Timur Tengah Gelisah, Pasokan Gandum Terancam Konflik Ukraina-Rusia
Lebanon terpukul paling berat akibat perang Rusia-Ukraina karena cadangan gandumnya hanya cukup untuk sebulan ke depan. Maroko terpaksa menyubsidi harga roti yang mendadak naik.
Oleh
MUSTHAFA ABD RAHMAN, DARI KAIRO, MESIR
·3 menit baca
Serangan militer Rusia ke Ukraina yang memasuki hari kelima pada Senin (28/2/2022) mulai menggelisahkan negara-negara di kawasan Timur Tengah. Jarak antara kawasan Timur Tengah dan Ukraina cukup jauh, sekitar 3.000 kilometer. Akan tetapi, ketergantungan banyak negara di Timur Tengah atas pasokan gandum dari Rusia dan Ukraina membuat kawasan tersebut cukup dibuat panik oleh meletusnya perang Rusia-Ukraina itu.
Gandum adalah bahan utama roti yang menjadi makanan pokok di Timur Tengah. Rusia dan Ukraina merupakan penghasil 29 persen gandum dunia. Negara-negara di Timur Tengah, seperti Mesir, Lebanon, Irak, Turki, dan negara Maghribi (Tunisia, Aljazair, dan Maroko) diprediksi akan mengalami ancaman terkait pengadaan pangan jika perang Rusia-Ukraina berkepanjangan. Negara-negara tersebut sangat bergantung pada pasokan gandum dari kedua negara tersebut. Sementara mencari negara pengganti Rusia dan Ukraina untuk pasokan gandum ke Timur Tengah tidak mudah.
Lebanon merupakan negara Arab yang paling berat menghadapi dampak perang Rusia-Ukraina karena cadangan strategis gandum di negara itu hanya cukup untuk satu bulan ke depan. Menteri Ekonomi dan Perdagangan Lebanon Amin Salam, seperti dikutip harian Asharq Al Awsat, mengungkapkan, Lebanon selama ini mengimpor 60 persen kebutuhan gandumnya dari Ukraina.
Menurut Salam, Lebanon kini berkomunikasi dengan negara-negara produsen gandum lain, seperti Amerika Serikat, India, Perancis, dan negara Eropa lain untuk bisa mengekspor gandum ke Lebanon sebagai ganti dari Ukraina. Salam menambahkan, Lebanon sangat butuh pasokan gandum segera untuk mengamankan stok gandum hingga minimal tiga bulan ke depan.
Adapun Mesir dengan penduduk sekitar 102 juta jiwa merupakan negara Arab kedua yang terpukul akibat perang Rusia-Ukraina. Sebanyak 66 persen kebutuhan gandum Mesir dipasok dari Rusia dan 18 persen dari Ukraina. Impor Mesir atas gandum dari Rusia pada periode Juli 2020 hingga Juni 2021 sebanyak 8,96 juta ton dan dari Ukraina 2,45 juta ton dari total 13,6 juta ton impor Mesir atas gandum dari mancanegara.
Menurut pakar ekonomi dan konsultan pada Kementerian Pertanian Mesir, Saad Nassar, cadangan strategis gandum di Mesir cukup hingga Juni 2022. Mesir membidik Perancis sebagai pengganti utama Rusia dan Ukraina untuk sumber pasokan gandumnya. Juru bicara Kantor Perdana Menteri Mesir, Nadhir Saad, seperti dikutip stasiun televisi Al Jazeera mengungkapkan, Mesir kini sedang berkomunikasi dengan 14 negara, termasuk AS, Perancis, dan Kanada untuk menjadi sumber pasokan gandum ke Mesir sebagai pengganti Rusia dan Ukraina.
Di Tunis, Kementerian Pertanian Tunisia mengungkapkan, stok gandum di negara itu cukup hingga Mei. Tunisia mengimpor 80 persen kebutuhan gandumnya dari Rusia dan Ukraina. Direktur Urusan Logistik pada Kementerian Pertanian Tunisia Abdul Sattar al-Fahri mengungkapkan, Tunisia harus segera mencari negara pengganti Rusia dan Ukraina untuk sumber pasokan gandumnya karena ketergantungan Tunisia terhadap pasokan gandum dari kedua negara itu sangat besar. Dia menyebutkan, Tunisia tengah berkomunikasi dengan Argentina, Uruguay, Romania, dan Bulgaria untuk dapat memasok gandum ke Tunisia.
Subsidi harga
Pemerintah Maroko terpaksa menyubsidi harga roti yang mendadak naik menyusul pecahnya perang Rusia-Ukraina sejak 24 Februari lalu. Juru bicara Pemerintah Maroko, Mustapha Baitas, mengatakan, Maroko terdampak akibat perang Rusia-Ukraina dalam bentuk langsung naiknya harga makanan pokok seperti roti. Maroko selama ini juga dikenal sebagai pengimpor gandum dari Rusia dan Ukraina.
Kementerian Perdagangan Irak seperti dilansir harian Asharq Al Awsat mengklaim memiliki stok gandum yang cukup saat ini. Namun, jika perang Rusia-Ukraina berkepanjangan, terpaksa negaranya harus mencari sumber pasokan gandum di luar Rusia dan Ukraina untuk mencegah terjadi krisis pangan.
Turki yang hanya dipisahkan Laut Hitam dengan Rusia dan Ukraina juga bergantung pada dua negara yang sedang berperang tersebut atas pasokan gandumnya. Turki seperti dilansir kantor berita Anadolu mengimpor 66 persen kebutuhan gandumnya dari Rusia dan 18,5 persen dari Ukraina pada tahun 2021. Lumpuhnya pelabuhan Ukraina di Laut Hitam pasca-meletusnya perang Rusia-Ukraina dipastikan menghentikan ekspor gandum Ukraina ke Turki.