Kehidupan toleransi sudah tercipta pada era Islam berkuasa di Spanyol hingga sekarang. Upaya membangun poros Madrid-Jakarta tidak hanya bisa menolong sesama negara Muslim, tetapi juga negara lain di dunia.
Oleh
Musthafa Abd Rahman, dari Kairo, Mesir
·4 menit baca
Spanyol pernah di bawah kekuasaan kerajaan-kerajaan Islam (711-1492). Kota Cordoba menjadi ibu kota kerajaan-kerajaan Islam tersebut. Ketika kerajaan Islam itu ambruk, ibu kota pun dipindah dari Cordoba ke Toledo.
Kehidupan toleransi yang sudah tercipta pada era Islam berkuasa di Spanyol tetap dipertahankan ketika ibu kota dipindah. Maka, kota Toledo pun menjadi pusat dan lambang semangat kehidupan toleransi dan harmoni di Spanyol.
Setiap tahun, warga Toledo memiliki tradisi parade Corpus Christi yang berkisah tentang kehidupan toleransi beragama, khususnya antara Muslim, Katolik, dan Yahudi. ”Saya sengaja datang ke Toledo untuk mengetahui lebih jauh tentang kehidupan toleransi di kota tersebut," ujar Duta Besar RI untuk Spanyol dan Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO) Muhammad Najib dalam wawancara khusus dengan Kompas, Kamis (16/12/2021).
"Saya sengaja menemui komunitas Muslim sebagai kaum minoritas untuk mengetahui apakah kehidupan mereka mengalami diskriminasi atau dimarjinalkan. Apalagi, banyak berita bahwa islamofobia di Eropa sangat kuat. Ternyata setelah sampai di Toledo, saya langsung mendapatkan kesan bahwa tidak ada diskriminasi atau marjinalisasi terhadap kaum minoritas,” cerita Najib.
Ia telah datang pula ke kota Segovia dan mendatangi Masjid As-Salam di kota tersebut, kemudian bertanya kepada pengurus masjid itu tentang kehidupan mereka. Mereka juga menjawab, tidak ada perlakuan diskriminasi dan intoleransi dari pemerintah dan warga setempat.
Karena itu, lanjut Najib, sangat penting ada poros Madrid-Jakarta untuk mengembangkan semangat kehidupan toleransi dan moderasi beragama demi kebaikan bersama. ”Saya berpikir tentang Spanyol yang mayoritas Katolik, toleran, dan moderat dan Indonesia yang mayoritas Muslim, toleran, dan moderat bisa bergandengan tangan. Kemudian kita mengembangkannya untuk mengajak negara lain di dunia untuk bersama-sama mengembangkan narasi persahabatan, perdamaian, dan persatuan," ujar Najib.
"Potensi besar poros Madrid-Jakarta ini nantinya bermuara pada keuntungan ekonomi, politik, dan sosial-budaya,” lanjut Najib.
Menurut dia, upaya membangun poros Madrid-Jakarta tidak hanya bisa menolong sesama negara Muslim, tetapi juga negara lain. ”Karena itu, saya sangat percaya diri untuk melontarkan ide mengembangkan dialog antar-agama. Kita tidak mungkin terus berdiam diri, sedangkan mereka yang minoritas ekstrem terus mendominasi narasi yang hanya membawa perpecahan,” katanya.
Dunia, lanjut dia, sangat memerlukan tangan Indonesia. ”Saya punya banyak teman di luar negeri dan mereka mendorong agar Indonesia memimpin dan tidak membiarkan dunia Islam diwakili dunia Arab saja. Maka, hubungan Indonesia-Spanyol menjadi sangat penting dalam situasi seperti saat ini,” kata Najib.
Ekonomi
Selain isu toleransi, Najib juga menyinggung isu hubungan bilateral Indonesia-Spanyol. Ia mengungkapkan, Presiden Joko Widodo telah memberi amanat bahwa prioritas hubungan kedua negara adalah ekonomi. ”Saya sebagai duta besar akan bergerak dalam koridor ini. Adapun isu politik, sosial-budaya, olahraga, dan lain-lain sebagai variabel penopang,” katanya.
Dijelaskan, ada tiga pilar dalam diplomasi ekonomi Indonesia di Spanyol, yaitu perdagangan, investasi, dan pariwisata. Ekspor utama Indonesia selama ini adalah kelapa sawit yang mencapai 48 persen dari keseluruhan ekspor Indonesia ke Spanyol. Indonesia ke depan membidik pengembangan kerja sama dengan Spanyol dalam isu energi terbarukan, ekonomi kreatif, otomotif, mode, dan tekstil.
Dalam catatan KBRI Madrid, ekspor nonmigas Indonesia ke Spanyol pada periode Januari-Oktober 2021 tercatat sebesar 1,93 milyar dollar AS dan impor nonmigas sebesar 428,15 juta dollar AS. Neraca Perdagangan nonmigas Indonesia-Spanyol adalah surplus dipihak Indonesia sebanyak 1,50 miliar dollar AS.
Adapun Spanyol merupakan investor terbesar ke-11 di Indonesia dengan nilai investasi sebesar 86,87 juta dollar AS untuk periode 2016 – 2021. Spanyol menanamkan investasi atas sekitar 884 proyek di Indonesia dengan membuka lapangan kerja bagi 3.670 orang Indonesia. Sebanyak 76 perusahaan Spanyol beroperasi di Indonesia, seperti Zara, Mango, Repsol dan lain-lain.
Langkah konkret yang dilakukan KBRI Madrid dalam menarik minat investor Spanyol, di antaranya, dengan memberikan informasi mengenai proyek-proyek investasi yang terbuka bagi investor asing. Selain itu, KBRI Spanyol juga bekerja sama dengan Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) London mengadakan pertemuan teknis awal menjembatani kalangan investor yang tertarik dengan pemilik proyek investasi di Indonesia.
Terkait pariwisata, ada upaya terus meningkatkan jumlah wisatawan Spanyol ke Indonesia meskipun pada masa pandemi seperti ini, di antaranya partisipasi pada ajang pameran pariwisata yang populer di Spanyol, yaitu Feria Internacional de Turismo (Fitur) di Madrid pada awal tahun 2020 serta B-Travel pada Juni 2021 di Barcelona.