi minyaknya dalam upaya menjaga stabilitas harga minyak dunia.
Ada hal menarik di balik sikap netral UEA ataupun Turki. Sebab, selain berdasarkan kalkulasi geopolitik kedua negara tersebut, ternyata ada udang di balik batu terkait kepentingan ekonomi.
Turki dan UEA—persisnya kota Dubai—dengan ideologi ekonomi liberalnya kini sedang berebut orang-orang superkaya (crazy rich) Rusia agar menanamkan dana mereka di Turki dan Dubai. Berbagai promosi dan kemudahan ditawarkan Turki dan Dubai kepada orang-orang superkaya Rusia agar bersedia menyimpan harta mereka di dua lokasi tersebut.
Harian Al-Quds al-Arabi edisi awal April lalu melaporkan, Turki, misalnya, menawarkan kepada pengusaha kaya Rusia agar membeli properti di Turki seharga minimal 250.000 dollar AS. Tawaran itu diberikan plus status kewarganegaraan Turki dan perlindungan hukum di Turki. Adapun Dubai menawarkan bantuan hukum kepada pengusaha kaya Rusia yang bersedia memindahkan dananya ke Dubai agar dana mereka terlindungi di Dubai.
Para pengusaha kaya Rusia pun diberitakan mulai berbondong-bondong datang ke Turki dan Dubai untuk menyelamatkan kekayaan mereka dari sanksi AS dan Eropa. Dua kapal pesiar milik pengusaha kaya Rusia, Roman Abramovich, berlabuh di Turki pada 21 Maret lalu. Dua kapal pesiar itu adalah kapal pesiar Solaris, yang memiliki panjang 140 meter, berlabuh di kota Bodrum, dan kapal pesiar Eclipse, yang memiliki panjang 160 meter, berlabuh di kota Pelabuhan Marmaris. Bodrum dan Marmaris adalah dua kota wisata di barat daya Turki yang bertepi ke Laut Tengah.
Sejak meletusnya perang Rusia-Ukraina pada 24 Februari lalu, ribuan warga Rusia berbondong-bondong datang ke Turki. Di antara mereka, banyak dari kalangan pengusaha kaya Rusia. Turki berulang kali menegaskan, mereka tidak ikut paket sanksi negara-negara Barat terhadap Rusia. Dengan sanksi itu, Barat berharap negara-negara lain menyita pesawat khusus, kapal pesiar, dan vila milik orang Rusia serta membekukan rekening para pengusaha Rusia.
Kebijakan Turki tersebut diumumkan untuk memberi ketenangan, jaminan keamanan, dan sekaligus mendorong para pengusaha kaya Rusia agar menjadikan Turki sebagai basis usaha dan tempat penanaman modal baru mereka. Turki juga berkepentingan dengan Rusia terkait ekonomi. Neraca perdagangan Turki-Rusia pada tahun 2021 mencapai 30 miliar dollar AS. Industri pariwisata Turki sangat bergantung pada wisatawan Rusia. Rusia adalah salah satu negara penyumbang wisatawan terbanyak ke Turki. Turki juga sangat bergantung pada pasokan gas dan minyak dari Rusia.
Lebih dari itu, Turki sangat berkepentingan dengan kehadiran pengusaha kaya Rusia untuk bisa membantu meringankan krisis ekonomi di Turki. Inflasi di negara itu telah mencapai 55 persen, tertinggi selama dua dekade terakhir ini. Krisis ekonomi di Turki kini sangat mencemaskan pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan yang akan menghadapi pemilu parlemen dan presiden tahun 2023.
Dubai juga berusaha menggaet para pengusaha kaya Rusia agar menjadikan Dubai sebagai tempat parkir dana mereka. Harian The New York Times akhir Maret lalu melansir, UEA menyambut hangat para kroni Presiden Rusia Vladimir Putin dari kalangan pengusaha Rusia yang datang ke Dubai dengan pesawat khusus dan kapal pesiar. Sedikitnya 38 pengusaha kaya dan pejabat Rusia yang dekat dengan Putin memiliki aset properti di Dubai senilai 314 juta dollar AS.
Mereka dinilai bernasib baik karena memiliki aset di tempat yang aman di Dubai setelah AS dan Eropa menjatuhkan sanksi pada institusi keuangan Rusia dan para pejabat yang dekat dengan Putin, menyusul invasi militer Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari lalu. Kantor berita Reuters awal Maret melansir, para pengusaha kaya Rusia juga berusaha memindahkan dana mereka di perbankan Swiss dan London ke Dubai untuk menghindari dari kemungkinan sanksi pembekuan dana mereka.
The New York Times mengungkapkan, kantor-kantor pengacara di Dubai terakhir ini menerima banyak permintaan konsultasi dari para pengusaha kaya Rusia tentang proses pemindahan dana ratusan juta dollar AS dari Eropa ke Dubai secara aman. Pemerintah UEA cenderung merahasiakan jumlah dana yang dialihkan pengusaha kaya Rusia dari Eropa ke Dubai untuk menghindari pantauan AS dan negara Barat lain atas dana Rusia yang tumplak ke Dubai.