Pemerintah Korea Utara mengejek rudal yang dikembangkan Korea Selatan. Pyongyang menilai rudal Korea Selatan sudah ketinggalan zaman.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
SEOUL, SENIN — Korea Utara mengejek rudal laut yang dikembangkan Korea Selatan. Pyongyang menyebut rudal Seoul tidak layak disebut sebagai senjata. Presiden Akademi Nasional untuk Teknologi Pertahanan Korut Jang Chang Ha melontarkan ejekan itu setelah Seoul menguji rudal yang ditembakkan dari kapal selam atau submarine-launched ballistic missile (SLBM).
Foto uji coba rudal yang disiarkan Seoul disebutnya hasil olah digital. ”Di foto itu, terlihat bentuk dan struktur rudal balistik darat. Terlihat seperti senjata yang berantakan, jauh dari rudal laut,” ujarnya, sebagaimana dilaporkan kantor berita Korut, KCNA, dan dikutip kantor berita Korsel, Yonhap, Senin (20/9/2021).
Uji coba itu, menurut Jang, menunjukkan Seoul belum menguasai teknologi peluncuran dari laut. Oleh karena itu, rudal yang diuji Seoul disebut tidak bisa dijadikan senjata. Rudal itu tidak layak dikategorikan sebagai ancaman. ”Kalaupun disebut SLBM, amat terbatas sekali. Masih di tahap amat dasar,” ucapnya.
Jang melanjutkan ejekannya dengan menuding SLBM Korsel mungkin meniru rudal K-15 buatan India. Korsel disebutnya masih sangat di tahap awal pengembangan. ”Kami sudah lama meninggalkan tahap itu (tahap awal pengembangan rudal),” ujarnya.
Sejumlah pejabat Pemerintah Korsel mengatakan akan ada sejumlah uji coba lain untuk mengetahui keandalan rudal itu. ”Setelah merampungkan tahap awal pengembangan, kami akan memproduksi masal pada paruh awal 2022. Rudal itu sepertinya akan mulai dipakai pada paruh kedua (2022),” demikian kata pejabat yang menolak namanya diungkap itu.
Pekan lalu, Seoul mengumumkan telah menguji SLBM buatan dalam negeri. Uji penembakan disaksikan Presiden Korsel Moon Jae-in. Rudal dilepaskan dari kapal selam buatan Korsel, salah satu kapal selam kelas Dosan Ahn Chang-ho yang berbobot 3.000 ton.
Kapal kelas menengah itu punya enam peluncur vertikal. Artinya, kapal selam dapat melepaskan rudal ke permukaan. Sejumlah pihak menyebutkan, rudal yang diuji pekan lalu itu dikembangkan dari rudal balistik buatan Korsel sebelumnya, Hyunmoo-2B. Dalam uji coba pekan lalu, rudal terbang 400 kilometer (km) dan mengenai sasaran. Adapun jangkauan terjauh Hyunmoo-2B mencapai 800 km.
Pekan lalu, Korut dan Korsel serentak menguji rudal buatan dalam negeri. Moon mengatakan, peningkatan kemampuan rudal negaranya akan digunakan ”untuk menangkis provokasi Korea Utara”.
Pada hari Seoul menguji rudalnya, Rabu (15/9/2021), Pyongyang juga melakukan hal yang sama. Korut menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke laut. Pimpinan Staf Bersama (JCS) Korsel dalam pernyataan tertulis menyebutkan, dua rudal Korut yang ditembakkan tepat setelah pukul 12.30 waktu setempat itu terbang sejauh 800 km pada ketinggian maksimum 60 km.
Pyongyang juga menguji dua rudal jelajah pada 11-12 September 2021. Rudal itu bisa menjangkau sampai 1.500 km. Korut sudah menguji rudal yang bisa ditembakkan dari kereta api, truk, hingga kapal selam.
Korut terus mengembangkan sistem persenjataannya di tengah kebuntuan perundingan denuklirisasi di Semenanjung Korea sejak 2019. Korsel tak mau kalah. Mereka juga mengembangkan seperangkat sistem persenjataan militer baru, termasuk rudal-rudal balistik, kapal selam, dan kapal induk pertamanya.
Rangkaian uji coba rudal meningkat kala Amerika Serikat dan sekutunya mendesak Korut melucuti teknologi persenjataannya. Pyongyang menolak tekanan itu dan terus menunjukkan kemampuan persenjataannya. Para pejabat Korut mengatakan, kemampuan Pyongyang terus meningkat. Kenaikan itu, antara lain, untuk mencegah AS dan sekutunya mengusik Korut. (AFP/REUTERS)