Krisis di Timur Tengah tampaknya menghitung mundur. Jika perundingan nuklir di Vienna, Austria, pada pekan kedua Desember ini, gagal mencapai kesepakatan, perang Israel-Iran menjadi opsi yang akan semakin terbuka.
Oleh
Musthafa Abd Rahman
·3 menit baca
Direktur Dinas Intelijen Luar Negeri Israel (Mossad) David Barnea dan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mulai Kamis (9/12/2021) berada di Washington DC untuk melakukan serangkaian pertemuan dengan sejumlah pejabat tinggi Amerika Serikat. Mereka adalah Menteri Luar Negeri Antony Blinken, Menteri Pertahanan Lloyd Austin, dan Direktur Badan Pusat Intelijen AS (CIA) William Burns. Topik pembicaraannya seputar nuklir Iran.
Laman harian Yedioth Ahronot pada Rabu (8/12/2021) melansir, Barnea dan Gantz membawa konsep semi-matang ke Washington DC tentang opsi militer yang disebut ”rencana B” untuk menghancurkan semua instalasi nuklir Iran. Skenario ini disiapkan jika perundingan nuklir Iran di Vienna, Austria, akhir pekan ini, gagal mencapai kesepakatan baru.
Setelah terhenti lima bulan, negosiasi nuklir Iran dilanjutkan mulai akhir November 2021. Hadir diplomat dari Inggris, Perancis, Jerman, China, Rusia, dan Iran. Delegasi AS hadir di lobi hotel untuk mengikuti perkembangan perundingan. Negosiasi putaran ke-7 selama lima hari yang berakhir Jumat (3/12/2021) itu membersitkan pesimisme.
Iran dalam perundingan itu muncul dengan dua proposal baru yang dianggap para diplomat Barat sebagai langkah mundur dan memuat aspirasi di luar wilayah kesepakatan. Setiap delegasi selanjutnya mengomunikasikan hasil perundingan kepada pemerintahan masing-masing sebelum kembali ke meja perundingan mulai Kamis (9/12/2021).
Rencana B yang disiapkan Israel terbagi dua, yaitu operasi intelijen dan operasi militer terbuka. Operasi intelijen, sebagaimana sudah sering dilakukan Mossad selama ini, dilancarkan terlebih dahulu. Operasi militer terbuka baru bisa dilancarkan jika segala persiapan mesin militer sudah dianggap memadai.
Israel menyatakan sudah lebih siap melancarkan operasi intelijen yang akan dilakukan para agen Mossad di Iran. Negara itu memiliki sejumlah pengalaman sukses dalam serangan intelijen atas instalasi nuklir Iran.
Salah satunya, menurut laporan harian Israel, The Jewish Chronicle, edisi Jumat (3/12/2021), adalah saat Mossad berhasil merekrut 10 ilmuwan nuklir Iran untuk menghancurkan mesin sentrifugal instalasi nuklir Iran di Natanz, April 2021. Rekrutmen para ilmuwan itu tidak atas nama Mossad, tetapi kelompok oposisi Iran di luar negeri. Dengan demikian, para ilmuwan Iran tak sadar kalau menjalankan operasi Mossad.
Operasi intelijen itu, masih menurut The Jewish Chronicle, berhasil meledakkan bom di instalasi nuklir di Natanz. Akibatnya, 90 persen mesin sentrifugal hancur sehingga tidak bisa beroperasi selama beberapa bulan.
Sementara untuk persiapan operasi militer Israel, harian Asharq Al-Awsat, Kamis, mengungkapkan, Benny Gantz membawa daftar belanja persenjataan canggih ke Washington DC. Dalam daftar itu terdapat bom pintar penembus bungker bawah tanah dan di pegunungan. Semua instalasi nuklir Iran tersembunyi di bawah tanah dan di pegunungan.
Israel juga meminta pasokan suku cadang untuk memperkuat armada sistem anti-serangan rudal, yakni Iron Dome dan Arrow 3, guna menghadapi serangan rudal Iran, Hezbollah, dan Hamas.
Kantor berita Iran, Fars, Minggu (5/12/2021), memberitakan, Iran mulai latihan mengoperasikan sistem anti-serangan udara di Natanz untuk menghadapi serangan udara musuh. Natanz adalah fasilitas pengayaan nuklir utama Iran.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Iran, Jenderal Amir Tarikhani, menyatakan, pemerintah dan militer Iran akan terus mengevaluasi sistem pertahanan yang ada di sekitar kawasan itu. Latihan yang terjadi pada Sabtu (4/12/2021) malam telah dipikirkan secara matang pelaksanaannya, termasuk aspek keamanan sipil dan militer. ”Latihan semacam itu dilakukan di lingkungan yang benar-benar aman dan dalam koordinasi penuh jaringan pertahanan,” katanya.
Dikutip dari laman Nuclear Threat Initiative, fasilitas di Natanz terdiri atas tiga bangunan di bawah tanah dengan dua bangunan difungsikan untuk menampung sekitar 50.000 sentrifugal untuk proses pengayaan uranium. Ada pula enam bangunan di atasnya sebagai lokasi perakitan mesin sentrifugal sebelum dikirim ke fasilitas di bawah tanah.