Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengapresiasi kerja sama Indonesia-AS. Kedua negara sepakat memperkuat kerja sama.
Oleh
B Josie Susilo Hardianto
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kerja sama ekonomi, isu kawasan, serta konsistensi pada pengembangan nilai-nilai demokrasi menjadi perhatian Indonesia dan Amerika Serikat. Isu-isu itu menjadi materi yang dibahas dalam pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dan mitranya, Menlu AS Antony Blinken. Pertemuan bilateral itu digelar di Gedung Pancasila, Jakarta, Selasa (14/12/2021).
Dalam jumpa pers bersama yang digelar di Ruang Bendera, Retno mengapresiasi bantuan AS kepada Indonesia selama masa pandemi ini. Melalui mekanisme Covax, Indonesia mendapatkan bantuan vaksin sebanyak 25,4 juta dosis. ”Termasuk penambahan 7 juta dosis yang baru tiba kemarin,” kata Retno.
Ia berharap pada masa mendatang kedua negara dapat mengembangkan kerja sama pengembangan vaksin dengan basis mRNA.
Selain isu kesehatan, Retno juga mengapresiasi kerja sama ekonomi kedua negara yang mencatatkan peningkatan. Dalam jumpa pers itu, Retno mengungkapkan, angka perdagangan kedua negara pada periode Januari-Oktober 2021 mencapai 29,6 miliar dollar AS. Menurut Retno, apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020, angka perdagangan itu mengalami kenaikan 33,9 persen.
”Tahun 2020, investasi AS di Indonesia mencapai 749,7 juta dollar AS. Pada periode Januari-September 2021 sudah mencapai 1,3 miliar dollar AS yang berarti meningkat 73 persen walaupun masih dalam hitungan 9 bulan,” kata Retno.
Capaian itu menunjukkan bahwa kedua negara memiliki komitmen kuat pada upaya peningkatan kerja sama ekonomi. Retno mengatakan, kesempatan investasi di Indonesia terbuka lebar, baik di bidang kesehatan, ekonomi digital, maupun transisi energi. Di sisi lain, ia berharap AS tetap memberikan fasilitas penurunan tarif bea masuk yang diberikan Washington kepada negara-negara berkembang.
Bagi Indonesia, AS adalah mitra strategis. Kerja sama konkret yang dibangun, menurut Retno, dilandasi sikap saling menghormati dan menguntungkan. Ada banyak nilai yang dapat dibagikan bersama oleh kedua negara yang diyakini dapat memperkuat kemitraan strategis itu.
Demokrasi
Salah satu nilai bersama yang bisa dibagikan itu adalah demokrasi. ”Saya mengapresiasi partisipasi Secretary Blinken pada Bali Democracy Forum 9 Desember kemarin. Presiden Indonesia juga diundang dalam Summit for Democracy yang dituanrumahi Presiden Biden,” kata Retno.
Sebelum menggelar jumpa pers bersama, Retno dan Blinken menandatangani perpanjangan nota kesepahaman tentang Kerja Sama Maritim. Nota kesepahaman itu akan berlaku hingga tahun 2026.
Nota kesepahaman itu, antara lain, mencakup kerja sama keamanan maritim, sumber daya kelautan, konservasi dan pengelolaan perikanan, serta keselamatan dan navigasi maritim. Sementara itu, terkait dengan kerja sama di bidang keamanan, kedua negara sepakat membentuk mekanisme dialog two plus two antara Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan.
Pertemuan bilateral antara Retno dan Blinken itu merupakan pertemuan yang kedua kali dalam satu tahun ini. Dalam forum lain, dengan presidensi Indonesia di G-20 dan posisi Indonesia sebagai koordinator ASEAN-US Dialogue, Retno mengatakan, intensitas komunikasi kedua belah pihak akan semakin meningkat.
Produktif
Sebagaimana Retno, Blinken mengapresiasi kerja sama kedua negara. Ia mengatakan, semua pertemuan yang diikutinya selama kunjungan di Indonesia berlangsung dalam suasana positif dan produktif. ”Presiden Biden meminta saya menindaklanjutinya,” kata Blinken.
Kuatnya relasi kedua negara, menurut Blinken, berdampak luas tidak hanya pada kawasan, tetapi juga global. AS juga melihat kepemimpinan Indonesia, baik di kawasan maupun global. Oleh karena itu, AS, menurut dia, memiliki komitmen kuat untuk membangun kemitraan strategis dengan Indonesia.
Merujuk pada nota kesepahaman tentang Kerja Sama Maritim, Blinken mengatakan, tema-tema yang tercakup dalam kerja sama itu sangat penting. Terkait dengan isu yang saat ini mengemuka, seperti perubahan iklim dan keamanan navigasi, kerja sama kemaritiman menjadi kian vital.
Selain nota kesepahaman dalam isu kemaritiman, dalam pertemuan itu juga ditandatangani dua nota kesepahaman lainnya, yaitu nota kesepahaman antara Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia dengan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat tentang Kerja Sama di Bidang Pendidikan. Nota kesepahaman itu ditandatangani Blinken dan Menteri Pendidikan Nasional Nadiem Makarim.
Kerja sama di bidang pendidikan itu diharapkan makin menguatkan kerja sama di antara warga kedua negara. Blinken menyebutkan, pada 2009, lembaga bantuan yang dikelola Pemerintah AS menggerakkan sejumlah program, termasuk mengirim banyak sukarelawan ke pelosok-pelosok Nusantara untuk mengajar.
Nota kesepahaman lain, yang juga ditandatangani Blinken dan Retno, adalah nota kesepahaman kerja sama antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat tentang Program Peace Corps di Indonesia.