"Main Mata" dengan Taiwan, Lituania Diturunkan Level Hubungan Bilateralnya oleh China
China menurunkan level hubungan bilateralnya dengan Lituania. China marah karena Lituania membuka hubungan diplomatik dengan Taiwan.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
BEIJING, MINGGU – China menurunkan derajat hubungan bilateralnya dengan Lituania, dari diplomatik ke kuasa usaha. Kebijakan ini diambil China karena marah kepada Lituania yang secara tidak langsung mengakui Taiwan sebagai negara merdeka dengan mengizinkan pembukaan kedutaan besar Taipei di Vilnius, ibukota Lituania. Sejauh ini, protes Beijing tersebut tak digubris Lituania.
Penurunan derajat hubungan tersebut dilakukan China pada Minggu (21/11/2021) atau tiga hari setelah Otoritas Taiwan mengumumkan membuka Kantor Perwakilan Taiwan di Vilnius. “Mulai saat ini, hubungan China dengan Lituania bersifat kuasa usaha (charge d’affaires).” Demikian bunyi pernyataan singkat dari Kementerian Luar Negeri China.
Kuasa usaha berada pada peringkat ketiga hubungan bilateral, seperti yang diatur dalam Konvensi Vienna Mengenai Hubungan Diplomasi. Hubungan taraf pertama atau yang tertinggi diampu oleh duta besar dan berikutnya adalah utusan khusus atau konsulat. Jenis hubungan paling rendah ialah kuasa usaha yang sebatas urusan ekonomi.
Pada Agustus lalu, Lituania mengizinkan dibukanya Kantor Perwakilan Pemerintah Taiwan di Vilnius. Selama ini, di bawah perjanjian Satu China, Taiwan hanya boleh membuka kantor perdagangan di luar negeri. Akibatnya, beberapa hari kemudian, Beijing menarik duta besar mereka dari Vilnius.
Sebelumnya, pada Mei, Lituania keluar dari pakta kerja sama ekonomi antara China dan 17 negara di Eropa Timur. Bahkan, para pengusaha Lituania lebih mengharapkan investasi dari Taiwan daripada China. Alasannya karena Taiwan menanamkan modal di sektor-sektor padat karya maupun sektor yang membuka lapangan kerja baru. Sementara meskipun nilai investasi dari China delapan kali lebih besar, tetapi efek penciptaan lapangan kerjanya lebih kecil. Lituania juga membuka kedutaan besar di Taipei.
“Ini adalah tindakan yang tidak menghormati kedaulatan dan kesatuan China sebagai negara. Kami berharap Lituania segera menyadari kekeliruannya dan tidak meremehkan keteguhan tekad rakyat China membela integritasnya. Perbuatan Lituania merupakan preseden buruk dalam hubungan internasional,” kata pernyataan Kementerian Luar Negeri China.
Sejauh ini, terdapat 15 negara yang secara resmi mengakui Taiwan sebagai negara merdeka, yaitu Tahta Suci Vatikan, Guatemala, Haiti, Honduras, Paraguay, Nikaragua, Belize, Saint Lucia, Saint Vincent dan Grenadines, Kepulauan Marshall, Saint Kitts dan Nevis, Palau, Tuvalu, Nauru, dan Belize.
Sementara itu, Kemlu Lituania mengeluarkan pernyataan yang menyayangkan sikap China. Menurut mereka, adalah hak Lituania membangun diplomasi dengan semua negara dan wilayah. Kontak erat dengan Taiwan sangat menguntngkan bagi perekonomian Lituania. Meskipun demikian, pernyataan tersebut mengatakan bahwa Lituania tetap berkomitmen menjunjung prinsip Satu China.
Lituania walaupun tidak pernah secara langsung menyatakan Taiwan sebagai negara merdeka, tidak sendirian mendukung Taiwan. Bulan lalu, Parlemen Eropa yang dipimpin oleh Raphael Glucksmann berkunjung ke Taipei. Mereka menyatakan dukungan terhadap demokrasi Taiwan.
Lituania juga didukung oleh Amerika Serikat (AS). Selasa ini, Menteri Luar Negeri Lituania, Gabrielius Landsbergis, akan pergi ke Washington guna menemui Wakil Menteri Pertumbuhan Ekonomi, Energi, dan Lingkungan AS Jose Fernandez. Keduanya akan membahas ekspor Lituania dan pengembangan berbagai proyek secara bilateral. Perjanjian ekspor dengan AS itu senilai 600 juta dollar AS. Di samping itu, AS juga mengatakan akan mendukung Lituania apabila terus ditekan oleh China. (Reuters/AP/DNE)