Anak-anak Positif Covid-19 di Shanghai Kini Boleh Ditemani Orangtua
Tetap dengan kebijakan nihil Covid-19, anak-anak yang positif kini boleh ditemani orangtua. Akan tetapi, ada syaratnya.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
AP PHOTO/CHEN SI
Pekerja dengan alat pelindung diri berdiri di tengah jalan yang sunyi saat penguncian wilayah di Distrik Jingan, Shanghai bagian barat, China, Senin (4/4/2022). China mengirim 10.000 pekerja kesehatan dari berbagai penjuru negeri untuk membendung laju penularan Covid-19 di Shanghai.
SHANGHAI, RABU — Otoritas kota Shanghai, China, akhirnya melonggarkan aturan mengenai karantina anak-anak yang positif mengidap Covid-19. Akan tetapi, pelonggarannya hanya sedikit sehingga warga tidak sepenuhnya senang.
Satuan tugas penangangan Covid-19 Shanghai mengeluarkan pernyataan resmi pada Rabu (6/4/2022), seperti dikutip oleh kantor berita nasional China, Xinhua, bahwa anak-anak terkonfirmasi Covid-19 boleh ditemani salah satu orangtua atau wali. Syaratnya, ayah, ibu, ataupun wali itu juga harus mengidap Covid-19.
Anak-anak berkebutuhan khusus, seperti penyandang disabilitas, atau memiliki penyakit lain boleh ditemani satu orangtua atau wali. Orang dewasa tersebut wajib mengisi formulir yang menyatakan mereka paham dan siap menerima risiko jika terjadi penularan. Akan tetapi, apabila anak atau pendampingnya hendak makan, mereka harus dipisah di ruangan berbeda karena membuka masker.
Adapun anak yang positif Covid-19, tetapi orangtuanya tidak terinfeksi, terpaksa harus dikarantina sendiri. Pejabat kesehatan Shanghai, Wu Qianyu, menjelaskan, anak-anak berusia di bawah tujuh tahun ditempatkan di fasilitas kesehatan. Anak-anak di atas usia tersebut ditempatkan di fasilitas karantina yang lain. ”Kita harus sepenuhnya menurunkan risiko penularan,” kata Wu.
AP PHOTO/CHEN SI
Warga mengantre untuk tes massal Covid-19 di kawasan yang mengalami penguncian wilayah di Distrik Jingan, Shanghai, Senin (4/4/2022).
Warganet China setengah hati menyambut kebijakan itu. Mereka berpendapat, sudah menjadi hak orangtua dan anak untuk tinggal bersama. Di media sosial marak beredar foto dan video yang menampilkan bangsal perawatan anak dengan Covid-19. Salah satu alasan masyarakat meminta agar orangtua bisa turut merawat anak ialah demi meringankan beban tenaga kesehatan. Shanghai mendatangkan 38.000 tenaga kesehatan dari provinsi-provinsi lain untuk ikut menangani kasus penularan di kota pusat niaga China itu.
Jumlah kasus positif baru masih naik. Pada Rabu, ada 16.766 kasus baru dan mayoritas tanpa gejala. Pada Selasa (5/4/2022), tercatat 13.086 kasus baru. Semua merupakan galur Omicron yang cepat menyebar. Di China, 90 persen penduduk sudah divaksin. Namun, masih ada 140 juta penduduk yang belum divaksin.
Warga Shanghai juga mengeluhkan penguncian wilayah yang memasuki hari kelima. Sebelumnya, Shanghai melakukan penguncian lokal di wilayah-wilayah tertentu selama 10 hari. Pasar tradisional dan pasar swalayan masih tutup, sementara persediaan makanan dan air warna menipis.
”Kami akan mendatangkan suplai makanan dari provinsi-provinsi lain,” kata Liu Min, Wakil Ketua Komisi Dagang Shanghai.
Menurut rencana, Shanghai akan menambah 10 gudang penyimpanan kebutuhan pokok dan menambah posko-posko distribusinya. Terdapat 11.000 kurir siap kerja yang memenuhi syarat dengan menunjukkan hasil tes antigen negatif setiap hari. Warga bisa memesan kebutuhan pokok secara daring.
AFP/HECTOR RETAMAL
Seorang anak perempuan memotret pasangan wisatawan di tepi Sungai Huangpu, Puxi , China, yang mengalami penguncian wilayah mulai Jumat (1/4/2022). Di latar belakang tampak distrik finansial Pudong yang juga tengah mengalami penguncian wilayah.
Hantaman pariwisata
Para pengamat ekonomi mengatakan, penguncian wilayah yang terjadi di selatan China akan membebani negara itu karena setengah dari ekonomi China berada di selatan. Kota Shenzhen dan Hong Kong sudah membuka diri dari penguncian wilayah dan mulai beroperasi kembali.
Dilansir dari surat kabar Global Times, karantina di selatan berdampak pada pariwisata. Festival Ceng Beng pada akhir April ditandai dengan masa libur tiga hari. Akan tetapi, data perjalanan hanya menyebutkan ada 75,42 persen pemesanan perjalanan. Jumlah ini turun 68 persen dari tahun 2019, bahkan turun 26 persen dari tahun 2020. Perjalanan dengan menggunakan kereta api anjlok 83,7 persen dibandingkan tahun 2019.
Data dari komisi pariwisata menyebutkan, hampir semua wisatawan pada bulan ini memesan karcis untuk perjalanan di dalam provinsi masing-masing. Mereka hendak mengunjungi lokasi wisata alam. Ada kenaikan pemesanan tempat untuk berkemah.
Li, seorang warga Shanghai, harus bisa bersabar karena tidak menikmati libur Ceng Beng. ”Saya masih terkurung di rumah. Untuk menghibur diri, saya menonton video-video obyek wisata saja,” katanya.