Menarik dicermati, Qatar saat ini pun tidak ikut-ikutan membekukan investasinya di Rusia meski AS dan Barat telah menjatuhkan sanksi ekonomi atas Rusia menyusul invasi militer Rusia ke Ukraina.
Oleh
MUSTHAFA ABD RAHMAN, DARI KAIRO, MESIR
·4 menit baca
Setelah misi mediasi Turki dan Israel untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina gagal, Qatar mencoba peruntungan ikut bergerak melakukan misi mediasi antara Rusia dan Ukraina. Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani, Senin (14/3/2022), menemui Menlu Rusia Sergey Lavrov di Moskwa dalam upaya mencari solusi diplomasi guna mengakhiri perang di Ukraina.
Sheikh Mohammed, seperti dilansir televisi Al Jazeera, menyampaikan kepada Lavrov tentang harapan Qatar agar semua pihak menempuh jalan damai secepat mungkin untuk mengakhiri perang Ukraina. Sheikh Mohammed juga menegaskan dukungan Qatar atas upaya dunia mengakhiri perang Ukraina yang berkecamuk sejak 24 Februari lalu. Menlu Qatar meminta pula kepada Rusia agar lebih memberikan jaminan keamanan terhadap jalur kemanusiaan untuk pengungsian warga sipil.
Adapun Lavrov, dalam temu pers bersama dengan Sheikh Mohammed, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Qatar atas usahanya ikut membantu mencari solusi dalam krisis Rusia-Ukraina.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majid bin Mohammed al-Ansari, seperti dikutip kantor berita Qatar (QNA), mengatakan bahwa kunjungan Menlu Sheikh Mohammed ke Moskwa dilakukan saat dunia berada dalam masa kritis akibat invasi Rusia ke Ukraina. Langkah Qatar melakukan misi mediasi antara Rusia dan Ukraina itu diambil setelah Doha mendapat desakan dari Ukraina agar Qatar ikut memainkan peran menjadi mediator untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Ukraina mendorong Qatar agar tampil sebagai mediator setelah upaya mediasi Turki dan Israel untuk mengakhiri perang Ukraina tidak membuahkan hasil. Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, Minggu (6/3/2022), mengunjungi Moskwa dan Berlin dalam rangka mengupayakan mediasi antara Rusia dan Barat. Namun, media Israel mengakui misi mediasi Bennett tidak membawa hasil seperti yang diharapkan.
Pertemuan antara Lavrov dan Menlu Ukraina Dmytro Kuleba pada Kamis (10/3/2022) di Antalya, Turki, juga gagal mencapai kesepakatan gencatan senjata di Ukraina.
Permintaan Ukraina
Utusan Khusus Presiden Ukraina, Bektum Rostam, Kamis (10/3/2022), langsung terbang ke Doha untuk menemui Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamd al-Thani. Menurut laman Al Jazeera, Rostam mendorong Sheikh Tamim agar Qatar ikut serta berusaha mengakhiri perang Ukraina.
Pada Jumat, 4 Maret lalu, Menlu Kuleba juga menelepon Menlu Qatar Sheikh Mohammed untuk menyampaikan permintaan agar Qatar ikut memberikan bantuan kemanusiaan dan menekan secara diplomasi kepada Rusia agar segera menghentikan agresi militernya ke Ukraina.
Sebelumnya, 28 Februari lalu, Qatar memberikan reaksi pertama atas invasi militer Rusia ke Ukraina. Doha menyerukan agar ditempuh jalur dialog dalam krisis Rusia-Ukraina. Sheikh Mohammed, melalui siaran televisi Al Jazeera saat itu, menyerukan pula agar semua pihak menghormati kedaulatan dan keselamatan wilayah Ukraina dengan perbatasan negara yang diakui internasional. Ia juga meminta agar ada prioritas terhadap perlindungan warga sipil, mengingat situasi kemanusiaan yang sulit di Ukraina di tengah eskalasi konflik.
Pada hari pertama invasi Rusia ke Ukraina, 24 Februari lalu, Emir Qatar Sheikh Tamim juga langsung mendapat telepon dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Saat itu Sheikh Tamim meminta Presiden Ukraina tersebut agar bisa menahan diri dan menyelesaikan perbedaan pendapat dengan menempuh jalan dialog dan diplomasi.
Seperti diketahui, Qatar selama ini dikenal cukup berhasil memainkan peran sebagai mediator dalam berbagai konflik di dunia. Qatar saat ini dinilai berhasil menjadi perantara antara AS dan Taliban dalam isu Afghanistan. Qatar juga aktif memainkan peran mediasi antara Iran dan AS dalam upaya mencapai kesepakatan nuklir baru di Vienna, Austria. Negara Arab Teluk itu
tampil pula sebagai mediator antara pemerintah transisi dan kelompok oposisi bersenjata di Chad, Afrika.
Menarik pula untuk digarisbawahi, Qatar saat ini pun tidak membekukan investasinya di Rusia yang mencapai 2,5 miliar dollar AS meski AS dan Barat telah menjatuhkan sanksi ekonomi atas Rusia menyusul invasi militer Rusia ke Ukraina. Qatar sampai saat ini memilih tidak ikut menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Rusia meski terjalin hubungan strategis antara Qatar dan AS.
Ini yang membuat Qatar kini bisa memainkan peran mediator antara Rusia dan Ukraina. Qatar bisa diterima Rusia akibat Qatar masih memainkan hubungan berimbang antara AS dan Rusia.