logo Kompas.id
KolomManuver Permainan Abu-abu...
Iklan

Manuver Permainan Abu-abu Turki dalam Perang Rusia-Ukraina

Penting bagi Turki untuk bersikap realistis dengan terus berusaha membangun hubungan imbang antara Barat dan Rusia dalam krisis di Ukraina demi kepentingan nasional Turki. Banyak pertimbangan mendasari pilihan sikap itu.

Oleh
MUSTHAFA ABD RAHMAN, DARI KAIRO, MESIR
· 6 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/zKSAdDmBOsQDinjyGXfyyOGXkNs=/1024x1260/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F01%2F07%2F20191107IAM-Musthafa-Abd-Rahman_1573131513-e1573131983695_1573756259-e1593691788570_012020304_1641529023_jpg.jpg

Turki termasuk salah satu negara yang mendapat dampak paling buruk akibat perang Rusia-Ukraina yang meletus sejak 24 Februari lalu. Turki sejak awal sama sekali tidak menginginkan perang Rusia-Ukraina terjadi. Negara yang berbatasan langsung dengan Eropa itu menyadari, perang Rusia-Ukraina akan membawa petaka kepada dirinya, baik secara politik maupun ekonomi, mengingat hubungan Turki yang sangat kuat dengan Rusia ataupun Ukraina.

Dengan status hubungan tersebut, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengunjungi Kiev, ibu kota Ukraina, untuk menemui Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada 3 Februari lalu dalam upaya mencegah perang Rusia-Ukraina. Kemudian, sehari sebelum Rusia menyerang Ukraina, pada 23 Februari Erdogan menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin. Itu upaya terakhir Erdogan melunakkan hati Putin agar tidak melancarkan serangan militer ke Ukraina, sekaligus untuk mengundang Putin berkunjung ke Turki.

Editor:
MUHAMMAD SAMSUL HADI
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000