Uji coba Hwasong-17 menunjukkan kemajuan penting dalam program persenjataan Korea Utara. Korut diperkirakan juga akan menguji nuklir pada bulan-bulan mendatang.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·3 menit baca
Setelah uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua terbesar, banyak kalangan memperkirakan Korea Utara masih punya banyak kejutan. Keberhasilan uji coba itu mengirimkan sinyal yang jelas, Korut membuat kemajuan pesat di tengah sanksi atas program nuklir.
Amerika Serikat bahkan memperkirakan Korut masih punya banyak ”simpanan” rudal. Itulah sebabnya, Washington menyerukan sanksi internasional yang lebih keras melalui Dewan Keamanan PBB. ”Kami lihat uji coba ini bagian dari pola provokasi Korea Utara. Kami memperkirakan Korut punya banyak simpanan,” kata Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan, Jumat (25/3/2022).
Korut sukses meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) terbesar yang pernah ada, Hwasong-17, pada Kamis (24/3/2022). Kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, melaporkan, Pemimpin Korut Kim Jong Un mengarahkan langsung peluncuran itu. Melalui uji coba tersebut, Korut siap berkonfrontasi dengan AS.
Kim tampak puas dengan peluncuran Hwasong-17. Foto-foto di media Korut menunjukkan Kim mengenakan jaket kulit hitam dan kacamata hitam berjalan melintasi tarmak Bandara Internasional Pyongyang, di hadapan rudal raksasa. Foto lain memperlihatkan Kim bersorak dan merayakan peluncuran rudal bersama pimpinan militer dalam balutan seragam.
Surat kabar Rodong Sinmun menerbitkan foto Kim tengah menandatangani surat di mejanya berikut foto tulisan tangan ”Saya menyetujui uji coba peluncuran” di atas selembar laporan. KCNA mengklaim peluncuran itu memenuhi tujuan teknis. Peluncuran juga membuktikan ICBM bisa dioperasikan dengan cepat saat terjadi perang.
Korut memamerkan Hwasong-17 pertama kali pada Oktober 2020. Melihat penampakannya, para analis menyebutnya sebagai rudal monster. Militer Korea Selatan memperkirakan jangkauan Hwasong-17 bisa mencapai 6.200 kilometer, lebih jauh daripada ICBM terakhir yang diuji Korut pada November 2017, Hwasong-15.
Uji coba peluncuran Hwasong-17 hanya berjarak sepekan dari uji coba yang gagal sebelumnya, meski Korut tidak mengakuinya. Sejak awal 2022, Korut telah melakukan setidaknya 12 uji coba rudal berbagai jarak. ”Uji coba ini menunjukkan kompensasi atas kegagalan peluncuran pekan lalu, dengan baik. Rezim Korut pun tampaknya cukup puas dengan hasilnya,” kata Soo Kim, analis RAND Corporation dan mantan analis Badan Pusat Intelijen AS (CIA).
Ankit Panda, analis pertahanan AS, mengatakan, uji coba itu jelas menunjukkan kemajuan kualitatif yang penting dalam program persenjataan Korut. ”Yang terpenting tentang ICBM ini bukan berapa jauh rudal bisa menjangkau, melainkan apa yang bisa dibawanya, yakni banyak hulu ledak sekaligus. Korea Utara tengah meningkatkan ancaman kepada AS,” katanya.
Kekuatan strategis sangat siap untuk sepenuhnya menahan dan menghadang bahaya militer apa pun yang dilakukan AS. (Kim Jong Un)
Sejumlah hulu ledak sekaligus dalam satu rudal balistik bisa mengenai sejumlah target, selain bisa membantu rudal Korut menghindari sistem pertahanan rudal AS. Rudal tersebut juga bisa dilengkapi umpan untuk mengecoh sistem pertahanan rudal.
”Kekuatan strategis sangat siap untuk sepenuhnya menahan dan menghadang bahaya militer apa pun yang dilakukan AS,” ujar Kim.
Partai berkuasa di Korut pada Januari lalu mengeluarkan ancaman terselubung untuk mengakhiri moratorium ICBM dan uji coba nuklir. Alasannya, ketegangan militer yang terus meningkat dari hari ke hari di sekitar Semenanjung Korea dan bahaya perang nuklir akibat perbuatan AS.
Militer Korea Selatan mendeteksi isyarat Korut akan memperbaiki beberapa terowongan uji nuklir yang diledakkan sebelum Kim berdialog dengan mantan Presiden AS Donald Trump tahun 2018. Sejumlah pengamat mengatakan, Korut kemungkinan juga akan menguji nuklir pada bulan-bulan mendatang.
Korut mendapat semacam ”keuntungan” dengan uji coba Hwasong-17 karena bersamaan dengan peralihan pucuk pimpinan negara tetangganya, Korsel, pada Mei. AS tengah mengalihkan perhatian pada invasi Rusia ke Ukraina. Korut ingin membuktikan diri sebagai negara nuklir, sejajar dengan kekuatan nuklir dunia lainnya, dan tidak bisa dianggap enteng. Meski akhirnya berujung sanksi dari AS dan Barat, Korut tampaknya tak akan mundur dalam uji coba persenjataannya. (AP/AFP/REUTERS)