Berbagai jurus dikerahkan semaksimal mungkin demi bisa menggaet investor ke Indonesia. Pengunjung diperkirakan akan membeludak pada Desember-Februari nanti saat cuaca di Dubai sejuk.
Oleh
Musthafa Abd Rahman, dari Kairo, Mesir
·4 menit baca
Skala penyelenggaraan pameran ekonomi Dubai Expo di Dubai, Uni Emirat Arab, terbilang yang terbesar dalam beberapa dekade terakhir. Tak pelak lagi, ajang ini menjadi arena berburu transaksi bisnis dan investasi sebanyak mungkin bagi negara-negara peserta.
Demikian pula Indonesia. Berbagai jurus dikerahkan semaksimal mungkin demi bisa menggaet investor ke Indonesia dan mendapatkan transaksi bisnis dengan sebanyak mungkin negara atau perusahaan.
Dubai Expo digelar selama 6 bulan sejak Oktober 2021 hingga Maret 2022. Jutaan orang diharapkan mengunjungi perhelatan yang digelar di tengah pandemi Covid-19.
Duta Besar Indonesia untuk Uni Emirat Arab (UEA) Husin Bagis, Selasa (23/22/2021), menyampaikan optimisme Indonesia bisa mencapai target di Dubai Expo. Kedutaan Besar RI di Abu Dhabi secara intensif turut mempromosikan potensi investasi di berbagai proyek di Indonesia kepada para duta besar, terutama dari negara-negara anggota Kelompok 20 (G-20) dan Dewan Kerja Sama Teluk (GCC). ”Pengunjung dari Uni Emirat Arab dan mancanegara akan semakin membeludak pada Desember, Januari, dan Februari nanti karena cuaca di Dubai sejuk pada saat itu,” kata Husin.
Dengan beragam cara, KBRI Abu Dhabi terus melobi berbagai perusahaan potensial di UEA untuk mengunjungi Paviliun Indonesia di Dubai Expo. Harapannya, mereka bersedia menanamkan investasi di Indonesia. Paviliun Indonesia berupa miniatur Tanah Air, menempati lahan seluas 1.860 meter persegi.
Peluang
Saat meninjau Paviliun Indonesia pada 4 November lalu, Presiden Joko Widodo memperkenalkan Indonesia sebagai surga pariwisata. Presiden menyebut sejumlah destinasi pariwisata, seperti Bali, Danau Toba, Mandalika, Labuan Bajo, dan Candi Borobudur.
Presiden menjelaskan, saat ini makin banyak peluang untuk bekerja sama dan berkontribusi nyata bagi kemajuan dunia. Presiden mengajak untuk mempererat kerja sama, solidaritas, dan persahabatan seluruh bangsa. Dalam pidatonya, Presiden menyebut Indonesia sebagai The Land of Majesty yang kaya akan alam dan budaya, The Land of Opportunity yang terus membuka peluang dan kesempatan baru, dan The Land of Innovation yang terus berinovasi untuk generasi mendatang (Kompas.id, 5/11/2021).
Di Paviliun Indonesia terdapat banyak kementerian dan pemerintah daerah yang mempromosikan proyek potensial masing-masing kepada pengunjung, perwakilan negara atau perusahaan asing, dan publik UEA. Di antaranya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Provinsi Aceh, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Di Dubai Expo, Kementerian PUPR menawarkan enam proyek berupa Jalan Tol Semanan-Balaraja (32,72 kilometer), Kamal-Teluk Naga-Rajeg (28,6 km), Sentul Selatan-Karawang Barat (61,5 km), dan Bogor-Serpong via Parung (31,1 km). Proyek lain berupa pemeliharaan Bendungan Bintang Bano dan pembangkit listrik tenaga minihidro. Total nilai investasi mencapai 5,96 miliar dollar AS.
Menurut siaran pers yang dirilis Kementerian PUPR, Indonesia memerlukan anggaran 430 miliar dollar AS untuk berbagai proyek infrastruktur. Dari kebutuhan itu, hanya 30 persen anggaran yang bisa dicakup APBN. Untuk menutupi kekurangan 70 persen, Indonesia melalui Dubai Expo membuka peluang kepada negara dan perusahaan asing untuk menanamkan investasi di sektor infrastruktur.
Kementerian Perekonomian menggelar forum bisnis yang fokus untuk memperkenalkan potensi investasi di kawasan ekonomi khusus (KEK). Hingga tahun 2021, telah ditetapkan 19 KEK di seluruh Indonesia yang bergerak di sektor industri manufaktur, pariwisata, dan ekonomi kreatif.
KEK untuk industri manufaktur antara lain di Sei Mangkei, Gresik, Kendal, Palu, Arun Lhokseumawe, Galang Batang, Maloy Batuta Trans-Kalimantan, Tanjung Api-Api, Bitung, dan Sorong. Sementara KEK pariwisata di antaranya Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Morotai, Likupang, LIDO, dan Mandalika. Pergelaran olahraga berskala dunia, yakni Indonesia First World Super Bike dan MotoGP, diselenggarakan di KEK Mandalika.
Pemerintah Aceh menawarkan 10 proyek investasi, di antaranya pengembangan pariwisata di Pulau Banyak, Aceh Singkil. Sasarannya pelaku usaha di bidang pariwisata dan perhotelan. Sementara KKP mempromosikan produk premium boga bahari (seafood), produk kosmetik berbasis rumput laut, kerajian dari kerang, dan produk UMKM lainnya.
Dubai Expo memang baru berjalan hampir dua bulan. Masih ada kesempatan empat bulan lagi bagi kementerian, pemerintah daerah, dan perusahaan untuk hadir dan mempromosikan proyek atau produk potensialnya.