”Expo 2020 Dubai” Menjadi Momen Etalase Indonesia di Mata Dunia
Indonesia bersama dengan 191 negara lainnya ikut serta dalam Expo 2020 Dubai selama 1 Oktober 2021 sampai 31 Maret 2022. Ini menjadi kesempatan memperkenalkan Indonesia lebih luas kepada dunia.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Indonesia memanfaatkan ajang pameran internasional Expo 2020 Dubai sebagai momen untuk menciptakan etalase Indonesia di mata dunia. Keikutsertaan Indonesia di antara 191 negara lainnya di ajang yang berlangsung 1 Oktober 2021 hingga 31 Maret 2022 itu menjadi kesempatan untuk memperkenalkan serta meningkatkan perdagangan, investasi, dan pariwisata Indonesia kepada dunia.
Demikian yang mengemuka dalam webinar ”Expo 2020 Dubai: Etalase Indonesia di Kancah Dunia”, Kamis (7/10/2021). Hadir sebagai pembicara Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, Staf Ahli Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal Kementerian Investasi Heldi Satria Putra, dan Deputi Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nia Niscaya.
Jerry menjelaskan, pada Expo 2020 Dubai, Pemerintah Indonesia membuat Paviliun Indonesia seluas 2.000 meter persegi. Di dalamnya terdapat pameran produk kerajinan Indonesia, produk ekspor unggulan, serta produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) eksportir Indonesia. Selain itu juga diputar video soal pariwisata dan keanekaragaman Indonesia.
Ia menambahkan, tata letak dan desain dibuat semenarik mungkin serta menampilkan karakter Indonesia yang majemuk dan beragam. ”Ini menjadi momentum untuk memamerkan dan menjadi etalase Indonesia di mata dunia,” ujar Jerry.
Pada Expo 2020 Dubai, Pemerintah Indonesia membuat Paviliun Indonesia seluas 2.000 meter persegi. Di dalamnya terdapat pameran produk kerajinan Indonesia, produk ekspor unggulan, serta produk usaha mikro, kecil, dan menengah eksportir Indonesia.
Sejak pembukaan pameran pada 1 Oktober hingga 5 Oktober, Paviliun Indonesia sudah dikunjungi sekitar 11.000 orang. Jumlah ini diyakini akan terus bertambah seiring dengan penyelenggaraan pameran yang masih berlangsung hingga 6 bulan ke depan.
”Keberadaan Indonesia di sini adalah untuk meningkatkan perdagangan, investasi, dan pariwisata Indonesia,” kata Jerry.
Nia menambahkan, dalam pameran ini, pihaknya akan fokus mempromosikan lima destinasi wisata superprioritas, yakni Danau Toba di Sumatera Utara, Candi Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB), Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT), serta Likupang di Sulawesi Utara.
Tak hanya itu, pihaknya juga mempromosikan 10 destinasi wisata prioritas. Adapun 10 lokasi itu adalah Danau Toba, Candi Borobudur, Labuan Bajo, Morotai di Maluku Utara, Mandalika, Tanjung Kelayang di Bangka Belitung, Gunung Bromo, Tengger, Semeru di Jawa Timur, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Rajampat di Papua Barat, dan Likupang.
Menurut Nia, pemerintah tetap mempromosikan Bali sebagai destinasi wisata utama sebab sekitar 40 persen wisatawan mancanegara di Indonesia singgah ke Bali. ”Bali tetap menjadi magnet utama. Namun, kami juga tawarkan destinasi wisata lainnya itu sehingga waktu kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia ini semakin lama dan destinasinya makin beragam,” ucap Nia.
Pemerintah tetap mempromosikan Bali sebagai destinasi wisata utama sebab sekitar 40 persen wisatawan mancanegara di Indonesia singgah ke Bali.
Selain itu, pihaknya juga berencana mengeluarkan program Indonesia Spice Up The World. Bekerja sama dengan Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (Gapmmi), melalui program ini, pihaknya ingin memperluas peredaran rempah-rempah Indonesia di perdagangan internasional. Salah satu target pasarnya adalah restoran masakan Indonesia di luar negeri yang membutuhkan bahan baku rempah-rempah.
”Ini merupakan proyek jangka panjang dengan target ekspor bumbu rempah-rempah sebesar 2 miliar dollar AS di 4.000 restoran masakan Indonesia di dunia pada 2022,” kata Nia.
Dari sisi investasi, Pemerintah Indonesia juga berencana memperkenalkan potensi investasi di Indonesia. Heldi menjelaskan, dalam berbagai forum bisnis, Pemerintah Indonesia bisa menawarkan kepada investor soal potensi berinvestasi di Indonesia.